Elara menatap nun jauh, menerka-nerka hal apa yang dibicarakan nenek Tessa kepada paman Howard, Mata hijau sedikit cekung, serta badan kurus semampai membuat Elara tampak seperti perempuan buas yang siap menerkam apapun di hadapannya, namun berbeda dengan kenyataannya dia adalah perempuan hangat yang sangat senang mengetahui dunia luar, ia tak tampak seperti perempuan kebanyakan di hilltop castle, ia lebih suka bergelut dengan buku-buku tebal nan kuno di perpustakaan pribadinya. Bau kertas-kertas serta aroma pembersih cemara memenuhi ruangan pribadinya, sosok menjengkelkan Stuart selalu saja datang dalam pikirannya saat ia sedang merampungkan bacaan yang dibacanya, lelaki yang selalu muncul dalam bentuk angan itu tersenyum kecil membuat Elara putus asa melupakannya.
Paman Howard membuka kembali catatan masalah Hilltop Castle, menggertakan gigi sebelum memulai membacakannya kepada nenek Tessa, Kebiasaan buruk yang selalu ia lakukan, untuk menghilangkan kegugupan yang melandanya, ia sedikit tak percaya diri saat berbicara dengan nenek Tessa, perempuan tua itu memiliki aura yang dapat menelan mu hidup-hidup jika kau melakukan satu kesalahan, Howard tak punya alasan lain untuk bertemu nenek itu, jika bukan untuk membacakan catatan masalah Hilltop Castle setiap minggunya, lagi pula ada hal penting yang harus ia katakan kepada nenek Tessa, dan sesuatu itu tak dapat dikatakan orang lain selain dia.
Balai pertemuan Hilltop castle sudah sedari pagi dipenuhi oleh ibu-ibu hamil yang siap membicarakan tentang pembagian klan yang akan diterima anaknya kelak apabila telah lahir, mereka memiliki ritual khusus yang akan menentukan klan apa yang cocok dengan bayi-bayi mereka, mereka tidak mengikuti klan orang tua atau nenek moyang mereka, hanya sedikit sekali yang bisa mewarisi klan orang tua mereka, ritual ini dilakukan agar mereka dapat memilah dan melatih bayi-bayi itu sesuai dengan kecerdasannya, karena semua bayi yang terlahir dari dua orang tua yang memiliki kecerdasan yang berbeda akan menghasilkan kecerdasan yang berbeda dan baru pula, itu mengapa mereka tak akan memiliki kemiripan yang berarti antara orang tua dengan anak-anak mereka, gen mereka tidak menurun kepada anak-anak mereka.
Lembaran demi lembaran yang dibuka nenek Tessa, dirobeknya dengan paksa, menyisakan suara krek pada setiap sobekan kertas, ia tak suka apabila rakyatnya melakukan kesalahan karena kesalahan tidak terjadi pada Emerald, mereka memiliki kecerdasan dan hati yang hangat tak boleh melakukan kesalahan apapun, Nenek Tessa membiarkan lembar kertas terakhir di dalam buku itu, tak ada niat untuk merobek atau menutupnya, paman Howard tampak tersengal-sengal mengamati nenek Tessa yang membaca satu persatu kata dari buku hijau itu.
"Bisakah kau menghentikan napas beratmu itu howard ?"
" Ah iya, iya nek, aku sedang tak enak badan, dan kurasa tubuhku semakin hari semakin memberat"
" Kau melakukan kesalahan besar dengan mengatakan itu di depan pemimpinmu, bukankah itu hal memalukan bagi kaum emerald jika kau makan terlalu banyak" ketus nenek Tessa. "Lagipula, kau harus menjaga proporsi tubuh mu agar mudah mencatat berita kesana-kemari"
Paman Howard tertunduk malu dengan ucapan nenek, ia menimbun-nimbun sepatunya dengan pasir untuk menghilangkan kegugupannya, pipi chubby nya tak dapat dipungkiri bahwa ia telah melakukan kesalahan besar makan terlalu banyak yang itu tidak dilakukan oleh kaum Emerald.
"Kau dapat kompensasi hari ini, karena membawakan catatan hijau tepat waktu, berolahragalah ward, kudengar dari distrik kebugaran mereka telah menciptakan sebuah alat baru untuk menyeimbangkan proporsi tubuh".
Howard mengangkat kepalanya dan memberi senyum hangat kepada nenek Tessa, sembari menunduk memohon diri dan ucapan terimakasih, bagaimanapun kerasnya nenek Tessa, ia memiliki sifat peduli yang luar biasa, sifat kerasnya hanya semata-mata untuk bersikap adil dan layaknya pemimpin pada umumnya.
