"Aku tidak gila! tapi kamu yang gila!" ucap Yasmin membuat Rangga semakin bingung.
"Sumpah, aku ngga paham apa maksud kamu. Tolong bicara yang jelas!" kata Rangga.
"Sudahlah. Aku benci kamu pokoknya!" ucap Yasmin sambil nyelonong pergi.
Rangga benar-benar bingung dengan sikap aneh Yasmin. Pipi Rangga masih terasa sakit akibat tamparan Yasmin, meski begitu dia tetap bahagia. Rangga mengelus-elus pipinya dan merasa gemas pada tingkah Yasmin yang menurutnya sangat konyol.
"Dasar cewek yang aneh. Hobinya marah-marah ngga jelas! gemesin juga tuh anak, bikin pengen nyubit pipinya," keluh Rangga.
Sampai di kelas baru, Yasmin disambut mesra oleh Tami mahasiswi jurusan ekonomi. Tami melihat Yasmin yang sedang kebingungan mencari tempat duduk, jadi dia menyapanya dan mengajaknya duduk di samping dirinya.
"Hey kamu! anak baru yah? sini duduk disampingku!" ucap Tami.
"Aku?"
"Iya kamu."
Yasmin berjalan menghampiri Tami dan duduk disampingnya.
"Hay. Aku Tami dari jurusan ekonomi. Kamu?"
"Hay. Aku Yasmin dari jurusan Bahasa Inggris. Senang berkenalan dengan kamu," kata Yasmin menjabat tangan Tami.
Sejak saat itu mereka bersahabat meski beda jurusan. Dini dan Tami adalah sahabat yang baik bagi Yasmin. Mereka bertiga memiliki kisah cinta yang berbeda dan kisah kehidupan yang berbeda. Namun mereka melengkapi satu sama lain.
***
Perkuliahan sudah mukai aktif dan masa-masa OSPEK pun telah berlalu. Kini Yasmin satu gedung dengan Dini dan Rangga karena mereka memang satu jurusan. Sementara kelas Tami ada disebelah gedung mereka.
"Aku masuk kelas dulu yah, sampai ketemu nanti saat jam istirahat," tutur Tami sambil berjalan menuju gedung ekonomi meninggalkan Yasmin dan Dini.
"Oke!" jawab Yasmin dan Dini kompak.
Setelah Yasmin dan Dini sampai gedung Bahasa Inggris, Yasmin kaget melihat Rangga nongkrong didepan mading.
"Ngapain itu cowok tengil ada di gedung ini?" tanya Yasmin dalam hatinya.
Setelah Dini cerita, akhirnya Yasmin tahu kalau Rangga adalah teman sekelas Dini dari jurusan Bahasa Inggris juga. Dunia begitu sempit sehingga lagi dan lagi dia harus bertemu dengan Rangga, musuh bebuyutannya di kampus.
"Oh jadi dia temen Kak Dini?" tanya Yasmin sambil melihat ke arah Rangga.
"Iya. Kamu suka?"
"Ngga Kak."
"Iya. Dia banyak yang naksir."
"Kak Dini juga naksir?"
"Ngga. Kan aku sudah punya Candra," jawab Dini santai.
Ngomong-ngomong tentang Candra, Yasmin jadi bangga sama mereka berdua, karena meskipun sejak masa-masa sekolah menengah atas cinta mereka berdua tidak direstui, mereka tetap bersama sampai sekarang.
"Oh jadi sampe sekarang Kak Dini masih pacaran sama Candra?" tanya Yasmin sambil berjalan menuju lantai tiga.
"Masih dong. Kita sudah komitmen untuk selalu bersama dan berjuang apapun yang terjadi.
Rara tentu saja, tahu banyak kisah cinta mereka berdua karena dulu mereka satu sekolah.
"Aku sudah sampai kelas. Aku masuk duluan yah," Kata Dini.
"Iya. Sampai bertemu saat jam istirahat Kak," jawabnya.
Yasmin juga sudah menemukan kelasnya, namun sebelum masuk kelas dia berniat ke toilet terlebih dahulu. Toilet yang ada di lantai 3 hanya ada satu toilet, khusus untuk umum. Saat Yasmin hendak masuk, tiba-tiba saja Rangga datang dan merebutnya.
"Awas! aku duluan."
"Hey! tapi aku yang lebih dulu datang ke toilet ini," teriak Yasmin, tapi tidak didengar karena Rangga langsung nyerobot masuk ke toilet.
Dengan terpaksa, Yasmin menunggu. Setelah Rangga keluar dari toilet, dia mengancam.
