Yasmin melangkahkan kakinya perlahan untuk mencari tahu siapa yang sedang menemui Ibu Anisa. Di balik pintu melalui cela kecil di gagang pintu Yasmin mengintipnya. Dia sangat terkejut saat melihat Kak Rangga sedang berbicara dengan Ibu Anisa di ruang belakang tepat di depan kamar yang sedang dia tempati.
"Kak Rangga? Sedang apa dia disini?" tanya Yasmin pada dirinya sendiri.
Sambil mengucek matanya, dia terus memastikan kalau dirinya tidak sedang berhalusinasi. Kemudian dia kembali mengintip untuk memastikan apa yang sedang dia lihat adalah benar. Mata Yasmin terbelalak saat mendengar kak Rangga mengatainya wanita gila karena sudah menyirannya dengan air sehingga bajunya menjadi basah.
"Ada apa Rangga? kok jam segini sudah pulang?" tanya Ibu Anisa heran.
"Lihat Bu! baju Rangga basah jadi Rangga pulang," jawab Rangga sambil menunjuk bajunya yang basah.
"Ya ampun kok bisa? kamu kan sudah dewasa ngapain sih pake acara mainan air segala? kaya anak kecil saja," teriak ibunya sambil mengambil elap dan mengusap baju Rangga perlahan.
"Tadi ada wanita gila bu, lemparin air mineral botol ke badan Rangga."
Mendengar ucapan Rangga yang mengatainya wanita gila, langsung saja darah kebencian Yasmin mendarah daging dan menjalar mengalir keseluruh tubuh. Tentu saja membuat Yasmin menjadi semakin membencinya.
"Awas yah kamu! aku akan beri kamu pembalasan. Kamu bisa jadikan aku sebagai taruhan, aku juga bisa membuat kamu tergila-gila denganku dan setelah itu aku akan buat kamu menangis karena cinta yang aku berikan hanya tipuan semata. Tunggu saja tanggal mainnya!"
"Eits tunggu! tadi Bu Anisa kok perhatian banget yah sama Rangga? Ah mungkin Rangga karyawan kesayangannya," kata Yasmin masih belum sadar kalau ternyata Rangga adalah anaknya Ibu Anisa.
Ibu Anisa memang sangat perhatian kepada semua karyawannya jadi tidak heran kalau Yasmin menduga bahwa Rangga adalah karyawannya. Tapi tiba-tiba dia sadar kalau Rangga tidak mungkin bekerja paruh waktu. Semua orang di kampus tahu kalau Rangga anak orang kaya, jadi tidak mungkin kalau dia mencari uang tambahan untuk biaya kuliah seperti dirinya.
Setelah Rangga tidak ada di cafe, Yasmin mulai mencari tahu tentang Rangga pada pelayan lainnya yang sudah lama bekerja di cafe ini.
Ada Dinda bagian cheff di cafe ini, dia sedang santai dan tidak sedang memasak. Ini kesempatan bagi Yasmin untuk bertanya mengenai Rangga.
"Dinda! Saya mau tanya," kata Yasmin membuka membicaraanya.
"Tanya apa Yasmin? serius amat," jawab Dinda meledek.
"Begini, tadi saya tidak sengaja melihat Ibu Anisa berbicara dengan Rangga temen kampus saya. Memangnya Rangga itu siapanya Ibu Anisa yah?" tanya Yasmin berbisik pada Dinda.
"Oh Rangga? dia itu anaknya Ibu Anisa pemilik cafe ini. Kenapa? suka yah? ganteng yah?" ledek Dinda sambil tertawa.
"What? Anaknya?" kata Yasmin kaget.
"Iya anaknya. Kenapa sih kok kaget gitu??"
"Rangga itu musuh saya di kampus, kalau dia tahu saya kerja di cafe milik ibunya. Bisa-bisa saya di pecat. Haduh!" keluh Yasmin sambil menepuk keningnya.
"Musuh?"
"Ssssttt! jangan ribut! nanti takut Ibu Anisa denger. Tolong bantu saya ya Dinda, kalau ada Rangga kasih tahu biar saya bisa cepat-cepat bersembunyi. Saya butuh sekali pekerjaan ini untuk biaya kuliah," ucap Yasmin sambil memegang tangan Dinda.
"Iya kamu tenang saja!"
"Makasih Dinda, kamu memang terbaik."
"Iya sama-sama."
