Chereads / The Miracle Of Princess Jessica / Chapter 10 - Chapter 10

Chapter 10 - Chapter 10

Arsen masih mengingat dengan jelas gadis yang sudah menyembuhkan lukanya kemarin, gadis ajaib itu sukses membuat Arsen penasaran.

Apakah gadis itu jelmaan siluman? Atau goblin? Atau bahkan hantu? Tapi kecantikan Valent tak bisa dipungkiri. Dia gadis tercantik yang sekarang berhasil memikat Arsen.

Jessica Valeria Valent, gadis yang tidak tahu asal-usulnya, memiliki kemampuan aneh, dan sangat dingin.

Kemarin dia melihat gadis itu membuat langit menggumpal membentuk awan, sekarang gadis itu sudah menghilangkan luka yang biasanya akan kering selama beberapa hari. Apakah gadis itu bahkan bisa berubah wujud?

Bahkan dia sempat ingat, Valent bisa berpindah tempat, Arsen yakin gadis itu juga menghilang saat pertemuan pertama mereka di lorong gelap.

"Ahh sudahlah! Aku gak bakal bisa nemu jawaban kalau mikirin si gadis ajaib itu."

Arsen pun tidur karna buntu memikirkan siapa sebenarnya Valent. Valent, panggilan yang cocok untuknya.

(Di kampus)

"Lu kemarin kok pulang duluan, tapi tas lu masih di kelas, abis ngapain?" cecar Sam.

"Sakit perut terus pulang." sahut Arsen.

Dia menutup kepalanya dengan jaket, menyenderkan tubuhnya di tembok, pandangannya mengarah ke arah luar, tak tahu menunggu siapa.

"Lu inget gak sih sama anak fakultas hukum yang lu cium pas di kantin, gue denger-denger dia tajir bro."

Arsen menatap tajam Robert, dia yakin Robert pasti akan tahu kabar terbaru dan tentu pasti akurat, dia anggota STAR yang memiliki banyak informan terpercaya dikampus. Raja julid emang.

Arsen menyerngitkan dahinya, berjalan bertatih, dan keluar dari kelasnya.

"Kaki lu napa Sen? Gue kok gak sadar tadi waktu lu masuk."

Arsen lupa kalau cara berjalannya agak kaku, dia membuka sedikit celananya, memperlihatkan bekas luka yang menghitam.

"Lah kapan lu jatuh? Kemarin ? Tapi kok tinggal bekasnya doang?" Tristan memulai sesi introgasi.

"Gapapa, udah baikan. Gue keluar sebentar." seperti biasa, Arsen menjawab seperlunya.

Dia turun ke lantai 1, malas praktek pelajaran kimia, lagian presentasi kelompok, dan teman-temannya pasti berbaik hati untuk mengisi daftar hadir untuknya.

Arsen duduk di dekat pohon besar halaman gedung fakultasnya, mencari sesuatu yang berhubungan dengan valent, mencari Ig nya, twitter, tapi kosong. Tidak ada akun yang sesuai dengannya.

Mungkin dia memakai nama lain. Si cantik misal, Pikir Arsen.

***

Putri merebahkan kepalanya di atas meja, melirik Lyly yang sibuk menunjukan tempat-tempat terbaru untuk hunting, Lyly aktif di media, apalagi kakaknya baru terjun di dunia pemotretan. Dia untung karena jadi model perdana dan gratis lagi, ya iyalah!

Kakaknya resign dari perusahaan keluarganya, dan lebih tertarik menggeluti dunia fhotography, hasilnya lumayan, dan baru-baru ini menang kompetisi Fotografer muda yang berbakat.

"Aku mau dong jadi modelnya kakak kamu ly." pelotot Kara, setengah memaksa menggelayuti lengan Lyly.

"Aku juga dong." balas Davina.

"Ahh....aku dulu pernah jadi model majalah, capek." kilah Chyntia

"Kalian yakin mau jadi model, kannnnnnnl? Katanya kalian maunya jadi pacarnya anggota STAR." Lyly tersenyum remeh. Melihat wajah lucu mereka, putri agak tertarik untuk bergabung.

"Apa asik?" tanya putri pelan.

"Yaaa...kalau cuma model biasa sih lumayan, ishhhhh... Kenapa nggak kamu aja Jess, daripada kakakku nyuruh aku nyari model dan aku males banget buat bagiin brosur ini, mending aku rekomendasiin kamu?"

Lyly memberi informasi yang lumayan menggiurkan untuk Kara, dan Davina, tapu tidak untuk putri, karena penasaran dia mengangkat kepalanya, melirik sedikit syarat-syarat untuk ikut audisi.

