Chereads / Queen of Emerald / Chapter 12 - Jatuh Cinta

Chapter 12 - Jatuh Cinta

Ergy tak tahu akan membawa Shanum kemana, malam semakin larut, dia juga tak mempercayai siapapun di tempat itu, meski mereka terlihat sangat hangat dan terbuka namun orang-orang Emerald tak akan segan membunuh seseorang yang bukan dari kaum mereka.

"Aku akan membelikan beberapa makanan, tunggu disini !"

"Aku ikut !" Shanum merengek.

"Iya, tapi berjanjilah kau tak akan membuat kerusuhan"

"Iya" Shanum menjawab singkat, perutnya yang sedari tadi keroncongan dibiarkannya mengerang sendiri.

Ruangan yang lebih pantas disebut Cafe itu dipenuhi oleh orang-orang dari kaum Emerald, mereka terlihat cerdas dan juga bersih, Shanum mengikat rambutnya agar terlihat lebih anggun dan pintar, beberapa gadis di tempat itu memiliki rambut pendek yang berkelas, Shanum memperhatikan mereka satu persatu dari ujung rambut hingga kaki mereka.

"Ada apa ?" Ergy yang melihat tingkah Shanum lebih awas lagi, bagaimanapun gadis di sampingnya baru ditemuinya tadi sore.

Shanum tersentak, kemudian menjawab dengan cepat dan kikuk, "Tak apa-apa, mereka terlihat cantik dan berkelas" Shanum mendeskripsikan semuanya tanpa rasa malu.

"Kau juga cantik" Ergy memberi pernyataan secara spontan.

Shanum yang mendengar ucapan Ergy tertunduk malu tak dapat mengangkat wajahnya yang memanas.

"Kau mau makan apa ?"

Sepanjang deretan menu yang ada, tak ada satupun yang familiar bagi Shanum.

"Kau saja yang pilihkan, aku tak tahu makanan-makanan ini" Shanum melempar kesempatan nya pada Ergy yang siap memilihkan makanan.

"Semua makanan disini terbuat dari Es dan roti, kau tak apa jika memakan makanan seperti itu ?" Ergy memastikan bahwa gadis itu tak akan menolak atau sakit perut setelah memakan makanan yang biasa dimakan oleh kaumnya.

Shanum berbinar, dia tak masalah dengan makanan seperti itu, baginya makanan manis dan dingin adalah makanan terbaik untuk keadaan seperti sekarang.

"Iya, aku menyukainya"

Ergy memesan dua roti berisi eskrim coklat kemudian keluar dari kafe tersebut yang diikuti oleh Shanum dibelakangnya.

Shanum dengan cepat menghabiskan makanannya, rasa laparnya membuat dia tak tertahan lagi, Ergy memperhatikannya diam-diam sambil tersenyum kecil.

"Kau begitu lapar ya ?" Ergy bergumam sendiri, samar-samar namun cukup terdengar jelas di telinga Shanum.

"Maaf, aku tak punya tata krama, perutku rasanya sangat mengencang karena kelaparan" Kali ini Shanum tertunduk yang kesekian kalinya karena menahan malu.

"Tak apa, aku menyukainya, kau apa adanya" Jawaban spontan yang dikeluarkan oleh Ergy selalu saja membuat Shanum salah tingkah .

Jantungku berdebar lebih cepat dari biasanya, aku bahkan tak bisa menatap wajahnya dengan benar.

Shanum berdiri pada sebuah batu di atas dataran yang lebih tinggi di tengah kota, dia tampak cantik dan anggun.

"Aku lelah" Shanum mengeluh.

"Sebaiknya, kita cari penginapan untukmu, setelah itu beristirahatlah, aku akan menjemputmu besok pagi" Ergy memberi solusi yang terdengar menyenangkan bagi Shanum yang sangat kelelahan.

"Baiklah" Shanum tampak antusias, rasanya sangat ingin meluruskan punggungnya yang terlalu lama tegak dan bersikap sok anggun di hadapan Ergy.

Tak susah mencari penginapan di Emerald, tempat-tempat canggih dengan box-box yang tampak seperti kepompong berjajar rapi di tengah taman, Shanum terbelalak, suatu pemandangan indah sekaligus menakjubkan membuat Shanum mematung sejenak, sesaat sebelum Ergy menarik tangannya pelan.

"Ini card mu !" Ergy memberi sebuah kartu kecil sebagai akses untuk masuk ke dalam box itu.

Shanum tak banyak bicara, namun tingkahnya menggambarkan dia begitu terkesima dengan teknologi di depan matanya.

