Permasalahan.
Penyeludupan obat terlarang yang gagal dan mendapatkan kerugian besar membawa mereka masuk perselisihan antara gengster Margeyunga dan gengster Jacson walaupun nyawa orang menjadi taruhannya.
Bagaimana tidak bisnis ilegal satu ini bisa mendapatkan banyak pundi-pundi uang yang lumayan fantastis, hanya dengan mengirimkan sebuah narkotika di berbagai negara dan mampu mendapatkan keuntungan lebih.
Namun untuk kali ini berbeda, bisnis gengster Margeyunga merasa ditipu akan gengster Jacson, mereka melakukan penyeludupan bersama tetapi di tengah perjalanan menuju tempat penyeludupan terjadi, gengster Jacson berkerja dengan licik agar gengster Margeyunga tidak dapat beroperasi dan membuat kiriman narkotika menjadi gagal dan mendapat kerugian besar.
Dengan sabotase yang di lakukan gengster Jacson, Jacson mendapatkan keuntungan lebih besar dari sebelumnya, dari caranya yang membuat penyelundupan diberbagai daerah di China serta membuat penyeludupan gengster Margeyunga hanya ditempatkan di satu daerah yang membuat membuat polisi tau akan penyelundupan obat terlarang ini.
Permainan licik yang gengster Jacson mainkan membuat Xander marah, barang yang seharusnya telah sampai pada tempatnya dibakar habis oleh polisi dan itu membuat anggota gangster Xander melayangkan bendera perang.
Siapapun yang sudah berhianat dengan dirinya ataupun anggotanya maka Xander tidak akan membiarkan mereka hidup bahagia, Xander akan
Membuat mereka menyesali perbuatannya.
Setelah peperangan gengster Margeyunga dan gengster Jacson selesai dengan anggota Xander memenangkannya. Dengan Williem juga Ray yang sekarang sedang dalam perjalanan menuju rumah sakit untuk pengobatan bahunya yang tertembak.
Xander melangkahkan kakinya menuju tempat Jacson dengan pengikut Setianya Aldef.
Sampai pada tempat Jacson , pengawal Jacson yang berada di depan gerbang pintu masuk mengepung Xander.
Mengambil pistol Aldef menembak mereka satu persatu pengawas Jacson seketika nyawa mereka hilang.
Xander yang berada di belakang Aldef langsung berjalan masuk mansion milik Jacson.
Mencari keberadaan Jacson dengan beberapa kali menembak pengawal yang menganggu perjalanan Xander.
"Kau memang harus di musnahkan JAC!." Teriak Xander setelah mendapatkan Jacson yang sedang meneguk segelas Vodka.
Melihat Xande, kembali menuangkan Vodka kedalam gelas lalu menyerahkan ke Xander.
"Minumlah aku tau kau harus!." Tawar Jacson.
Namun bukannya mengambil minuman yang disodorkan Jacson, Xiander menembak gelasnya yang sedang Jacson teguk, tapi tidak mengenai tangan Jacson.
"You are crazy!!."
Xander tersenyum menyeringai menatap mata Jacson yang merupakan penyebab kekacauan ini terjadi.
"Kau ingin tembakan pistol ini pas dengan jantungmu?, Sepertinya itu sudah cukup untuk ganti rugi!." Tawar Xander.
Jacson mengeluarkan pistol yang berada pada saku belakang jasnya, mengarahkan ke arah Xander.
Xander ta kalah sama dirinya juga melakukan hal yang sama dengan Jacson. Saling memberikan pistolnya di depan wajah sang musuh, jika salah satu menekan tombol maka akan satu nyawa yang hilang. Oh mungkin dua.
Brakkk!!.
Aldef datang dengan pistol ditangannya dan mengarahkan ke arah Jacson.
Xander diam, Jacson melirik pintu yang dibuka Aldef, menurunkan pistolnya dan tersenyum.
"Wow wow, bagaimana aku bisa mengalahkan kalian berdua?." Ejek Jacson.
Xander tetap mengarahkan pistolnya pada Jacson dan tidak menurunkannya.
"Aku tidak mau uangmu sebagai ganti ruginya, tapi aku menginginkan nyawamu sebagai gantinya, bagaimana kau setuju?." Tawar Xander.
Hahahaha.... Tawa sumbang Jacson.
"Nyawaku berharga kau tau, bagaimana kalau aku kasih nyawaku tapi kau kasih aku jantungmu setuju. Tidak usah takut aku berjanji untuk memberikanmu jika jantungmu sudah berada di tanganku, pengawalmu sebagai sangsinya."
Dor!!!.
