5 Kucing Dan Kupu-KupuGNB
Semua angan-angan dipatahkan kucing hitam. Li xiao kembali ke kehidupan nyatanya. "Bentar-bentar aaakkkhhh," teriakan begitu nyaring. Baru menyadari kalau kucing hitam bisa bicara, mulut hatinya sudah berbentuk 0.
Serasa ucapannya penuh ledek, "Sudah terlambat! Apa ini kehebatan Assassin? Sepertinya itu terlalu berlebihan. Huuh, dasar manusia tidak memiliki mata yang bagus!" sindir kucing hitam. Mengerti aksi terkejutnya. Sambil mengibaskan ekor dan membuang dagu penuh remeh terhadap Li xiao. Mulut Li xiao kembali komat-kamit, kesal akan ucapan itu, "Sialan, jika bukan dirimu yang menghampiriku! Apa aku akan berada di sini? Siapa si bodoh yang main melompatiku dan berakhir di sini?" 'tak kalah pedas balasan Li xiao.
Mencoba menegarkan kata, "Huh! Kau saja yang bodoh, seharusnya aku melompat di waktu yang salah dan malah membawa rohmu ke sini!" sergah kucing hitam. 'Sial kenapa waktu itu aku malah melompat ke arahnya? Kukutuk granat itu menjadi babi gendut dan disembelih!' cicit jantung hatinya. Kucing hitam membohongi Li xiao. Seluruh badan di bulu, hingga ke bola mata berwarna hitam menyala.
'Sst, aku 'tak percaya tadinya. Kalau kucing hitam pembawa sial, tapi malah berakhir di sini,' suara lubuk hati Li xiao. Dia mencoba bangun, ingin meninggalkan kucing hitam. "Haah, sudahlah yang harus di lakukan adalah bertahan hidup di dunia ini 'kan? Jadi Nona Keempat, pinjamkan kakak ini tubuhmu dan kakak akan memanfaatkannya sebaik mungkin. Mulai sekarang, tidak akan ada yang menindasmu. Tenang saja, aku akan menjaga tubuhmu dengan baik, bahkan sangat baik. Bila ada yang mengores sedikit saja, heheh. Gini-gini aku seorang Assassin, mata dibayar mata, darah dibayar darah, daging dibayar daging. Karena nama kita yang sama, cuma berbalik. Begitupun dengan nasib kita. Mulai detik ini, namamu menjadi namaku Li xiao, aku anggap Xiao li sudah mati! Semisal, aku tidak mau tinggal di sini--- apa aku masih hidup? Mungkin menyatukan tubuhku di duniaku tidak bisa." Langkah demi langkah dilalui dengan ocehan.
Tangan Li xiao menggenggam angin kosong. "Hahahha," tawa iblis. Menemani langkahnya sedari tadi. Baru tersadar di depan pohon. Matanya menyaksikan pohon di depan tampak tidak asing. "Perasaan ini pohon pernah kulihat?" memiringkan kepala. Mengamati keadaan di sekitar. Suaranya melompat keluar, "Akkkkhhhh, aku tidak tahu jalan, hehe 'kan ada Ponsel." Tangan meraba tubuh mencari ponsel. Triiing! Sebuah cahaya ilahi yang mengingat di dalam otaknya.
Brughhh.
Jatuhan diri Li xiao di rerumputan lembab. "Tidak ada ponsel, tidak ada internet, bagaimana caranya pulang? Yaahhh, kenapa aku harus berada di sini? Apabila aku bereinkarnasi, bukankah kamu bisa memberiku para Duke? Bukannya berkeliaran di lembah!" rajuk Li xiao. Mulut cemberut tidak tahu arah jalan pulang. Di ingatannya, merasa tempat ini asing. Susah payah mengumpulkan energi, supaya bisa berdiri. Kalau bukan dirinya seorang pembunuh, mati hidup sering ditemui. Dia tidak akan bisa berdiri. Ketika bernapas, paru-paru terasa sesak. Tubuhnya benar-benar berat saat berjalan. Apalagi, terus-terusan mengelilingi tempat yang sama, dari tangkapan matanya.
"Singkirkan pemikiran bodoh itu!"