"Tidurlah, aku akan tidur di box sebelahmu, aku tak jadi pulang. Jika kau memerlukan sesuatu kau bisa menggoyang-goyangkan box ku" Ergy tak sengaja mengelus lembut rambut Shanum, tampak seperti seorang kakak yang sedang menyuruh adiknya tidur, namun berbeda dengan pikiran Shanum, wajahnya memerah dan hangat.

Perasaan yang sedari tadi ia pendam, akhirnya di buncahkan dalam sekumpulan gerakan aneh di dalam box nya, Shanum berguling-guling kemudian jungkir balik di dalam box kecil itu, kemudian terkekeh tertahan.

Hatinya berdebar tak terkira, wajah Ergy terbayang-bayang dikepalanya, lelaki itu tampak pendiam namun sikapnya membuat Shanum tak dapat menahan lonjakan jantungnya, Shanum tak dapat tidur pikirannya selalu tentang lelaki itu.

Hening, tak ada suara apapun yang terdengar di luar, Shanum penasaran dengan kegiatan apa yang dilakukan Ergy di dalam boxnya, apakah dia sudah tidur atau masih terjaga.

Shanum menggoyang-goyangkan box lelaki itu, berharap dia dapat melihat wajah Ergy sekali lagi sebelum tidur, namun berulang kali ia guncangkan, lelaki itu tak juga keluar dari box kepompongnya.

Perasaan kecewa bercampur sedih dirasakan Shanum secara bersamaan.

Shanum terduduk lemas di bangku taman tepat di depan boxnya, kepalanya didongakkan ke atas menghadap langit dan bintang, dia terlalu berharap pada lelaki yang baru ditemuinya hari ini.

"Kenapa diluar ?" Suara Ergy mengagetkan Shanum yang asik dengan lamunannya.

Shanum terlonjak.

Lelaki itu mengambil posisi tepat di sebelah Shanum yang merasa sesak.

"Apa kau masih lapar ?" Ergy menyodorkan sepotong roti bekas gigitannya pada Shanum.

Shanum menerimanya dengan cepat, dia hanya menutupi kekikukan dan perasaannya.

"Kenapa masih diluar ?" Ergy mengulang pertanyaannya.

"Aku belum mengantuk, kau dari mana ?"

"Aku habis mencari makan dan melihat-lihat keadaan sekitar"

Ergy merapikan rambut Shanum yang menutupi wajah gadis itu, tindakan Ergy membuat Shanum berdiri dengan cepat.

"Apa yang kau lakukan ?" Shanum membentak Ergy yang tampak tahu apa-apa.

"Maaf, apa maksudmu ?"

"Kau masih bertanya ?, kau memperlakukanku seperti kita sudah kenal lama, kau membuatku menjadi salah paham, kau membuatku berdebar tak karuan, aku yang seharusnya bertanya…. Apa maksudmu ?" Shanum terengah-engah.

"Aku hanya melakukan hal wajar dan peduli padamu, apa itu membuatmu tak nyaman ?"

"Iya !!!" Shanum berteriak. Jawaban yang diberikan Ergy tak sesuai dengan apa yang diinginkannya.

"Maaf, aku tak akan melakukannya, tapi mengapa kau berdebar ?" Ergy memancing Shanum yang terlihat kikuk.

"Tidak, aku tak mengatakan itu !"

"Kau mengatakannya tadi, aku mendengarnya dengan jelas"

"Kukatakan tidak, Ya… Tidak" Shanum mempertahankan posisinya.

"Aku juga merasakannya"

"Maksudmu ?'' Shanum penasaran.

"Entah mengapa sepanjang hari ini sejak bertemu denganmu, jantungku terus saja berdetak lebih cepat dari biasanya, tubuhku juga semakin menghangat saat bersamamu, sedang malam ini pun aku merasakan seperti kakiku ingin lepas dari sendinya, aku tak pernah merasakan hal seperti ini sebelumnya" Ergy memberi penjelasan dengan jujur dan spontan.

Shanum tertunduk, dia tak tahu apa yang harus ia katakan pada lelaki itu.

"Apa kau memiliki mantra sihir agar aku terpikat olehmu ?"

Ucapan terakhir yang dilontarkan Ergy membuat Shanum menatapnya dengan cepat.

"Maksudmu aku menggunakan hal curang untuk membuatmu jatuh cinta padaku ?" Shanum mengerang.

"Tidak, bukan itu maksudku"

"Sudahlah, benar katamu kita tak perlu saling mengenal lebih dalam, bukankah aku akan pergi juga" Shanum memasang wajah marah dalam setiap ucapannya.