Suara murid bergeriuk dengan tatapan terpesona seorang guru masuk sambil membawa siswa baru laki-laki wajahnya tampan , tubuhnya lumayan tinggi , kulitnya putih ,serta kacamata menghiasi matanya seakan melihat oppa korea kala mata sipit itu duduk mendekati Zilla .Lamunan yang menghiasi Zilla membuatnya dia tidak menyadari tentang anak baru ini.
"Bolehkah aku duduk disini" kata pria itu.
"iya..panggil saja aku Zilla. Kamu.."
pria itu tersenyum rupanya hanya Zilla yang tidak memperhatikan dia dari tadi.
"Dimas liem, panggil saja aku Dimas."
sebuah senyuman melayang dengan tatapanya yang tajam.Zilla terdiam namun dia membalas senyuman itu dengan terpaksa, seterusnya pelajaran pun dimulai.
**Lonceng berbunyi, Aisyah mendekati Zilla namun kali ini sahabatnya banyak diam tidak terlalu bicara. Aisyah merasa ada sesuatu yang aneh dengan Zilla tidak biasa dia seperti ini.
"Zill apakah kamu sakit, kita kekantin yuk.. aku laper nih" peluk Aisyah dipundak Zilla
"nggak ..kamu aja ya kekantin aku lagi pusing nih"
"Apa pusing,kita ke UKS aja ya.." pinta Aisyah.
"Biar aku yang anterin Zilla" terdengar suara dari belakang mereka berdua menoleh, ya..siapa lagi murid baru bernama Dimas menghampiri. Aisyah dan Zilla terdiam seribu bahasa,kemudian senyuman itu terlukis dimata Aisyah bahwa dia yakin ada sinyal cinta yang mendekati sahabatnya.
"Makasih, Dimas tapi aku nggak apa -apa permisi" singkat Zilla keluar dengan tatapan kosong dia pergi begitu saja. Aisyah diam dan mencoba mengejar sahabatnya itu. Sementara Dimas ini baru pertama kalinya ajakannya ditolak ,padahal banyak wanita disekolahan yang berharap mendekatinya.
"Zill, kayaknya Dimas suka deh sama kamu" Aisyah menghampiri sahabatnya itu.
"Suka dari mana dia itu siswa baru dari disini, mana mungkin " jawab Zilla
" oh kalau gitu , untuk menggurangi keanehan sahabatku ini aku traktir kamu Zill, gimana!"
"ok" senyuman itu terukir diwajah Zilla kala mendengar traktir. kala mood yang kurang baik setidaknya dengan makan membuat pikiranya yang aneh bisa berubah.