"Akhh, bisakah sebelum bicara kau membuat suara terlebih dahulu? Ingatlah, aku belum terbiasa dengan kucing gosong sepertimu! Jelek, hitam, gendut sana glow up dulu!" mulutnya tanpa rem. Mencibir kucing hitam untuk berubah seperti pemikirannya.
"Whatt!" desis kucing hitam mengangkat bibir atas. Sampai memperlihatkan gigi taring. Ekspresi julidnya tidak bisa ditahan. "Haah, dasar manusia, percayalah kamu akan hidup di Zaman batu! Tidak ada internet, tidak ada fasilitas modern!" ketus kucing hitam. Kembali menyungsepkan hati Li xiao. 'Aaahhh! Tidak bisa selfie untuk mengabadikan diriku! Sial kenapa aku ikutan ke sini?' batin kucing hitam. "Cepat jalan!" himbuh kucing hitam menuntun Li xiao .
"Hah! Apa kau tahu jalan?" remeh Li xiao. Menepuk pakaian, baru bangun dari tidur.
"Cih! Kamu mengajukan pertanyaan itu untuk siapa? Bahkan jalan lubang semut pun aku tahu," congkak kucing hitam menaikkan dagunya lagi.
Mereka berdua mulai berjalan, dua putaran. Lalu memasuki goa, terus keluar goa. Tiga putaran, masih saja tidak menemukan pemukiman. Pupil Li xiao menyala, menyoroti kucing hitam. "Heheh, aku tidak pernah ke sini, sst! Pantaku terasa panas," gumam kucing hitam. Masih berjalan memimpin entah ke mana.
"Bajiangn mana yang berani menipuku? Kebetulan aku lapar, akibat berjalan kaki. Emst! Seandainya membuat gulingan daging terasa enak," sarkasnya. Terasa air liur menetes.
"Meow, ide yang bagus. Egkh, itu ide yang buruk!" sangkal kucing hitam. Baru menyadari ucapan Li xiao. 'Ahh dia mau menggulingku? Dasar manusia bodoh! Tapi bila belum kunjung menemukan kediamannya. Bisa-bisa benar aku menjadi kucing guling,' pikir kucing hitam. Kelopak mata memejam, sambil mengedikkan pundak.
"Ekhh, ayo ikuti aku." Lagi memimpin jalan. Sebisa mungkin meyakinkan Li xiao.
"Uh! Baiklah, 'tak apa misalkan kembali ke sini lagi. Kamu akan menjadi santapanku heheh," balasan Li xiao. Membuat kucing hitam merinding.
"Ini?" Hentian kaki Li xiao di goa lagi, meski masih siang tetap terlihat malam.
"Cepat masuk, kita istirahat dulu!"
"Idihh, siapa bosnya di sini?"
"Aku, meow-meow grrrr," goar-goar kucing hitam. Agar Li xiao tidak mengerti umpatannya.
Goa itu begitu lembab dan sunyi. Telinga kucing hitam berkedut, mendengar ada yang datang. Bola mata bergerak ke kanan-ke kiri, tetapi Li xiao berjalan seperti biasa. "Ada yang datang!"
Li xiao menoleh sejenak, menghampiri kucing hitam. "Apah? Siapa itu gosong?" sambil mengikuti penglihatan kucing hitam.
"Meow, aku bukan gosong! Aku peringatkan namaku Xia yu. Jangan panggil aku nama bodoh itu! Aku adalah pemimpin klan kucing ke 19. Beraninya manusia bodoh sepertimu, memperlakukanku begini!" teriak Xia yu si kucing hitam.
Gadis ini tidak percaya, "Pemimpin klan ke 19? Kucing tetaplah kucing."
"Kamu--"
"Hahaha, maaf menyela kalian, tapi aku tidak suka keributan. Bagaimana kalian mendiam dan menjadi santapanku?" sela seekor kupu-kupu sedikit besar. Jari-jarinya begitu runcing, berwarna merah darah. Xia yu mulai ketakutan. Namun, amarahnya di bangkitkan oleh Li xiao. Malah mereka tidak memperdulikan kupu-kupu.
"Eiggh, apa kau bilang? Kau yang bodoh! Semua leluhurmu bodoh! Coba lihat, di mana kita sekarang? Apa kau buta arah," ejek Li xiao menepis angin lalu. Pertengkaran menjadi-jadi.
"Kamu, dasar manusia bodoh! "
"Apah!"
