Chereads / I AM YASMIN TABITHA / Chapter 7 - First Kiss

Chapter 7 - First Kiss

Kring ... Kring ... Kring

Suara ponsel Yasmin berdering. Membuat dia bangun lebih pagi, Itu panggilan masuk dari nomor baru yang tidak dikenal. dia terus mengabaikannya karena dia pikir pasti hanya orang iseng yang ingin mengerjainya. Berkali-kali dia mengeklik tombol menolak panggilan dan akhirnya nomor misterius itu mengirim pesan setelah berpuluh-puluh kali berusaha menelpon Yasmin.

"Ini aku, RANGGA. Tolong ke kampus lebih pagi dari biasanya! Aku mau disiapkan sarapan pagi sebelum pergi ke kampus. Cepat! aku tunggu di cafe."

Begitulah bunyi pesan dari cowok sombong yang tidak punya sopan santun. Mau tidak mau Yasmin harus menurutinya, kalau tidak, bisa-bisa dia diberhentikan kerja dari cafe milik ibunya. Akhirnya Yasmin pun membalasnya.

"Baiklah. Aku akan segera ke cafe sekarang juga."

Yasmin tampak terburu-buru melakukan kegiatannya hari ini. Ibunya sangat heran. Biasnaya sebelum berangkat ke kampus, dia membantu ibunya menyuci baju milik tetangga, karena memang ibunya seorang buruh cuci. Namun pagi ini, dari mulai mandi, ganti baju sampai beres-beres kamar pun terburu-buru.

"Aku pamit ya Bu," ucapnya.

"Mau kemana? ini masih jam 6 pagi. Bahkan kamu belum sarapan," tanya ibunya sangat heran.

"Aku mau kuliah Bu. Hari ini ada jadwal pagi, jadi aku buru-buru sekali. Nanti aku akan sarapan di kampus saja. Ibu tidak perlu khawatir," jawabnya sambil mengecup telapak tangan ibunya.

"Ya sudah hati-hati di jalan."

"Baik Bu."

Yasmin berjalan melewati pintu keluar rumah dan mulai menunggu angkutan umum untuk membawanya pergi ke kampus. Namun lagi-lagi cowok menyebalkan itu menelpon Yasmin.

"Halo. Kenapa?" tanya Yasmin melalui ponselnya.

"Sampe mana? sudah menuju cafe belum, aku sudah lapar."

"Masih di jalan, sabar dong!"

"Bohong. Pasti masih di tempat tidur kan? mana nomor whatsapps kamu, aku mau video call agar bisa tahu kalau kamu bohong atau tidak."

"Aku tidak punya whatsapps. Kamu kan tahu aku hanya orang miskin. Ponselku hanya bisa untuk mengirim pesan dan menerima panggilan masuk. Puas!" ketus Yasmin sambil menutup panggilan masuk dari Rangga.

***

Sampai di cafe pukul 6.30 menit. Rangga sudah duduk di meja cafe menanti sarapannya.

"Maaf aku telat, rumahku jauh."

"Banyak alasan! Sana ke dapur, aku mau sarapan yang spesial," perintah Rangga.

Di dapur, Yasmin bertemu Ibu Anisa. Dia sangat baik sekali mau membantu pekerjaan Yasmin. Bu Anisa meminta maaf yang sebesar-besarnya atas kelakuan anaknya.

"Permisi Bu. Saya ijin pinjam dapurnya, saya ingin membuatkan sarapan untuk Rangga."

"Silahkan. Oh iya, Ibu minta maaf yah atas kelakuan Rangga. Dia pasti sangat merepotkan kamu. Semoga kamu bisa sabar menghadapinya. Rangga banyak cerita tentang kamu. Dia bilang, kamu wanita yang hebat dan kuat. Rangga ingin selalu bersama kamu."

"Masa sih Bu. Saya jadi malu. Ngomong-ngomong Rangga sukanya makan apa yah Bu? Saya bingung mau buatkan dia sarapan apa."

"Rangga suka nasi goreng plus telor ceplok dan minum teh manis hangat setiap pagi. Sudah kamu duduk saja, biar ibu yang buatkan. Nanti bilang saja ke Rangga kalau nasi goreng ini adalah buatan kamu. Kamu mengerti?"

"Iya Bu, Saya mengerti."

Yasmin menunggu Bu Anisa yang sedang memasak nasi goreng ceplok. Sementara Yasmin menyiapkan teh manis hangat untuk Rangga. Setelah makanan siap disajikan, dia membawanya menuju meja depan di cafe.

"Silahkan dinikmati, sarapan sudah siap," ucap Yasmin sambil tersenyum manis.

