Memperhatikan seorang gadis tegap dan berani berbicara kepadanya, pria ini menyungging, membentuk seringai lalu. "Bagaimana cara menyelamatkanku, sedangkan— kau tidak bisa menyelamatkan diri sendiri?" Li xiao tidak bisa menjawab, omongan itu memang benar.
Rupanya, Li xiao tidak kehilangan akal, dengan cepat memangkas otak. Agar pria ini percaya. 'Bagaimana caranya mengatasi pria ini? Aku baru bereinkarnasi, apa mau mati lagi? Ahh! Bisa-bisa orang lain yang tahu akan menertawaiku,' hati Li xiao.
Tangan yang ke atas mulai menurun dan kian merapat satu sama lain. Membentuk genggaman di depan perut. Baru kali ini merasakan kegugupan. Tanpa sadar, meremas jari, hingga 'tak sengaja. Telunjuk kiri, menyentuh cincin ruby di telunjuk kanan.
Swussst.
Cahaya putih menyerbak ke bola mata, membuat kelopak mata, yang agak menyipit. Ketika di buka. "Ekh! Di mana aku? Apa ditebas dan udah pindah dimensi? Kembali reinkarnasi?" meneliti sekeliling. Merasa asing, terhadap tempat ini. Begitu luas, tetapi di dalam sana ada sebuah pintu yang mengarah ke dalam.
"Bodoh! Ini di dalam cincin ruang, kau bisa mengambil apapun yang ada di dalam sini," sembur Xia yu, di sisi Li xiao. Tempatnya sama, seperti dunia nyata yang di tinggali Li xiao sekarang. Halaman berisi padang rumput. Pohon sakura, berada di sisi pintu masuk, bunganya berguguran turun. Menghiasi tanah dengan bunga dan daun. Pintu berisi ukiran bambu, berwarna cokelat hitam pekat. Jiu feng dengan segala rendah hati, menjelaskan tempat ini. "Tenang master, kita ada di dalam cincin ruang. Hanya roh Master yang bisa memasuki dan kita. Para hewan kontrak." Li xiao cepat tanggap, kembali menunjukan cengirnya.
"Jangan pikir, kamu bisa lari atau bersembunyi! Ingat, karena ini hanya roh atau jiwamu. Badanmu masih berdiri di depan pria itu. Jika kamu tidak mau menjadi babi sembelih, cepatlah keluar!" ketus Xia yu, tidak ada duanya. Li xiao kurang terima penjelasan Xia yu, terasa mengejek dirinya. Dia memekik, "Babi matamu!"
"Aku harus cepat keluar dari sini, tapi harus mengambil sesuatu." Sambil membuka pintu depan. Sedikit ragu, manik menyelidik, telinga terpasang waswas, baru berada di dimensi ini. Memikirkan barang yang bagus harus dibawa kembali.
"Waah."
Membuka pintu! Satu ucapan yang bisa Li xiao keluarkan. Di sini, seperti surga baginya. Apa yang ada di dunianya(abad 21/modern) semuanya ada di sini. Mulai dari klasik ke modern ada. Ain kian keluar, tangan meraba-raba barang yang ada di dalam rumah. "Wah, lihat ada kulkas, ini-in--ini ponsel nanas digigitkan? Sial, kenapa ada surga di cincin ini? Aku tidak tahan hehe, bila aku mengambil ponsel itu--- aku akan menjadi orang paling pintar di sini." Tergoda semua barang yang ada, tangan tidak tahan, gatal mengambil.
Sriiing.
Alisnya mengkerut menatap layar di depan ponsel, serasa benda-benda di sini dibungkus kotak kaca. Lebih parahnya, semuanya memiliki harga! Xia yu kesal, tetapi menertawai tingkah laku Li xiao. Ruangan berbentuk rumah berwarna cokelat, tersusun barang-barang yang terbungkus dari kotak kaca. Semua terlihat transparan dan jelas, di setiap ruangan ini.
"Bodoh! Kamu belum memiliki level apapun, jadi semua barang ini aku punya!" sebuah suara menyadarkan Li xiao. Dia adalah sebuah roh penghuni sistem, di dalam cincin ruang. Perawakannya seperti tablet, bisa bicara dan melayang.
"Apahhh!"
"Aah, aku mau terkejut, sejak kapan tablet bisa bicara? Tapi, melihat kupu-kupu dan juga kucing gosong itu. Aku tidak terkejut lagi," omel Li xiao. Kembali menghela napas.