***
Keesokan harinya, Yasmin meminta pada panitia OSPEK untuk pindah kelas dan pindah kelompok. Dia tidak mau bertemu Rangga dan dia berusaha keras meyakinkan ketua pelaksana OSPEK agar keinginanya bisa dikabulkan.
"Saya mohon Kak! Saya tidak nyaman dengan kehadiran Kak Rangga di hidup saya. Sudah cukup dia menyakiti hati ini. Saya ingin fokus menjalani OSPEK dan perkuliahan ini. Kasihani saya Kak!" ucap Yasmin penuh memelas dan air mata buaya.
Berhasil, keinginannya pun dikabulkan oleh ketua dan panitia OSPEK. Rara pun dipindah dan tidak satu kelas lagi dengan Rangga. Saat Yasmin merasa bahagia karena bisa jauh-jauh dari Rangga, sebaliknya Rangga malah sedih dan tidak semangat tanpa kehadiran Yasmin.
Sebenarnya Yasmin hanya salah paham dan tidak tahu yang sebenarnya. Dia mengira kalau Rangga begitu membencinya sehingga Rangga selalu saja membuat hidupnya susah. Dia pikir Rangga sedang mempermainkan perasaannya karena dia hanya gadis miskin yang tidak pantas dicintai oleh Rangga, laki-laki populer di kampusnya.
Faktanya Rangga memang benar-benar tulus mencintainya, hanya saja Rangga terlalu gengsi dan angkuh untuk mengakuinya. Ditambah lagi dengan profokasi dari Lita, mantan pacar Rangga yang selalu membuat perkataan bohong, sehingga membuat Yasmin semakin membenci Rangga.
Kali ini Lita datang dengan berpura-pura baik kepada Yasmin dan menjadi malaikat penyelamat bagi Yasmin.
"Hay!" sapa Lita saat Yasmin sedang berjalan menuju kelas barunya.
"Hay," jawab Yasmin singkat.
"Aku Lita, mantan pacar Rangga," kata Lita sambil mengulurkan tangannya.
"Aku Yasmin," jawab Yasmin menjabat tangan Lita.
"Aku tahu kamu pasti sedang risih dengan Rangga sampai-sampai kamu harus pindah kelas. Oh iya, aku hanya ingin mengingatkan saja. Hati-hati dengan Rangga! dia tipe laki-laki yang brutal. Memang sih kelihatannya cuek, pendiam, susah bergaul. Tapi kalau dalam urusan cinta, dia itu gila! Dia suka sekali mempermainkan wanita, membuat wanita jatuh cinta kemudian berhasil jatuh kepelukannya dan hati-hatilah pada saat itu. Rangga akan mengambil keperawananmu tanpa belas kasihan! Sudah banyak korbannya. Termasuk aku. Aku hanya kasihan sama kamu, aku tidak mau kamu tergoda dengan Rangga dan masa depan kamu jadi rusak. Hanya itu. Berhati-hatilah!" papar Lita panjang lebar.
"Iya Kak. Terimaksih atas kepedulian Kak Lita terhadap saya. Saya janji akan berhati-hati dan tidak akan dekat-dekat dengan Kak Rangga."
"Good! Ya sudah aku pamit dulu, bye!"
Yasmin tidak habis pikir kalau ternyata Rangga sejahat itu. Dia merasa kasihan kepada Lita yang keperawanannya sudah direnggut oleh Rangga, bahkan Rangga tidak mau bertanggung jawab. Rasanya dia kesal sekali ingin menampar Rangga dan menyuruhnya mempertanggung jawabkan perbuatannya terhadap Lita.
Suasana kampus sedang sepi saat itu karena semua mahasiswa OSPEK sudah masuk kelas. Yasmin berjalan menuju kelas melewati lorong kelas yang tidak berpenghuni. Tidak sengaja dia melihat Rangga yang sedang duduk seorang diri disana. Rangga malas masuk kelas karena tidak ada Yasmin disana, jadi dia memilih menyendiri di lorong ini.
Sementara saat itu emosi Yasmin sedang memuncak akibat profokasi dari Lita si cewek licik. Tanpa permisi langsung saja Yasmin menghampiri Rangga dan menamparnya dan memarahinya.
PLAK!!!
"Dasar bajingan! berani berbuat harus berani bertanggung jawab!" kata Yasmin.
"Cukup! maksud kamu apa, dasar cewek aneh! gila ya kamu, seenaknya nampar orang!" teriak Rangga.