Chereads / I AM YASMIN TABITHA / Chapter 3 - Dihukum

Chapter 3 - Dihukum

Rangga ingin sekali mendapatkan kasih sayang dan perhatian dari Yasmin, karena Rangga tahu kalau Yasmin adalah gadis yang baik. Baginya, Yasmin adalah gadis spesial beda dari gadis-gadis lainnya. Dia gadis yang sopan terutama dalam perpakaian, sangat sederhana. Tidak seperti Lita, mantan kekasihnya dulu, selalu saja tampil seksi di depan umum.

Di kampus, Rangga menjadi cowok populer karena ketampanannya dan ketahirannya. Banyak mahasiswi jatuh hati pada dirinya, tapi tidak dengan Yasmin.

Dia sepertinya tidak jatuh hati pada Rangga. Sekata pun bahkan Rangga tidak pernah mendengar Yasmin memuji kepopulerannya. Baginya, Rangga biasa saja dan tidak spesial. Ini yang membuat Rangga jatuh cinta padanya, Yasmin begitu cuek bahkan tidak peduli kalau Rangga menjadi orang nomor satu di kampus.

Setelah pertengkaran itu, Yasmin pergi meninggalkan Rangga sendiri di depan gedung administrasi. Rasa benci Yasmin semakin menjadi-jadi karena tahu kalau Rangga benar-benar tidak punya hati, seenaknya saja menuduhnya sebagai pencuri.

Satu minggu kemudian, Yasmin resmi menjadi mahasiswi dan sekarang dia sedang mengikuti masa orientasi mahasiswi. Tidak jauh beda dengan masa-masa orientasi waktu sekolah menengah atas dulu, di kampus pun sama. Setiap mahasiswa diwajibkan menyiapkan dan membawa persyaratan OSPEK.

Pagi ini, Yasmin menggunakan baju putih dan celana bahan panjang berwarna hitam. Dengan rambut dikepang dua dan bertalikan pita berwarna merah dan putih. Tidak ketinggalan juga topi merah putih yang terbuat dari bola plastik yang dipotong menjadi dua. Membawa tas pelastik berwarna putih yang talinya menggunakan tambang berwarna merah. Hampir semua aksesoris OSPEK yang dia kenakan berwarna merah dan putih, seperti warna bendera kebangsaan Indonesia.

"Ya ampun, rasanya malu sekali harus berpenampilan seperti ini," keluh Yasmin sambil menatap dirinya di cermin ruang tamu.

"Kamu tetap cantik kok. Lagian kenapa harus malu, kan kamu sendiri yang mau menjadi mahasiswi?" tutur ibunya yang sedari tadi sibuk memperhatikan anak gadisnya bercermin.

"Yasmin malu bu naik angkutan umum dengan kostum seperti ini. Mana kaos kaki pun harus pakai yang tidak serasi. Kaki kanan pakai warna merah dan kaki kiri pakai warna putih, aku takut disangka orang gila bu."

"Ngga dong. Semua orang juga pasti tahu kalau kamu sedang melaksanakan OSPEK di kampus. Lagian mana mungkin ada orang gila secantik kamu," jawab ibunya sambil merayu Yasmin dan berhasil membuat dia tersenyum manis.

"Baiklah bu. Yasmin pamit yah, doain agar aku bisa jadi orang sukses!"

"Iya ibu pasti doain kamu. Ya sudah, sana berangkat dan hati-hati di jalan!"

Benar kata ibunya, di angkutan umum pun banyak mahasiswa lain yang berpenampilan sama dengan Yasmin. Memang seluruh sekolah dan kampus di kota ini sedang mengadakan OSPEK setiap tahun ajaran baru. Jadi sudah tidak aneh dan sudah tradisi jika berpenampilan seperti itu.

"Stop Pak!" ucap Yasmin memberhentikan supir yang sedang asik menyetir.

Tepat di depan kampusnya, Yasmin berhenti. Dengan membaca basmalah, dia melangkahkan kakinya menuju kampus negeri impiannya. Dia berharap dari sini semua mimpi-mimpinya bisa terwujud.

Acara OSPEK di mulai dengan apel pagi. Semua anggota dan ketua pelaksana berkumpul dan saling memperkenalkan diri satu per satu di depan peserta OSPEK. Ada Rangga di situ, ternyata dia termasuk menjadi kakak kelas senior yang akan mengospek mahasiswa baru. Saat Rangga memperkenalkan dirinya di depan ratusan mahasiswi baru, semua mahasiswa terutawa para gadis, bersorak kagum melihat ketampanannya. Kecuali Yasmin, dia hanya menatap sinis, menyimpan kebencian pada Rangga. Rangga terus melihat kearah Yasmin yang tampak cuek dan tidak memperhatikannya.

