Chereads / The Choosen Luna / Chapter 7 - Berlatih

Chapter 7 - Berlatih

Membutuhkan waktu yang cukup lama untuk Eve bisa menerima kepergian Noah. Bagaimanapun, Robert dan Melissa berusaha menghargai itu. Mereka tak ingin keadaan Eve memburuk, bahkan bisa saja jatuh sakit jika harus ditekan karena tugas yang diemban Eve bukanlah suatu yang gampang.

Robert dan Melissa membiarkan Eve diam selama berhari-hari di dalam ruangannya. Melissa hanya memberi gadis itu makan ketika waktu makan saja dan tidak banyak bertanya. Tak lupa pula ia sekadar mengajaknya mengobrol walau hanya pertanyaan kecil seperti, 'sudah makan?', 'apakah tidurmu nyenyak semalam?'. Hal itu supaya Eve tidak merasa sendirian dan kesepian.

Namun ada sesuatu yang berbeda terjadi pada Eve pagi ini.

"Katakan padaku. Apa yang harus kulakukan setelah semua yang terjadi?" tanya Eve dengan tatapan nanar. Ia menghampiri Robert dan Melissa yang sedang berkebun di halaman belakang rumah mereka.

Melissa menatap lekat ke arah suaminya. Berharap ia sudah memiliki jawaban atas pertanyaan Eve yang sangat tiba-tiba dan cukup mengejutkan.

"Bersiap. Hanya itu yang perlu kau lakukan, Eve," tukas Robert menatap Eve tajam.

"Apa saja yang kubutuhkan untuk itu?" Eve tidak punya pilihan lain. Terlalu lama bersedih tentu bukan pilihan yang bagus bagi kehidupannya sendiri.

"Kami akan memberitahumu hanya jika mental dan perasaanmu sudah benar-benar pulih, Eve."

"Aku tidak punya pilihan lain, Robert. Aku sudah tumbang dan terperosok ke dalam jurang kesedihan yang cukup mengerikan. Jadi kupikir... aku butuh saran kalian. Setidaknya agar aku melupakan semua yang telah terjadi."

Melissa lantas segera mendekati Eve dan memberikannya rangkulan hangat. Ia bisa merasakan kegetiran dalam ucapan Eve barusan.

"Eve benar, sayang. Semakin lama kita membiarkannya larut dalam kesedihan, akan semakin memperparah keadaan," imbuh Melissa.

Robert terlihat berpikir sejenak, lantas mengatakan, "baiklah. Kita akan memulai semuanya sore nanti."

"Kau harus bersiap, Eve," lanjutnya.

"Sayang, persiapkan semua kebutuhan yang kita perlukan," tujunya pada sang istri yang kemudian mengangguk penuh semangat.

"Tenanglah Eve, ini semua demi kebaikanmu," tutur Melissa lembut.

"Terimakasih, Melissa," seru Eve.

Beberapa saat kemudian, Melissa memberikan satu sendok ramuan penghilang feromon sesaat pada Eve. Hal itu bertujuan untuk melindungi keberadaan werewolf girl tersebut. Bagaimanapun juga, hingga saat ini tak ada satu werewolf pun yang mengetahui keberadaan Eve dan takdirnya. Mereka harus super hati-hati.

"Apa kalian tidak sama sepertiku?" tanya Eve pada Melissa.

Wanita itu sedang mencari pakaian hangat yang cocok dan pas di badan Eve. "Tidak, Eve. Kami hanya manusia biasa," tukas Melissa sekenanya.

"Lantas mengapa kalian tahu semua tentang manusia serigala?"

Melissa tersenyum semringah. Ia baru saja menemukan sebuah mantel berwarna hijau lumut miliknya yang pernah ia pakai hanya sekali. Warnanya sangat cocok untuk kulit Eve yang putih pucat.

Ia lantas mencoba mantel itu di tubuh Eve, kemudian berbisik, "kami adalah sepasang Watcher."

"Watcher?" Eve menyipitkan kedua mata. Werewolf dan dunianya benar-benar baru bagi Eve.

"Iya, kami adalah watcher. Istilah gampangnya kami adalah manusia kepercayaan dari manusia serigala. Kami diberi tugas untuk mengurus semua keperluan manusia serigala di dunia manusia," jelas Melissa.

"Sepertinya aku dan Robert harus memulai dari istilah-istilah ini," gumamnya.

Eve mengendikkan kedua bahu. Apapun keputusan Robert dan Melissa akan ia terima. Asalkan semua menjadi jelas dan kesedihan karena kehilangan Noah segera berlalu dari hari-harinya.

Melissa memberitahu Robert mengenai keinginannya untuk memulai latihan mereka pada Eve dengan cara menjelaskan tentang istilah-istilah dunia werewolf pada gadis itu.

"Aku pikir itu tidak perlu, sayang. Eve pasti bisa mengetahuinya seiring waktu." Ternyata Robert tak begitu setuju.

"Iyakah? Bagaimana jika ia tertipu ketika telah masuk ke dalam hutan sana? Ia bahkan bisa diserang oleh Rogue yang bisa saja ia anggap bukan sebagai musuh. Hanya karena ia tak mengenal dengan baik ciri mereka," tandas Melissa.