"Terimakasih."

Saat Rangga menikmati suapan pertamanya, dia merasa kecewa karena sarapannya tidak spesial, masih sama seperti hari-hari yang lalu.

"Nasi goreng ini rasanya sama seperti buatan ibuku. Aku tidak mau sarapan ini dan tolong bikin ulang dengan buatan kamu sendiri!"

"Tapi ini buatan aku."

"Bohong! ayo cepat buatkan yang baru!" pintanya memaksa.

"Baiklah!"

"Satu lagi, buatkan aku satu gelas lagi teh manis. Aku tidak cukup minum hanya satu gelas."

Yasmin mengaangguk dan berjalan menuju dapur.

"Kenapa? Rangga tidak mau makan yah?" tanya Ibu Anisa.

"Iya Bu. Dia tahu kalau itu nasi goreng buatan Ibu. Jadi saya harus memasak buatan saya sendiri untuknya."

"Ya sudah. Sabar yah! Semoga kamu selalu bisa sabar menghadapinya."

Akhirnya Yasmin mencoba membuatkan sarapan untuk Rangga dengan penuh cinta. Dia yakin setelah masa-masa sulit ini pasti akan ada hikmah.

"Sudah matang, silahkan dinikmati!" ucap Yasmin penuh semangat.

"Terimakasih."

"Sama-sama," jawab Yasmin dengan senyum manis dan meninggalkan Rangga.

"Hey! mau kemana kamu?" tanya Rangga menghentikan langkahnya.

"Mau ke dapur."

"Sini! duduk! temanin aku sarapan pagi."

"Baik."

"Makanlah nasi goreng buatan ibuku! ini adalah nasi goreng ternikmat sedunia. Kamu harus coba! dan aku akan makan nasi goreng buatan kamu," ucapnya.

"Iya. Ini aku makan. Benar sekali ini nasi goreng ternikmat yang pernah aku makan."

Mereka berdua menikmati sarapan pagi dengan lahap di meja depan teras cafe. Sementara Ibu Anisa mengintip adegan ini dibalik pintu masuk cafe. Ibu Anisa menahan tawa saat Rangga berprilaku manja terhadap Yasmin. Tidak biasanya dia seperti ini pada wanita. Semua orang pun tahu kalau Rangga adalah laki-laki yang cuek dan sombong. Tapi pagi ini, Rangga beruba jadi manis dan manja.

"Aku mau kamu suapin aku!" pinta Rangga.

"Tapi kan kamu sudah dewasa bisa makan sendiri."

"Aku tidak peduli. Aku sudah lama tidak disuapi Ibu karena dia selalu saja sibuk bekerja. Ayolah!! Aaaa," rengek Rangga sambil membuka mulutnya.

"Baiklah. Aaa aaam anak pintar," kata Yasmin.

"Aku ingin kita tetap bersama seperti ini selamanya," ucap Rangga keceplosan karena tidak sanggup menahan gejolak cintanya.

"Maksudnya? Bahagimana?" tanya Yasmin bingung.

"Tidak Tidak. Lupakan saja!" jawab Rangga merasa gengsi.

"Dasar laki-laki aneh!" geram Yasmin.

"Apa kamu bilang?"

"Tidak."

Ibu Anisa datang menghampiri mereka berdua yang sedang asik berdebat. Dia pamit untuk pergi ke pasar belanja kebutuhan cafe. Jadi Ibu Anisa menitipkan cafe kepada Yasmin dan Rangga.

"Ibu pamit dulu yah mau ke pasar. Yasmin tolong bereskan dapur dan cafenya yah. Jam 9 saja buka cafenya!" perintah Ibu Anisa.

Setelah Ibu Anisa pergi. Yasmin mulai membereskan bekas makannya dan mulai mencuci piring. Rangga menghampirinya dan niat membantunya. Yasmin pun mengizinkannya dan akhirnya mereka mencuci piring dan membereskan dapur cafe bersama.

Saat sedang asik-asiknya beres-beres. Tiba-tiba tanpa sengaja Yasmin melihat kecoa dan dia berteriak ketakutan.

"Aarrggg ... ada kecoa!" teriaknya sambil spontan loncat memeluk Rangga.

"Kenpa?" tanya Rangga sambil memeluk balik.

"Ada kecoa. Aku takut," kata Yasmin sambil mengumpatkan wajahnya di dada Rangga.

Gairah kelaki-lakian Rangga mulai bergetar saat tubuh Yasmin begitu erat berada dipelukannya. Rangga tidak kuat menahannya. Akhirnya dia mengecup bibir Yasmin perlahan.