Langit berkabut dari biasanya, Elara tak dapat tidur semalaman rasa penasaran dengan makhluk luar selain Emerald dan bayangan Stuart yang selalu menghantuinya membuat mata Elara tetap berjaga sepanjang malam, kelopak mata yang menghitam serta kulit pucat akibat tak tidur, membuat ia tampak seperti hantu di pagi hari, baju dingin yang dipakainya semalam menghangat akibat jantungnya yang kian berdebar, selama yang ia tahu Emerald tak memiliki nafsu namun memiliki perasaan, itu mengapa ia tak pernah bernafsu untuk memiliki Stuart seutuhnya, Elara sibuk mengikat rambut pendeknya, sambil tangannya meraih-raih sepatu terbangnya, ini adalah hari pertamanya bekerja di distrik teknologi, sebelum keluar rumah dibiarkan pembersih tubuh otomatis membersihkan tubuhnya dan mengganti pakaian dinginnya menjadi baju bekerja, senyum nya tersimpul di wajah kecilnya, distrik Teknologi adalah distrik terkeren yang ia pernah ketahui dan sekarang ia menjadi salah satu anggota dari distrik itu membuat dia senang sekaligus bangga.
Hilltop Castle cerah seperti biasanya, setiap orang sibuk dengan kegiatan masing-masing, cahaya yang ditimbulkan oleh distrik lingkungan membuka hari dengan sedikit atraksi pagi ini, penemuan baru yang dipertontonkan hari ini memberi decak kagum dari setiap penyintas yang lewat, Ergy dari distrik lingkungan memberi isyarat waktunya menyudahi pertunjukan itu, mata hijau pekatnya mengawasi setiap rekan kerjanya, sosok pendiam dan kehangatannya membuat beberapa orang tua dari klan berbeda menyetujui anaknya menikah dengannya, ia tak banyak bicara namun ia memiliki kecerdasan lebih dibanding orang-orang di sekitarnya, itu mengapa selain ia menjadi ketua pengawas distrik lingkungan ia juga mendapat peran penting di Hilltop Castle menjadi seorang Raja Penjaga.
Peran penting antara Ergy dan nenek Tessa, memaksa Ergy selalu berkomunikasi dengan paman Howard, kedekatan antara Howard dan Ergy layaknya amplop dan perangko yang tak bisa dipisahkan, beberapa waktu yang lalu Paman Howard memberi kabar bahwa ada makhluk asing yang tercium di tanah Emerald, tapi belum tentu itu makhluk dari kaum berasal dari mana, berita tersebut membuat Ergy waspada dengan segala serangan yang mungkin saja akan terjadi.
Percakapan rahasia antara nenek Tessa dan Paman Howard mengusik pikiran Elara, perasaan aneh sekaligus penasaran membuat dia menerka-nerka apa yang sebenarnya yang mereka bicarakan, Elara menghela napas panjang, di tekannya tubuhnya ke arah kursi kayu membuat tulangnya sedikit berbunyi kretek.
Ergy membuka pintu kamarnya dengan sekali sentakan, hari ini terlalu lelah untuk memperbaiki semua masalah, tatapan kosong dan bosan terlihat jelas pada wajahnya, laporan tentang penyusup dari Howard membuat dia harus lebih berhati-hati lagi, begitu banyak kemungkinan, tentu saja kejadian apapun itu bisa saja merugikan Emerald.
Bersamaan dengan napas panjang terakhir yang dikeluarkan oleh Elara, Nenek Tessa mengetuk pintu kamarnya dengan pelan,
"Kau sedang apa ?" Nenek Tessa memastikan jika Elara sedang tak sibuk, sesaat setelah pintu kamar Elara terbuka lebar.
"Tidak, aku tidak melakukan apapun" Elara menjawab tanpa menoleh ke arah neneknya.
"Ada yang ingin aku sampaikan, tapi tidak disini" Nenek Tessa berlalu tanpa mengaba memberi tahu terlebih dahulu kemana dan dimana dia akan bicara.
Elara mengikuti nenek Tessa dari belakang memastikan jika kali ini tidak ada hal aneh yang akan dibicarakan olehnya.
"Bisa kau mengawasi pintu masuk Emerald ?" Nenek Tessa meminta, tapi terdengar seperti perintah.
"Untuk apa ? aku bukan Ratu penjaga dan lagipula aku tak punya wewenang untuk itu" Elara menyanggah dengan cepat, memastikan sekali lagi, jika dia tak berminat untuk melakukan itu.
"Lakukan saja ini perintah !" Nenek Tessa mengerang, sebelum Nenek Tessa mengeluarkan ultimatum pedasany Elara mengiyakan dengan cepat. "Akan aku lakukan".