Shiittt
Adel berjingkat karena ia hampir saja ditabrak oleh anak-anak yang sedang bermain sepeda.
"Maafkan kita, Kakak!" ucap anak kecil itu yang hampir menabrak Adel.
"Tidak apa-apa, Adek. Hati-hati ya!" ucap Adel mengelus lembut puncak kepala anak itu.
Anak kecil itu kembali mengayuh sepeda kecilnya dan meninggalkan Adel, sementara gadis itu kembali melanjutkan jalannya dengan telinga yang ia sumpal dengan headset. Karena hari ini ia tidak berangkat sekolah Adel lebih memilih berjalan-jalan di taman.
Drrttt Drrttt
Ponsel Adel bergetar membuat gadis itu segera merogoh ponselnya yang berada di saku hoodienya.
"Halo! Kenapa, Kak?" ucap Adel menjawab telepon dari Arka.
["Kamu kemana, Dek? Kamu jangan kabur dari rumah! Jangan masukin ke hati omongan Mama!"] ucap seorang laki-laki yang berada di seberang telepon.
"Hah? Siapa yang kabur dari rumah? Aku cuma jalan-jalan saja diluar mencari udara segar, Kak."
Adel berjalan perlahan ke arah kursi kosong di pinggir taman dan duduk di sana dengan menyilangkan kaki.
["Kamu di mana sekarang? Biar kakak susul!"] tanya Arka.
"Ngapain nyusul segala? Nggak mau, aku mau jalan-jalan dan refreshing kenapa kakak mau ke sini?" tolak Adel. Gadis itu tidak ingin diikuti oleh kakaknya itu. Ia tidak ingin acara healingnya diganggu oleh Kakaknya yang Adel anggap over protective itu.
["Kakak cuma mau memastikan saja kamu tidak kabur dari rumah!"]
"Ya ampun, Abangku tersayang. Adekmu yang menggemaskan ini tidak kabur dari rumah, lagian kenapa Adel kabur dari rumah coba?" Adel merasa games sendiri dengan kakaknya itu.
["Ucapan Mama sedikit keterlaluan menurutku, jadi aku takut kamu kecewa dengan ucapan Mama,"] jawab Arka.
Adel terdiam sejenak, ia memang sedikit kesal dengan omelan Rossa karena Mamanya ini terus-terusan melarangnya untuk berdekatan dengan Revan. Adel sudah berkali-kali bertanya kenapa dan apa alasan Rossa melarangnya namun wanita yang sudah melahirkannya it tidak pernah menjelaskannya kepada Adel barang sedikitpun.
["Dek,"] panggil Arka.
"Iya, Bang. Jangan khawatir, aku sudah kebal dengan omelan Mama. Aku hanya mencari udara segar saja dan tidak ada niatan untuk kabur dari rumah. Jadi jangan ganggu aku! Bye!" Adel memutus sambungan telepon secara sepihak, ia tidak ingin melayani kakaknya ini karena ia benar-benar ingin mencari waktu untuk dirinya sendiri dan melepas penat yang selama ini memenuhi kehidupannya.
Adel membenarkan posisi headsetnya dan mencoba membuka aplikasi youtube di dalam ponselnya, sudah lama sekali ia tidak menonton idol korea yang ia sukai. Alunan musik mulai terdengar dari headsetnya saat Adel mengklik play video di layar ponselnya.
Gadis itu tenggelam dalam dunianya sendiri, ia tidak memperhatikan sekitarnya karena terlalu asik melihat oppa-oppa korea yang sedang menggerakkan tubuhnya sesuai dengan irama musik yang membuat mood Adel membaik seketika.
"Akhh," pekik Adel saat seseorang menarik sebelah headsetnya dengan paksa dari telinga, gadis itu segera menoleh ke arah suara. Adel terbelalak saat melihat siapa pelaku yang sudah mengganggu waktu santainya ini.
"Ngapain lo di sini?" ucap Adelk pada seorang gadis bersurai navy, ia sama sekali tidak berharap bertemu dengan gadis ini di sini maupun dimanapun juga.
"Gue yang seharusnya tanya, mentang-mentang di skors terus jalan-jalan santai ya," ucap gadis yang Adel kenali sebagai pacarnya Revan itu.
"Sesuka gue mau ngapain," jawabnya kembali memasang headsetnya dan kembali menonton oppa korea yang tadi sempat tertunda.
Ayu, si gadis bersurai navy itu terlihat kesal karena diacuhkan oleh Adel. Ia tidak suka dengan Adel karena gara-gara dia Revan-pacarnya, diskors selama tiga hari.