"Urusan kita belum selesai! aku tidak terima atas tamparan kamu tiga hari lalu."
"Terserah!" jawab Yasmin sambil pergi masuk ke dalam toilet.
***
Saat jam istirahat perkuliahan, Rangga mampir ke cafe milik ibunya. Dia heran melihat papan informasi lowongan kerja didekat pintu tiba-tiba saja tidak ada.
"Apa Ibu sudah mendapatkan pelayan baru?" tanya Rangga.
"Sudah. Kok kamu bisa tahu? kata siapa?"
"Tahu sendiri Bu, Itu papan informasi lowongan kerjanya sudah tidak ada di pintu. Cantik tidak Bu pelayan barunya?" tanya Rangga.
"Dasar laki-laki, selalu saja gatal kalau masalah cewek."
Mereka berdua tertawa terbahak.
"Nanti juga kamu tahu."
"Namanya siapa Bu?"
"Yasmin. Dia satu kampus dengab kamu."
"Yasmin?"
"Iya. Kamu kenal?"
"Ada sih temen kampus namanya Yasmin. Tapi ngga tahu Yasmin itu bukan."
"Ini loh," kata Ibu sambil menunjukan foto Yasmin yang ada di ponselnya.
Betapa bahagianya Rangga saat tahu ternyata pelayan baru itu adalah Yasmin Tabitha. Cewek galak yang sudah membuatnya jatuh cinta. Rangga jadi punya banyak waktu untuk mengerjainya agar dia merasa kesal dan emosi.
Sore itu saat Yasmin sibuk bekerja, Rangga datang dengan tiba-tiba. Dia sengaja menabrak Yasmin yang sedang membawa segelas minuman untuk pelanggan. Yasmin sangat kesal dan mulai marah-marah sambil membereskan pecahan gelas. Marahnya berubah jadi malu saat tahu kalau yang menabraknya adalah Rangga.
"Hati-hati dong kalo jalan! Kerjaanku jadi berantakan," teraik Yasmin.
"Kamu yang harusnya hati-hati!"
"Rangga?"
"Kerja yang benar dong! Mau aku pecat?" bentak Rangga pada Yasmin.
Yasmin sangat kesal sekali, namun kali ini dia harus bersabar. Dia sangat butuh pekerjaan ini untuk membayar biaya kuliahnya. Akhirnya dia meminta maaf, meski sebenarnya Rangga yang salah.
"Maaf, tolong jangan pecat aku," kata Yasmin.
Rangga tidak mau memaafkannya. Yasmin terus memohon agar dirinya tidak dipecat. Rangga pun punya ide yang bagus agar dirinya bisa selalu dekat dengan Yasmin.
"Oke. Aku akan maafin kamu dan ngga akan pecat kamu, asal kamu mau turuti semua kemauanku!" kata Rangga.
"Tapi?"
"Terserah."
"Baiklak. Aku mau turuti semua kemauan kamu, asal jangan pecat aku."
"Gitu dong. Ya sudah kerja lagi yang benar!"
Dengan terpaksa Yasmin menyetujuinya dan akhirnya dia menjadi budak suruhan Rangga.
Alasan lain kenapa Yasmin setuju menjadi budak Rangga adalah karena dia takut rekaman rayuan mesra saat OSPEK diviralkan olehnya.
"Inget loh, aku juga punya video kita berdua saat OSPEK. Aku akan sebarkan kapanpun yang aku mau kalau kamu tidak nurut!" bisik Rangga mengancam.
"Licik yah kamu!"
"Terserah!"
Rangga kemudian pergi meninggalkan Yasmin yang sedang sibuk membersihkan pecahan gelas. Dia melamun meratapi nasibnya, dia merasa sangat sial sekali harus dipertemukan dengan laki-laki yang sangat menyebalkan dalam hidupnya. Manusia memang selalu begitu. Merasa takdir Tuhan sangat buruk, merasa tidak sesuai dengan yang kita inginkan. Padahal Tuhan lebih tahu yang terbaik untuk kita. Tuhan lebih tahu apa yang kita butuhkan dibanding yang kita harapkan.
"Yasmin! kamu ngapain malah mainan disini? itu loh sudah banyak pelanggan yang menunggu pesanannya diantar," ucap Bu Anisa pemilik cafe membangunkannya dari lamunan.
"Ya ampun, maaf Bu, Saya bukan sedang bermain. Ini tadi saya tidak sengaja memecahkan gelas. Tadi ada seseorang yang menabrak saya," jawab Yasmin.