"Hmmm... kita tidak punya banyak waktu, sayang," ujar Robert masih dengan pendapatnya.

"Bagaimana jika kita mengajari Eve istilah-istilah itu sembari melatih kekuatannya?"

"Ahh... kau benar. Mengapa aku tidak kepikiran?" setuju Melissa langsung, setelah mendengar usul Robert.

Hutan di dekat perumahan tempat tinggal Robert dan Melissa tidak begitu lebat dan luas. Hutan ini hanya digunakan sebagai tempat wisata alam oleh masyarakat sekitar. Oleh karena itu tempat ini hanya ramai ketika hari libur. Sedangkan hari biasa tidak terdapat begitu banyak pengunjung.

Namun meski begitu, mereka harus tetap berhati-hati, karena keberadaan Rogue jahat benar-benar di luar dugaan.

"Oke Eve, coba kita lihat, apa yang bisa kau lakukan jika aku dan Melissa tiba-tiba menyerangmu dari arah acak," seru Robert pada Eve.

Eve hanya mengangguk. Robert hanya memintanya memasang kuda-kuda. Beruntung ketika menjadi pelajar ia ikut ekstrakurikuler bela diri, jadi ia tak memiliki kesulitan untuk memahami cara Robert dan Melissa melatihnya. Walau kedua watcher itu belum tahu mengenai hal itu.

Suasana hutan di petang ini tiba-tiba menjadi hening ketika Robert dan Melissa tiba-tiba telah menghilang ke tempat persembunyian mereka. Sementara Eve ditinggalkan sendirian di tengah hutan.

Eve bisa merasakan betapa ngerinya suasana ini. Kabut asap mengepul karena cuaca malam yang dingin sebentar lagi datang. Pandangan matanya sedikit kabur karena hal itu.

BRAAKKK.

Sebuah hentakan keras berasal dari arah belakang mengejutkan Eve. Membuat ia sontak berbalik. Syukurlah karena itu adalah Melissa.

Tanpa peduli jika di depannya adalah Eve, Melissa langsung menyerang Eve dengan menendang ke arah kaki sebelah kirinya.

Tentu saja Eve bisa berkelit dengan mudah. Ia menangkis kaki Melissa dengan sebelah tangan. Kemudian balik menyerang memukul bagian pinggang wanita itu. Melissa menghindar, kemudian menarik tangan Eve hingga mereka menyatu dan sangat dekat. Namun tidak ada serangan dalam gerakan tersebut.

"Bagus, Eve. Kau di luar dugaan," puji Melissa lantas tersenyum.

Eve merasa tersanjung dipuji oleh Melissa. Karena ia memang senang dipuji sebab keahlian bela dirinya. Namun saat merasa tersanjung itu lah Melissa menyerangnya kembali. Membuat tubuhnya jatuh tersungkur ke tanah.

"Kau lengah, Eve. Sebaiknya kau harus memperbaiki bagian itu dengan baik," kata Melissa seraya berlalu. Kembali menghilang di kegelapan hutan.

"Arrghh... sial," gerutu Eve sembari menepuk-nepuk telapak tangannya.

Beruntung Melissa tak mendorongnya dengan keras. Hanya kedua telapak tangan Eve yang kotor karena bekas tanah dan dedaunan kering.

Belum sempat Eve berdiri dengan tegak, tiba-tiba dari arah entah, datang seseorang yang memiliki tinggi dan proporsi badan yang sama dengan Robert. Namun anehnya pria ini mengenakan hoddie dengan penutup kepala. Sehingga menyulitkan Eve untuk melihat wajahnya dengan jelas.

"Kalian curang. Kau datang terlalu cepat. Melissa baru saja kembali," protes Eve. Ia telah memasang kuda-kuda.

Pria itu tak bergeming.

Sesaat Eve merasa aneh. Karena seharusnya Robert akan membalas ajakannya berbicara walau mereka dalam posisi akan saling menyerang. Namun ia kembali mencoba berpikir jernih, karena bisa jadi ini adalah taktik Robert untuk menyerangnya.

Sesaat karena memikirkan hal itu, Eve kembali lengah. Tiba-tiba tubuhnya telah disekap oleh pria tadi. Gerakannya benar-benar secepat kilat. Bahkan Eve pun tak melihat pergerakannya sedikitpun.

Eve berusaha untuk melepaskan sekapan pria itu. Namun ia benar-benar menyekap tubuh Eve dengan kekuatan penuh. Seharusnya jika pria ini adalah Robert, maka ia tak akan berlaku sekeras ini padanya.

"Ekkkkhhh... Robert! Aku mengalah. Aku mengalah. Tolong lepaskan!" seru Eve susah payah mengeluarkan suara.

Namun hening. Ia tak bergeming sama sekali.

"Ekkkhhh... Robert!" seru Eve lagi.

"Sssshhh... diamlah!"

Suaranya sangat berat. Membuat Eve sontak terkejut. Karena itu bukanlah suara milik Robert.

***

Bersambung.