Chereads / MR. WILLIEM / Chapter 14 - Aksi

Chapter 14 - Aksi

Aksi

Seorang menginstruksikan dari kejauhan, dimana terdapat musuh yang akan menyerang dan dimana pertahanan yang bagus untuk menyerang, entah dari arah kiri, kanan, belakang, ataupun depan agar musuh dengan mudah terkalahkan.

"Serang arah kiri!.. hati-hati dengan belakang." Pendengaran dari earphone kecil terpasang di daun telinga yang terhubung langsung dengan bluetooth. Bisa mereka gunakan untuk saling memberi instruksi saat ini.

Bughh!! Bughh!! Bughh!!

Dor!! Dor!!

Tembakan pukulan dan aksi bela diri menjadi satu di lokasi terbengkalai sebuah tempat dengan banyaknya gedung-gedung yang sudah tidak beroprasi namun terdapat lapangan yang luas. Perlawanan antara gengster anggota Margeyunga dan gengster anggota musuh yang diketuai oleh ketua Jacson.

Kegagalan yang dirasakan gengster Margeyunga akan penyeludupan yang digagalkan membuat ketua Margeyunga marah dan terjadilah peperangan.

Mereka beradu menjadi satu darah tumpah nyawa melayang hanya untuk balas dendam, kecemburuan, dan merebutkan tahta mencoba berbagi cara agar bisa menjadi yang pertama walaupun darah taruhannya.

Williem dan Ray berserta Xander serta orang kepercayaan mereka melihat dari arah kejauhan, melihat bagaimana mereka saling menembak satu sama lain darah berceceran dimana-mana satu per satu nyawa hilang.

"Mungkin dengan boom akan lebih mudah? Mereka akan hancur bersamaan, bukan?." Saran Williem melihat banyaknya musuh yang sedang berkelahi, menurutnya akan lebih mudah jika bom di layangkan.

"Tidak saat ini, bom bisa membuat musuh lebih ganas, aku yakin mereka ada yang bersembunyi di berbagai gedung. Kita akan bermain dengan strategi dulu!." Jelas Xander.

Mengamati pergerakan gangster Jacson, Xander memerintah Williem dan Ray untuk turun tangan.

"Kau bisa turun jangan gunakan bom dulu pakai saja pistol pemberian ku!." Perintah Xander.

Williem mengendap-endap mencari tempat yang bagus untuk bersembunyi, setelah menemukan tempat yang cocok dengan minim penerangan namun dengan mata elangnya Williem mampu melihat dengan jelas dan terdapat pohon besar yang mampu menutupi tubuhnya.

Dor!!

Satu tembakan melayang tepat di dada musuh yang mana musuh langsung hilang nyawa.

Dor!! Dor!! Dor!! Kembali menembakkan banyak peluru, musuh tumbang di tempat.

"William hati-hati belakang. Ray samping kiri mu!!."

"Aku sudah bilang jangan gunakan bom itu!!. Intruksi Xander terdengar marah sesat melihat William akan mengunakan bahan peledak.

Dor!!. Kembali tepat sasaran seorang musuh yang akan menikam William dari belakang, mengunakan intruksi ayahnya dan istingnya Williem dapat dengan mudah menebak mereka dari yang sekitar maupun keadaan musuh jauh.

"Apakah saya bisa turun tuan, sepertinya tuan muda Williem dan tuan muda Ray butuh bantuan?." Mencoba bertanya kepada Xander, ajudan kepercayaan Xander yang bernama Aldef merasa ingin turun tangan karena melihat Williem dan Ray yang sepertinya memang butuh bantuan.

"Tidak usah, seharusnya mereka bisa, ini hanya kecil untuk mereka! Dan jangan meragukan mereka!." Tolak Xander.

"Maaf tuan." Mohon Aldef.

Dor!! Dor!! Dor!! Dor!!

Williem menembak mereka namun bukan di bagian dada atau kepala melainkan tangannya agar pistol yang mereka bawa jatuh dan sulit untuk di ambil kembali.

Dari sekian banyak mereka tidak semua mengunakan pistol hanya beberapa orang dan itu sebagian sudah terkepar di tanah karena ulah Williem.

Melihat situasi terasa aman Williem mendekati mereka mengambil pisau kesayangannya dari saku celana. Berlari menuju arah kerumunan menekan dan menusuk mereka satu persatu dengan pisaunya tepat pada perut mereka.

Mencoba berputar dengan cepat, menggenggam pisaunya sejajar dengan bahu pundaknya, Williem kembali menekan pisau dan mengarahkan pisau tepat leher musuh yang mana langsung terkena nadi urat leher mereka.

