Bertemu kembali
Sesudah beberapa hari berlalu Navinka yang semula sakit kini dirinya sudah ditahap sembuh dan pulih. Navinka yang sakit karena sang psikopat dan sembuh karena Psikopat juga yang dipaksa minum obat olehnya.
Selepas perkara obat selesai Navinka tidak lagi melihat Williem atau mungkin karena dirinya yang menghilang dari seorang Psikopat itu.
Navinka yang pindah kamar dari kamar yang dulu guna tidak ada yang bisa mengusik ketenangan jiwanya, dan untungnya Psikopat itu tidak datang kembali.
Pernah ada satu kejadian dimana kata pembantunya yaitu Bi Inah memberitahu ada sosok laki-laki yang mencarinya sesaat ia sedang masuk kuliah.
Iya, sekarang Navinka sudah kembali masuk perkuliahan dirinya melanjutkan kuliahnya.
~~~~
Perkuliahan hari ini sudah selesai dan Navinka saat ini tidak langsung kembali kerumahnya namun dirinya menjumpai temannya yang sudah bertahun-tahun tidak dirinya jumpai.
Memasuki sebuah restoran dengan minimalis modern dengan banyak pengunjung yang datang Navinka memiliki tempat duduk yang diluar yaitu out door karena sekarang memasuki suasana sore hari dan akan ada pandangan matahari terbenam yang membuat pasang mata Navinka takjub dengan keindahannya.
Mungkin ini adalah restoran favoritnya dan juga tempat duduknya karena dirinya banyak menghabiskan waktu disini saat setelah pulang kuliah atau pas dirinya masih duduk di bangku sekolah.
Menunggu temannya yang katanya masih diperjalanan Navinka memesan minuman terlebih dahulu yaitu lemon tea minum yang segar dengan pemandangan yang indah cocok untuk sore hari ini.
Melihat pemandangan langsung dari atas menuju taman kota dengan banyak orang yang berlalu lalang meminum minuman sedikit demi sedikit Navinka tidak sadar dengan kehadiran seseorang yang dari tadi melihatnya.
Berdiri di samping Navinka orang itu iseng dengan Navinka mencoba menjahilinya dengan berpura-pura menjadi pelayan di restoran ini.
"Ada yang mau di pesan lagi kak? Sepertinya itu kurang minumannya!."
Navinka menengok "ti...dak!."
"Wahh Elu ternyata!!" Navinka terkejut dengan kedatangan temannya yang dari tadi dirinya tunggu.
"Iya lah ini gue masak setan!."
Mereka berpelukan seperti Teletubbies dengan erat mungkin efek dari lama ta jumpa!
"Lu apa kabar Sal?." Navinka melepaskan pelukannya.
"Yaa... kaya yang lu lihat sekarang ka!." Jawab Aksal teman Navinka yang sudah dari kecil hingga sekarang masih menjadi temannya.
Navinka meneliti Aksal dari atas sampai bawah. "Lu berubah ya sal?!." Kagum Navinka melihat kondisi seseorang temannya yang berbeda dari mereka belum berpisah.
"Iyalah tambah ganteng kan gue, udah kaya karakter fiksi yang lu idola-in belum?" Mengibaskan rambut, Aksal mengucap dengan PDnya.
Memutar bola matanya malas Navinka duduk meminum minumannya "ga usah kepedean deh!"
Aksal mengikuti Navinka dengan duduk di bangku depan Navinka melambaikan tangan dirinya memesan makanan dan minuman ta lupa Navinka dipesankan juga.
"Lu masih ingat makan kesukaan gue sal!." Navinka histeris dengan lumayan alay saat tau Aksal memesan makanan kesukaannya yaitu seblak!.
Aksal merasa bangga dengan dirinya yang masih ingat dengan makanan kesukaan temannya.
"Iya dong gue gitu loh!." Menepuk dadanya dengan kepalan tangan.
"Aaahh tambah sayang!." Navinka memeluk kembali Aksal. Navinka merasa senang dengan perlakuan Aksal temannya dari kecil yang tidak pernah melupakannya sedikit pun. Walaupun mereka tidak berjumpa beberapa tahun karena Aksal yang menempuh pendidikan di negeri orang yaitu Belanda mengambil study ... Dan Navinka yang menetap membuat mereka tidak lagi bisa bersama.
Aksal yang dipeluk Navinka merasakan kehangatan yang dirinya rindukan bertahun-tahun jujur saja sekolah di luar negeri bukan keinginannya melainkan tuntutan orang tuanya.