"Kamu benar-benar membuat aku jatuh hati, kamu beda dari gadis-gadis centil lainnya dan aku suka sikap cuekmu," keluh Rangga di dalam hatinya saat diam-diam memandangi wajah Yasmin dari kejauhan.

Pembukaan acara, perkenalan, sosialisasi dan kemudian ratusan mahasiwi itu dibagi menjadi beberapa kelompok, satu kelompok berjumlah 40 mahasiswi dan akan di tempatkan di dalam satu kelas. Banyak mahasiswi yang centil berteriak dan menangis berlebihan karena harus berpisah dengan teman baik mereka.

"Ya ampun kita beda kelompok, itu artinya kita terpisah. KITA TIDAK SATU KELAS, aku pasti akan merindukan kalian," ucap salah seorang mahasiwi kepada teman-teman satu genknya.

Mereka saling berpelukan satu sama lain dan menangis haru. Sambil terus berkata, "aku tidak mau jauh dari kalian."

Kesyahduan mereka tiba-tiba saja terpotong karena Rangga datang dan menyuruh mereka menghentikan kelakuan konyol mereka.

"Sudah cukup! Jangan berlebihan. Kalian masih satu kampus dan pada jam istirahat pun akan bertemu kembali. Ini hanya OSPEK, bukan kelas permanen. Ayo masuk ke kelas kalian masing-masing berdasarkan kelompok!" ucap Rangga penuh geram.

Saat di kelas, Yasmin terkejut melihat kehadiran Rangga kembali. Dia mulai curiga, sepertinya Rangga memang sengaja mengikutinya. Rangga tentu saja memilih masuk ke dalam kelas yang Yasmin singgahi. Meski Rangga tahu kalau Yasmin membencinya, tapi di lubuk hati Rangga tetap saja tidak mau jauh dari Yasmin.

"Ih itu kan kak Rangga. Ngapain sih dia masuk ke kelas ini. Aku tahu, jangan-jangan dia sengaja mengikutiku dan ingin membuat hidupku menderita. Pasti akan ada yang tidak beres, pasti kak Rangga mau mengerjaiku habis-habisan di acara OSPEK ini. Benar-benar menyebalkan!!" geram Yasmin dalam hatinya menuduh Rangga yang tidak-tidak.

Anton, kakak senior yang mengisi acara OSPEK di kelas Yasmin sedang asyik bercerita tentang perkuliahan. Sementara Rangga malah asyik memandangi wajah Yasmin yang sangat fokus memperhatikan penjelasan Anton. Rangga penasaran sebenarnya siapa nama gadis yang sudah membuatnya jatuh cinta itu? sejak pertemuan pertama, Rangga tidak tahu siapa namanya.

Sampai akhirnya Yasmin diperintahkan oleh kak Anton untuk maju ke depan kelas karena tidak membawa persyaratan OSPEK dengan lengkap. Dia tidak punya uang untuk membeli cemilan-cemilan yang mahal hanya untuk persyaratan OSPEK. Dia pikir lebih baik, uangnya dia pakai untuk membeli beras.

"Itulah secara garis besar tentang perkuliahan. Ada pertanyaan? kalau tidak ada langsung saja, saya akan cek persyaratan OSPEK yang kalian bawa. Kalau ada yang tidak lengkap, maka akan saya hukum!" ucap Kak Anton.

Kak Anton berkeliing dan mendapati Yasmin tidak membawa persyaratan dengan lengkap.

"Kamu kenapa tidak melengkapi persyaratan OSPEK?" tanya Anton.

"Maaf kak, saya lupa," jawab Yasmin singkat.

"Baiklah sesuai konsekwensinya. Kalau persyaratan tidak lengkap maka akan mendapatkan hukuman."

"Apa kak hukumannya," tanya Yasmin.

"Ayo maju kedepan kelas dan buatlah rayuan manis untuk kak Rangga yang ganteng ini," ucap Anton membuat suasana kelas gaduh.

"Merayu?"

"Iya. Buatlah gombalan manis untuknya!"

Yasmin bangun dari tempat duduknya dan maju ke depan kelas. Kemudian Rangga menyuruh Anton untuk merekam adegan ini.