"Hei! Hei, kalian mengabaikanku? Terima akibatnya!" Kesempatan kupu-kupu mendekati mereka berdua. Selagi mereka bertengkar.
Swusgh!
Lajuan kupu-kupu, menyerang mereka berdua di saat adu mulut.
"Diam kao!"
Sembur mereka secara bersamaan, terganggu oleh kupu-kupu. Namun, kupu-kupu ini masih menyerang. Semakin dekat, dekat dan dekat.
Braghh! Plung-plung-plung!
Sekali hempas oleh Li xiao dan Xia yu, untuk menyingkirkan kupu-kupu yang berubah menjadi besar.
''Aww, apa kalian tidak takut?"
"Sst!" Li xiao dan Xia yu berhenti saling cekcok dan melirik kupu-kupu.
"Bentar! Dia bisa bicara juga?"
"Haah, aku harus menjelaskan lagi! Kamu bisa mengerti bahasa Hewan atau Binatang. Awalnya, hanya aku, tapi kamu juga bisa menguasainya. Itu karena tingkat akar roh spiritual, binatang itu sedikit kuat. Kalau lemah atau tidak bersamaku. Kamu tidak akan mengerti," penjelasan Xia yu(Kucing hitam) bak penuh wibawa.
'Aku pikir, aku tidak mengerti juga, tapi aku tidak boleh terlihat bodoh di depan gadis tengik ini! Yang boleh terlihat bodoh hanya dia seorang hehee,' akal licik Xia yu tertawa dalam diam. Li xiao mencoba mempercayai. Karena dia sendiri benar-benar tidak tahu. Semua yang dilihat dari bukaan mata, begitu asing. Menoleh ke kupu-kupu, berubah mengecil, "Hah! Siapa kamu? Mau kuratakan tepat ini."
"Ampun-ampuni saya, Hamba hanya penunggu goa ini," rengek kupu-kupu.
"Penunggu? Bukannya hanya penumpang? Di goa ini," ejek Li xiao. Tanpa belas kasihan, sambil mengorek-ngorek telinga dengan jari.
"Hey! Dasar manusia bodoh! Aku ini Kupu-kupu darah! Sekarang aku belum kuat, karena belum menemukan majikanku!" geramnya yang tidak terima begini.
"Akhhh," dengus Li xiao seraya menggeleng. Kupu-kupu kembali berwujud kecil, itu sekoin perak. Li xiao lagi-lagi terkejut, dia kian mendekat. "Wahh, kamu bisa berubah?"
"Tentunya!"
"Hey, sudahlah di mana jalan menuju negeri Pùbù,'' potong Xia yu.
"Bukannya kamu tahu itu?" balas Li xiao. Yang mana, sudah sedikit curiga dari awal tabiat si kucing hitam satu ini.
Dia memunculkan senyum kuda, "Hehe, aku sedikit lupa."
"Lupa atau tidak tahu jalan?" pancing Li xiao lagi. Membuat Xiao yu kembali kesal.
"Kamu!"
"Sudahlah, biar aku yang antar, aku yakin kalian berdua orang-orang yang kuat," sela kupu-kupu. Memuji mereka berdua. Li xiao dan Xia yu mengeluarkan cengirnya masing-masing.
"Ah, kamu tidak perlu menyanjungku," elak Li xiao. Padahal hatinya sudah berbunga-bunga. "Meow, kamu boleh juga! Huh aku tidak akan melobangi sayapmu," timpal Xia yu. Sama-sama tersipu akan ucapan manis kupu-kupu.
"Tapi … dibadingaian dengan yang lainnya, kalin lemah!"
"Nanii?"
"Jangan tatap aku seperti itu! Ahh it--tu .… " kelik kupu-kupu semakin mendekati Li xiao. Di telunjuk jari Li xiao terdapat sebuah cincin berwarna Ruby merah. Kupu-kupu menghinggapi telunjuknya, lantas menancapkan mulut. Menghisap darah Li xiao. Dia hanya mendiam menerima sengatan itu yang secepat kilat.
Syurrr!
"Sst, akhh!"
Tiiiing!
"Li xiao manusia bodoh!" sembur Xia yu menghampirinya. Gadis itu tergeletak di bawah, ulah gigitan kupu-kupu. Xia yu spontan mengeluarkan taring dan memaju…*..*