Pistol yang tadi digunakan Williem sudah habis pelurunya, dirinya sekarang hanya mengandalkan pisau tajamnya.

"Hai.! Lihat ada bos mu dibelakang mu!." Titah Williem mengelabui musuh, dan dengan percayanya musuh melihat kearah belakang.

Tanpa basa-basi Williem menusuk serta mengobrak-abrik punggung musuh yang mana isi dalam punggung musuh keluar karena tusukan Williem yang terus menusuk yang menyebabkan robekan besar pada punggungnya.

"Dasar bodoh!!" Umpatan Williem.

Sesaat musuh tumbang.

Berdiri diam Williem kembali mengunakan istingnya, melirik sekilas berbagai arah Williem melemparkan pisaunya mengenai musuh dan kembali tepat sasaran.

Musuh sudah hampir tumbang semua, hanya beberapa orang yang setia berkelahi untuk tetap setia kepada bos dan gangsternya.

"Saatnya untuk bom, boy. Ray ajak pengawal pergilah ke tempat aman, Williem cobalah untuk mengunakan bahan itu!." Intruksi Xander.

Melirik satu sama lain Ray dan Williem menganggukkan kepala. "Ikut gue!." Teriak Ray.

Pengawal yang sudah paham dengan teriakan Ray lari menuju tempat aman yang di maksudkan Ray.

Para musuh dibuat bingung dengan tiba-tibanya musuh mereka berlari. Mereka berfikir apakah musuh menyerah. Namun secara bersamaan suara Williem terdengar.

Williem yang sudah siap dengan dirinya yang sudah berada ditempat aman serta melihat anggota mereka juga sudah aman memberi intruksi kepada musuh.

"woyyy…Ingatlah kesini!!." Teriak Williem.

Musuh yang kebingungan menoleh kesana kesini mencari sumber suara yang ternyata saat suara di temukan.

Williem melemparkan bom dengan kencang yang langsung mengenai tempat mereka berkelahi saat ini, musuh yang tidak mengerti hanya berteriak kaget dan melindungi diri sendiri membungkukkan badan serta tiarap karena dengan tiba-tibanya terdapat bom yang menuju mereka.

Mboooommm!!

Guncangan bom yang membuat tanah sedikit bergetar serta musuh yang sudah musnah dalam sekejap hanya dengan bom peledak yang Williem lemparkan.

Darah berceceran tulang-tulang serta tubuh mereka yang sudah tidak berbentuk menjadi satu di tempat ini semua musuh sudah musnah tidak ada yang masih bernafas semuanya hancur dengan bom Williem.

"Good job!." Tos Williem dan Ray.

Dor!!.Kembali menembakkan peluru.Williem mengambil pistol Ray yang berada pada tangan Ray mengarahkan ke tempat yang gelap dan tidak terjangkau dan benar kembali insting Williem dirinya menembak seseorang dengan tepat pada musuh yang masih hidup, ternyata masih belum terselesaikan.

Namun belum juga Williem kembali melanjutkan tembakan peluru dirinya dan Ray yang menjadi sasaran musuh. Williem mencoba kembali menembakkan peluru namun peluru pada pistol Ray juga habis.

Sial!!.

Dor!! Dor!. "Tepat sasaran!."

Tembakan yang tepat mengenai bahu Ray dan Williem, seseorang keluar dari tempat persembunyiannya dengan memegang bahu atas yang tadi sempat tertembak Williem, dirinya yang dari tadi memperhatikan mereka saat melawan anggota mereka mencoba bersembunyi agar mudah mengalahkan musuhnya namun sayangnya anggotanya lebih dulu terkena bom peledak.

"Agrhh.. !" Rintihan Ray.

"Is that all you got?." Remehan dari seorang musuh yang tadi menembak Ray dan Williem.

Williem menatap jengah musuh, memutar bola matanya malas mengangkat lengan tangan kiri ke atas menghitung mengunakan jarinya dari satu sampai tiga. Membuat musuh bersiaga memegang pistolnya mengarah Ray dan Williem.

Williem tersenyum menyeramkan memulai menghitung "one.. two… three..!!"

Dor!!. Dor!!. kembali menembak dengan pelakunya Xander dirinya menembak tepat di kepala musuh dan juga jantung , yang mana peluru menembus dari kepala belakang menuju otak depan, jantungnya yang berhenti berdetak membuat musuh hilang nyawa dalam sekejap dan cukup mengenaskan.

"that's all from me!."