Tanpa basa-basi setelah Jacson mengatakan itu Xander menembak Jacson, Xander yang sudah muak akan drama Jacson dengan iming-iming janji seperti adegan penyelundupan yang membuat mereka mendapatkan rugi besar langsung saja menembak mati Jacson tepat di dahi kepalanya.
Aldef yang melihatnya menurunkan pistolnya.
Jacson mati di tempat dengan lobang di dahinya, peluru yang menembus tengkoraknya membuat Jacson hilang nyawa.
"PERGILAH KE NERAKA SIALAN!!." Menginjak perut Jacson yang sudah hilang nyawa Xander merasa puas dengan matinya Jacson.
Persaingan ketat antar gengster Margeyunga dan gengster Jacson dengan pasar gelap, bisnis ilegal serta bisnis internasional membuat mereka bersaing dengan keras agar mendapatkan peringkat pertama kedudukan pertama untuk nama bisnis mereka. Tak jarang perselisihan, kecemburuan, serta keberhasilan akan kegagalan gengster lain membuat salah satu gengster naik pitam dan membuat curang agar penis tetap berjalan dengan menjadi nomor pertama.
Setelah kabar kematian Jacson beredar dengan Xander penyebabnya membuat banyak kelompok-kelompok Gengster yang lain menjadi lebih waspada dengan gengster Margeyunga.
Gengster Margeyunga yang dikenal ganas tanpa belah kasihnya saat ada orang yang membuat gengster ini murka maka akan mendapatkan imbas yang sangat pedih.
Dari contoh gengster Jacson dengan ketua mereka yang meninggal akibat Xander dan juga markas-markasnya yang sudah menjadi abu karena mendapat serangan berupa bom peledak yang mendarat di markas besar Jacson dengan pelakunya anggota gangster Margeyunga.
Saat ini, seperti biasanya anggota kelompok mafia gengster Margeyunga menjadi buronan polisi, polisi yang sedang mengejar kelompok Xander karena sudah membuat kekacauan yang melibatkan banyak pihak.
Dan bagaimana dengan Xander. Untuk saat ini dirinya sedang meminum segelas kopi Americano yang diseduhnya dengan menonton berita seputar tentangnya bagaimana dirinya melenyapkan anggota Jacson.
"Tidak berguna!!." Celetuk Xander.
"Aldef!" Panggil Xander lantang.
"Bagaimana tuan?."
Hanya dalam sekejap pengawal Aldef datang saat tuannya memanggilnya.
Meletakkan kopi kesukaannya. "Bagaimana keadaan Williem dan Ray?" Tanyanya.
"Mereka akan pulih kembali tuan, kemungkinan besuk sudah membaik." Jelas Aldef.
"Pergi! dan siapkan mobil kita ketempat mereka!." Jelas Xander.
Xander berdiri, keluar dari tempat persembunyiannya.
Dari kemarin malam setelah membunuh Jacson dan membakar markas Jacson. Xander yang paham dengan kecurigaan polisi memilih bersembunyi terlebih dahulu di markas besarnya.
Memasuki mobil yang pintunya dibukakan oleh Aldef, dengan Aldef yang mengendarai mobil mereka menuju tempat dimana Williem dan Ray dirawat.
"Kau payah sekali boy, tertembak sedikit saja langsung ke rumah sakit." Ledek Xander, setelah memasuki ruangan VVIP William yang mana terdapat juga Ray yang sedang memutar bola matanya malas.
"Aku sudah membaik dad, jangan ledek aku."
"Benarkah?." Tanya Xander memastikan dan menekan luka di bahu Williem.
"Anjing.! Sakit Cok!." Umpat Williem saat merasakan tekanan dipundaknya akibat ayahnya ini.
Apakah Xander tersinggung dengan perkataan anaknya, jawabannya tidak dirinya sekarang sedang menertawakan anaknya yang kesaksian akibat ulahnya.
"Kalian lemah!."
"Berhenti meledek kami paman, coba perhatikan dirimu paman, apa yang sedang mereka cari?. Paman sekarang menjadi buronan!." Peringat Ray yang sudah muak melihat dirinya di tertawakan ayah Williem. Sangat menjengkelkan!.
"Ya ya ya,,, aku sudah dari dulu di posisi ini dan mereka tidak menemukanku, apakah kau memujiku untuk ini!." Bangga Xander.
Williem serta Ray membalikkan tubuh mereka secara bersamaan saat Xander menyombongkan dirinya sendiri. Menjadi buronan kok bangga. Pikir mereka.
Menutup matanya "pergilah ayah aku ingin istirahat!." Usir Williem.
"Berani sekali kau mengusir ku!." Sarkas Xander.
Macan mode on.