"Ishhh, lo apa-apaan sih, gak bisa gitu nggak gangguin gue?" ucap Adel kesal karena Ayu merebut ponselnya dari tangan.
Tatapan Ayu tajam seolah ingin melihatnya, gadis itu bertindak sesukanya dan membuat Adel geram.
"Lobyang apa-apaan,gara-gara lo Revan diskors, dan membuat nama baiknya sebagai ketua Osis menjadi buruk tau nggak?" senyum smirk terbit di bibir mungil Adel. Iab tidak menyangka gadis di hadapannya ini berani berkata demikian.
"Iya, memang semua itu gara-gara gue? Kenapa memang? Lo cemburu?" tanya Adel membuat Ayu seakan naik pitam. Tanpa basa-basi gadis itu menari surai hitam Adel membuat gadis itu kaget dan meringis merasakan kepalanya yang berdenyut.
Adel tidak tinggal diam, ia segera menarik balik rambut navy Ayu membuat gadis itu justru menjambak rambutnya semakin kencang.
"Dasar, gadis perusak hubungan orang!" ucap Ayu membuat Adel kesal.
Gadis itu mengibaskan tangan Ayu membuat gadis itu mundur beberapa langkah dan jatuh terduduk.
"Akhh, berani lo!"
"Emang sejak kapan gue takut sama lo?" jawab Adel.
"Ada apa ini?" suara seorang laki-laki membuat Adel dan Ayu menoleh pada sumber suara, Ayu sejak tadi memang idak berjalan sendirian, namun ia ersama Revan. AKhirnya laki-laki itu mendekati Ayu yang jatuh terduduk.
"Sayang, Adel jahat banget, masa iya aku didorong sampai jatuh," ucap Ayu membuat Adel mual mendengar suaranya yang dibuat manja seperti itu
"Adel," panggil Revan lembut pada gadis itu.
"Apa? mau salahin gue? Terserah sih," jawab Adel dengan kedua tangan yang merapikan rambut yang acak-acakan karena dijambak oleh Ayu.
"Ini semua memang salah, lo. Revan nggak mungkin di skors jika bukan karena lo," ucap tajam Ayu membuat hatinya dongkol, namun entah mengapa hari ini Adel sedang berada di mood yang bagus jadi sia tidak terlalu memikirkan itu.
"Yah, ini memang salah gue, siapa suruh merek berkelahi?" ucap Adel melirik Revan yang sedang menatapnya.
Karena rambutnya berantakan Adel mengikat rambutnya dengan karet membuat leher jenjangnya terlihat dengan jelas.b Melihat hal itu membuat Revan berjalan mendekati gadis itu dan menarik karet yang mengikat rambut Adel membuat rambut gadis itu kembali tergerai berantakan.
"Revan, lo apa-apaan, sih?" teriak gadis itu tidak terima.
"Jangan pernah ikat rambut lo kaya tadi, di sini banyak laki-laki yang bisa melihat itu!" ucap Revan.
"Rambut gue berantakan tau gara-gara pacar lo ini!" jawab lagi Adel, ia kesal melihat perlakuan solk manis laki-laki di hadapannya ini.
Mendengar ucapan Adel, Revan mengelus lembur puncah kepala Adel membenahi surainya yang berantakan. SEtelah itu ia menarik hodi gadis itu untuk menutup kepala Adel.
"Sayang, apa yang kamu lakukan?" teriak Ayu tidak terima dengan perlakuan Revan terhadap garis lain.
"Cepat pulang!" ucap Revan pada Adel.
"Nggak usah sok perhatian!" ucap Adel segera melenggang pergi dari hadapan Revan dan Ayu. Samar terdengar Ay mengumpatinya dibelakangs ana namun Revan menahan Ayu untuk mengejar Adel.
Gadiis itu tidak tahu apa yang terjadi pada hatinya, ia seolah menolak setiap perlakuan baik Revan bahkan ia sudah meminta laki-laki itu untuk pergi darinya, namun tubuhnya seolah tak bisa menolak perlakuan manis lak-laki itu padahal ia sudah memiliki orang lain.
"Dari mana? Jangan bilang kamu habis bertemu Revan!" suara seorang wanita paruh baya membuat langkah Adel berhenti saat baru saja memasuki rumah.
Adel hanya diam tak menjawab pertanyaan ibunya dan segera melanjutkan langkahnya masuk ke dalam kamar.
"Adel! Sekarang kamu jadi anak embangkang ya gara-gara laki-laki itu!" teriak Rossa.