"Bagaimana kalau aku tetap ikut audisinya, rasanya gak afdhol kalau aku masuk lewat orang dalam bukan?" tantang putri.

Mereka kompak menyetujui ide putri, dan yakin temannya yang super cantik ini akan menang di babak ke 1.

Audisi diadakan 2 hari lagi, dan putri mengajak mereka untuk menemani putri berbelanja baju sesuai tema audisi.

Mereka langsung tergiur dengan ajakan putri, siapasih di dunia ini yang gak mau kalau ditraktir shopping? Apalagi branded. Langsung gassss!

Putri mencoba banyak baju, dan sudah memilih 4 stel, dan beberapa aksesoris, teman-temannya masih sibuk memilih dress-dress cantik dan tas lucu keluaran terbaru. Mereka kalap mata kalau masalah beginian. Apalagi putri sudah termasuk anggota vip butik victoria's, butik yang menjadi incaran banyak wanita di Amsterdam.

***

Hari audisi yang dinanti putri dan teman-temannya akhirnya tiba, putri imut dengan tema Candy Girl, kaos bergambar boneka beruang dibagian bawah dan rok jeans pendek warna putih, sepatu kets warna coklat tua makin membuat sisi keimutannya bertambah, dia menambahkan jepit bentuk lolipop di rambutnya.

Audisi akan dilangsungkan jam 9 pagi, ada sekitar 100 model yang mendaftar, dan akan dipilih 10 peserta. Hans, Kakak Lyly sampai tak berkedip menatap teman adiknya yang sedang berbincang. Sangat cute.

Banyak yang menatap putri, penampilannya yang sederhana dan elegan sukses bikin mereka iri.

Kebanyakan, mereka memilih make up bold. Dan terkesan lebih tua, ada juga yang memakai high heels, padahal tidak ada di syarat brosur. Ahh, pasti langsung didepak dari audisi.

Audisi ini bertema Candy girl, and Sisters. 5 peserta di bawah umur 20 tahun dan 5 peserta umur 30 tahun.

Hans mempersilahkan peserta masuk, 50 peserta Candy girl, dan 50 peserta Sisters.

Kara, cyhntia dan Davina menyuruh Lyly mengambil video saat putri tampil, Mereka menunggu di cafe dekat studio.

Putri menatap 4 orang dewasa yang merupakan juri audisi, termasuk Hans. kakak Lyly.

"Kamu sepertinya salah satu muridku di kampus?"

Putri menoleh ke wanita yang mengajaknya bicara, ternyata dosen cantik yang beberapa hari lalu duduk di sampingnya.

"Bu Emma?"

Emma sedikit tertawa dan menatap putri, tatapannya sangat teliti, putri hanya senyum dan kembali fokus ke penjelasan Hans, meskipun masih heran dengan adanya bu dosen yang juga mendaftar audisi.

Acara berlangsung tanpa kendala, seluruh peserta harus berjalan layaknya seorang model, speaking yang oke, ekspresif, aktif, dan cepat tanggap. Mereka berganti kostum dengan pilihan mereka sendiri, dan di sinilah poin utamanya.

Mereka akan ditanya motivasi terbesar kenapa ikut audisi. Meskipun simple, tapi pertanyaan ini adalah gambaran tekad dari seluruh peserta.

Sampai di urutan 45 Jessica Valeria, merasa terpanggil, putri berjalan dengan anggun.

Dia tersenyum manis, berterimakasih atas pertanyaan yang sama untuk semua peserta.

"Saya ingin menjadi apa pun, belajar lebih mengenal puluhan bahkan jutaan ekspresi, menjadikan busana-busana yang saya pakai tidak hanya kain yang dijait, menjadikan make up tidak hanya sekedar make up. Menjadikan seluruh orang yang ikut berkontribusi untuk setiap modelnya menjadi bernilai, terimakasih."

Juri-juri tersenyum puas, dan bersorak, putri membungkuk dan keluar dari ruangan, kembali ke tempat duduknya. Dia menatap bu dosen yang sudah tampil cantik dengan dress basic yang terlihat cocok dipakainya.

Lyly yang juga kaget dengan bu dosennya yang juga ikut audisi, langsung mengambil video. Bu emma terlihat sangat santai, tidak gugup sama sekali.

"Alasan saya berdiri di sini karna saya lebih berani dan lebih pantas berdiri, menunjukan seluruh usaha terbaik dan menyimpan cadangan usaha lainnya. Bukankah seorang model harus tetap memperhatikan kesehatannya?"

Jawaban yang aneh, dan terkesan seperti ingin membalas siapapun yang akan menyerangnya. Putri melirik bu dosen yang kembali ke tempat duduknya. Sikap Bu Emma terlihat lebih santai dari omma Olla, batin putri.