"Uh, Master mengingatku, aku jadi terharu," sahut Jiu feng. Begitu manja mendekati Li xiao. Tidak berlaku bagi Xia yu, mulai menyembur Li xiao, "Matamu gosong! Semua keluargamu gosong! Diam kau dasar penjilat!" memutar pandangan ke arah Jiu feng. Apabila beradu bersama Xia yu, Jiu feng tidak mau kalah dan lantas membalas, "Kau yang penjilat, butuh kaca?"
"Hehhe, kalau yang ini boleh gratis?" celetuk Li xiao menunjuk ponsel. Tidak lagi memperdulikan mereka berdua. Tablet, mengikuti tunjukan Li xiao, segera menjawab cepat, "'Tak boleh!" mendengar itu. Li xiao semakin merayu agar diberi gratisan, dari banyaknya barang di ruangan ini. Mau beli pun tidak memiliki uang atau point.
"Kalau yang itu?"
"'Tak boleh!"
"Ini?"
"'Tak boleh!"
"Emm, yang ini?"
Tablet bak kebakaran pantat, kesal akan tingkah laku Li xiao, terus meminta gratisan. "'Tak boleh! Semua ini aku punya! Dasar miskin!" bentak Sistem. Li xiao tercengang mendapat cibiran. Tidak terima semua kata-katanya, memang dulu Li xiao tidak pernah kenal dengan kata itu.
"Mi-mi--miskin? Apa aku kenal dengan kata itu?" Masih 'tak percaya kenyataan yang melanda. Dulu bergelimang harta, mau Pulau pun, mampu dibeli. Itu terjadi di kehidupan dulu, beda lagi yang sekarang dijalaninya. Itu sangat mustahil, bahkan kipas jelek tidak mampu dibeli.
"Itu memang kau!" teriak kompak mereka bertiga, menyadarkan Li xiao miskin. Apalagi si Xia yu, berteriak paling keras, si kalem Jiu feng ikutan gemas, akan tingkah master kesayangannya.
Gantinya Li xiao yang berteriak, mengeluarkan kekesalan hatinya. "Akkh, sialan! Aku pikir kau semacam kantong Doraemon, tapi kau parasit!"
Tablet terkekeh diteriaki. Mendekat sedikit, mengambang di udara, berdiri. "Emm, karena kalian baru dalam dunia ini, dan baru memasuki ruanganku. Akan kuberi kalian bonus pertama, 100 poin gratis. Jadi, kalian bisa mendapatkan, 100 poin gratis persatu orang. Bisa membeli item, mulai 100 point ke bawah!"
"Oh, yeah!"
Sorak Li xiao, begitu bahagia mendapat 100 poin di awal. Xia yu 'tak mau kalah dengan teriakan Li xiao. "Meowww." Di sini, Xia yu berpikir bisa meng-upgrade kemampuan dan regenerasi kekuatan fisik. Kalau Jiu feng, hanya mengikuti arus.
"Ah ya, aku lupa sesuatu!" ingat Li xiao memukul tangan, di telapak kiri. Bergegas melihat-lihat harga barang, harganya memang selangit. Harus berhemat, mendapatkan poin sedikit. Membeli barang yang penting saja. Mencari-cari, pandangannya jatuh ke ….
"Em, pertama aku harus menyelamatkan hidupku, eee … yang pertama cara menghentikan pendarahan. Aku kurang mengerti beginian, sedangkan tidak boleh memakai pil. Tidak ada kacamata sensor, poinku juga sedikit sekali. Dulu, yang aku lakukan ya, membunuh dan membunuh. Ahh, sialan!" geram Li xiao. Harus memikirkan cara menyelamatkan pria di goa, agar hidupnya aman. Walaupun kehidupan dulu— bisa keterampilan medis, tetapi kendalanya di point atau uang. Dulu dia memakai sistem sensor, untuk mendiagnosa penyakit, seselepasn ada jawaban. Cukup mengeluarkan pil. Sekarang … bingung apa yang mau diambil. Memasuki ruangan apotek, semua ada, mulai dari harga terendah hingga tertinggi. Dari 10 point, sampai ribuan point pun ada. Tergantung jenis obat dan khasiatnya.
Berada di ruangan berbeda, warna semua putih bersih. Berbau obat-obatan yang keras. Aroma herbal sangat terasa di hidung. "Ini perban, alkohol, sama obat pereda nyeri. Ah! Antibiotik, biar dia tidak infeksi. Em, pakai obat bius tidak? Ambil ah. Sepertinya segini udah cukup." Membawa semua barang, bak ke kasir dijaga si Tablet. Meletakan di depan meja, Sistem mulai mengecek, meletakkan sebuah jari di barangnya. Terlihat harga semua barang yang diambil Li xiao.
Nit! Nit. Nit!