Crek!! Sebuah momen terekam di ponsel seseorang dengan gambar dua sosok manusia laki-laki dan perempuan yang berpelukan dan langsung dikirimkan oleh seseorang.
Aksal melepaskan pelukannya sesaat makanan tiba, melihat dan meneliti wajah Navinka, Aksal menemukan keganjalan dengan wajah polos Navinka tidak seperti bisanya.
Memegang dagu Navinka menengok kan kekanan dan kekiri meneliti terdapat bekas sayatan pada wajah Navinka. Aksal lagsung menanyakannya "muka lu kenapa dah?"
Navinka bingung akan menjawab bagaimana bekas sayatan Williem memang masih ada walaupun bekas itu sudah Navinka tutupi dengan foundation namun kenapa mata Aksal jeli sekali.
"Lah emg muka gue kenapa?, Perasaan ga ngapa-ngapa?." Navinka mencoba menutupi dengan menundukkan kepala mengambil sendok dan memakan seblaknya.
"Engga,, ini kaya.. semacam sayatan deh! Kena pisau ya lu, kok sampai sini?." Tuding Aksal melihat banyak bekas sayatan pisau membuat Aksal sedikit khawatir dengan sahabatnya.
Navinka gugup "engga sal, gue ga ngapa-ngapa yakin deh!." Mencoba meyakinkan Aksal.
"Ini cuma kena gesekan benda tajam pas gue di kamar, bagian jendela!."
Memancing Navinka agar membuka rahasianya Aksal tidak percaya dengan alasan Navinka, tidak mungkin terkena gesekan jendela, emang di jendela Navinka ada benda tajamnya?.
"Jendela kamar lu, benda tajam, mereka ga ada Navinka, jendela lu ga ada benda tajamnya ga usah Ngadi-ngadi deh!."
"Coba deh cerita kok bisa gitu, tapi yang jelas ga ngarang!." Aksal bisa melihat jika Navinka hanya mengarang cerita saja. Gerak-gerik Navinka mudah sekali dibaca!.
"Iya Lo,, pas bagian penyangganya ada?."
"Ahh udah lah ga usah di bahas, makan lu!, katanya rindu makanan Indonesia!." Alibi Navinka.
"Gue rindunya sama lu Navinka bukan makanan Indonesia, peka Napa!!, Kapan sii lu peka? Heran gue frenzone o terusan!." Maki Aksal dalam hatinya meringis saat cintanya terjebak frenzone yang tidak ada ujungnya..
"om sama Tante gimana, tau lu kaya gini?." Tanya Aksal hati-hati, Aksal yang tau menahu soal keluarga Navinka, mencoba berhati-hati dengan pertanyaan yang bisa membuat Navinka mungkin sakit hati.
Navinka yang paham. " Ya kali mereka tau! Gue mati mungkin mereka ga peduli tuh!."
"Sedih banget jadi lu!." Aksal perhatiin.
"Lu juga kali!." Kekeh Navinka mengambil tisu dan mengelap mulutnya.
"Ah iya lupa gue, gue lebih sedih rupanya..!"
"Ga papa. Yang penting?."
"Uang ngalir." Ucap mereka berdua serempak!.
"Hahahahhahaha!."
Tawa Navinka yang Aksal rindu sekarang terwujud, melihat Navinka tertawa lepas karenanya sudah cukup membuat dirinya bahagia.
Tersenyum kecut melihat Navinka yang ta peka terhadap dirinya, Aksal mengcelutuk lelucon.
"Woy.. ka!."
"Apaan?."
"Kok lu kok ga ompong?"
"Hah?"
"Katanya sahabat kaya kepompong kan?."
Navinka mengangguk-angguk Aksal melanjutkan..
"Kita sahabat kan?." Navinka kembali mengangguk memasukkan seblak ke mulutnya.
" Tapi lu kok ga ompong?."
"Anjir ga gitu juga konsepnya Aksall!."
"Tapi sans lucu kok!."
Tawa Navinka dan Aksal pecah menjadi satu mereka berbahagia hanya dengan lelucon yang mereka ciptakan, sepele namun berkesan, terbenamnya matahari yang berujung gelap tawa mereka lepas.
"Aku berharap bisa melihat tawamu selalu"
Ckrek! Sebuah momen kembali terekam kamera.
SIALLL!. Lontaran kata umpatan dari seseorang yang menerima