''Total 650 point, mau bayar cash atau pakai kartu? Okow kau 'kan miskin hehe!" ejek Tablet, seraya mengambil kartu point Li xiao. Namun, tidak mampu membayar itu semua. Membuat Li xiao mengangakan bibir. Siap meneriaki sistem, tetapi muncul harga barang tertera; Perban= 50 point. Alkohol=50 point. Pereda nyeri=200 point. Antibiotik=200 point. Obat bius=150 point. Li xiao lagi-lagi memutar otak dan hanya mengambil 3 barang saja. "Ini bagaimana?"
Nit-nit-nit.
"Jangan banyak gaya, kau memiliki 100 poin. Lebih baik, membeli bubuk cabai. Lalu bubuhkan ke mata pria itu dan langsung kabur," usul Xia yu. Rasanya, begitu enteng melakukan itu semua.
"Diam kau!"
"Ini--ini, juga kurang. Kau mengambil Antibiotik, perban serta obat merah? Totalnya, akan menjadi 300 point! Lihat kartumu 100 poin maka, kurang 200 'kan?" bingung Sistem, Jiu feng ikut kebingungan dan Xia yu merasa bingung. Namun, merasakan hawa ngeri.
"Hehhe, apabila begini apa masih kurang?" seringai Li xiao. Menjulurkan kartu Xia yu dan Jiu feng. Serta kartunya, bila digabung cukup untuk 300 point.
''Nani? Aku sudah punya firasat buruk!" umpat Xia yu. Ingin mencakar.
"Apa! Ma--master."
Xia yu berteriak dan Jiu feng yang 'tak kalah kejut terhadap pemikirannya. Sistem mengangguk dan mengambil. "Em, bisa-bisa, sana pergi, kau mengganggu saja. Dasar pelanggan miskin!" keluh Sistem. Menyuruh Li xiao keluar dari pintu. Disusul teriakan Xia yu."Kau-kau berani korupsi poinku?" Berbeda dengan Jiu feng, selalu lembut, malah merasa bangga poinnya diambil. "Master, bila Master perlu ambil saja, aku tidak butuh poin. Asal itu membuat Master senang." Li xiao merasa gemas terhadap ucapan hewan kontraknya.
"Dengar anak-anak, biarkan emakmu menyimpan point kalian. Kalau kalian yang menyimpan akan habis," penuh senyum. Masih berada di depan pintu Sistem. 'Hehe, aku juga mendapat ilmu begini dari ibuku, kalian tahu 'kan kelanjutannya?' Li xiao mencoba tidak memikirkan kata ini dii dalam pikiran, supaya 'tak didengar Xia yu dan Jiu feng.
"Tidak apa Master, Master memanglah bijak," himbuh Jiu feng.
"Tidak apa-apanya? Kau akan menjadi hewan spiritual paling lemah! Akibat tidak bisa meng-upgrade diri kita bodoh!" kelakar Xia yu. Tabungannya ludes.
"Ahh, tenang ada aku, kalian aman," Li xiao terus membela diri.
"Dasar pelanggan miskin! Cepat pergi, mengganggu saja! Berisik."
Bagh!
Pekik sistem membanting khas penjualan. Segera menendang mereka bertiga secara bergantian, keluar dari cincin ruang.
Duakh! Tak! Dugh!
Perlahan mereka bertiga jatuh, di susul desisan bibir masing-masing.
"Akhhh!"
"Meaouuu!"
"Masterr."
Brughh!
"Aduh! Sialan sistem itu, awas saja aku menjadi sultan. Kau akan mengemis padaku!" ringis Li xiao. Terjatuh di bawah, bukannya jiwa atau rohnya, tapi tubuhnya ikut terheyung ke bawah.
"Aww, Master tidak apa-apa?"
"Meow! Sialan, majikan yang miskin! " erang Xia yu, tetapi pria di depan Li xiao. Semakin bingung akan dirinya. Tiba-tiba, mereka terjatuh ke bawah, setelah beberapa detik mendiam.
'Sultan? Apalagi ini?' batin pria ini, begitu bingung disaat Li xiao berucap. 'Heh tidak perlu memikirkannya lagi.' Mengangkat pedang, menebasnya.
Swust!
"Aaaakhh!"
Jeritan dan sebuah pedang putih panjang nan runcing. Kembali menyerang, posisinya sama-sama berada di bawah. Saling berhadapan, kaki Li xiao menjulur ke depan. Mengakibatkannya lebih leluasa menyerang. Tidak ada rasa khawatir atau bersalah. Pedang putih merobek Hanfu Li xiao, membuat sayatan di…*..*