Chereads / PERFECT PAIN / Chapter 14 - Chapter 14

Chapter 14 - Chapter 14

Semua anggota osis sudah kumpul di lapangan masing – masing dari mereka sudah mempunyai partner untuk membagikan yang mereka beli tadi. Dirgan. Raka dan Alysa berpisah tidak satu tim. Mereka membagikan ke 10 panti asuhan dan dengan senang hati seluruh panti menerima bantuan dari mereka.

Di sisi lain Alysa melihat ada seorang anak kecil yang sedang duduk di taman panti sendirian, tanpa ekspresi senang seperti anak – anak panti lainnya. Alysa mencoba menghampiri dan mengajak ngobrol anak kecil itu.

"Hallo sayang, nama kamu siapa?" Tanya Alysa sambil merangkul anak kecil itu.

"Nama aku Kelly kak."

"Hai Kelly, kamu ko kayak sedih gitu."

"Aku inget kaka aku kak."

"Memangnya kakak kamu kemana?" Kini Alysa beralih posisi duduk menjadi dibawah kursi dan berhadapan dengan Kelly.

"Aku kepisah sama kakak aku waktu jualan, kakak aku ketangkep kak dan aku sendirian waktu itu. Ibu panti yang nemuin aku dan bawa aku kesini ka, sejak saat itu aku gak pernah ketemu lagi sama kakak aku."

Mendengar cerita anak kecil itu Alysa langsung memeluknya, ia merasakan apa yang dirasakan oleh Kelly persis dimana 10 tahun lalu gadis itu berpisah dengan kakak kandungnya karena keadaan ekonomi yang membuat mereka harus berpisah saat itu.

Bahkan sampai sekarang ia tidak tahu Kakak nya masih hidup atau tidak. Kerinduan yang Kelly tunjukan membuat Alya juga merindukan Kakak nya.

"Kelly, denger kakak. Kakak kamu pasti kangen banget sama kayak kamu. Suatu hari pasti kalian ketemu. Yang penting Kelly mau belajar, mau berusaha sukses biar Kelly bisa cari kakak dengan mudah. Janji ya kamu gak akan sedih lagi?"

Alysa mengulurkan jari kelingkingnya untuk membuat sebuah janji dengan anak itu. Kelly pun membalas uluran jari kelingking Alysa. Anak itu kembali gabung bermain dengan teman – temannya, kembali tertawa lagi, melihat hal itu sedikit mengobati kerinduan Alysa dengan kakak nya.

Pembagian donasi ke 10 panti sudah selesai dilaksanakan seluruh anggota osis. Mereka semua kembali berkumpul di lapangan sekolah, sekarang acara mereka adalah makan bersama merayakan keberhasilan event mereka. Namun alysa memutuskan tidak ikut dan ingin segera pulang ke rumah.

Mendengar keputusan Alysa tidak ikut makan bersama Dirgan dan Raka mengirim pesan apakah dirinya baik – baik saja atau tidak. Gadis itu membalas pesan mereka dan mengatakan Alysa hanya ingin istirahat saja.

Dirumah gadis itu menyiapkan makan malam untuk nanti dimakan dengan Mama - nya. Kebetulan mama alena hari ini akan pulang lebih awal. Alysa sudah menunggu dimeja makan dan mama alena pulang dalam beberapa menit setelah makanan siap.

"Wah ada acara apa nih tumben kamu nyiapin makan malem, romatis lagi." Goda mama Alena.

"Gak papa ko Ma. Ini Alysa lagi kangen makan romantis sama mama." Jawab Alysa sambil tersenyum menunjukan gigi nya.

Saat mereka sedang makan, gadis itu mulai mengajak Mama - nya berbincang.

"Ma, kira – kira kak Rayhan masih hidup gak ya?"

Pertanyaan Alysa membuat mama Alena tersedak.

"Kenapa tiba – tiba kamu bahas kaka sayang?"

Alysa menjelaskan kejadian di panti tadi yang membuat gadis itu kini merindukan kakak nya. Mata alysa sudah berkaca – kaca menahan rindu yang dirasakan.

"Andai dulu kita punya uang pasti kita gak perlu nyerahin kakak ke orang lain dan Alysa juga pasti gak kesepian." Gadis itu mulai meneteskan air matanya.

Mama Alena langsung memeluk putrinya yang sedang merasakan kerinduan terhadap putra sulungnya. Sangat dipahami perasaan yang alysa alami, karena sampai sekarang pun ia merasakan hal itu juga.

"Dengerin mama ya, kakak kamu pasti masih hidup dan mungkin bisa jadi kalian ketemu walaupun kalian gak tahu. Mama yakin kalau kakak kamu juga kangen sama kamu."

Alysa memeluk erat Mama Alena, rindu kali ini sangat menyiksa baginya. Ia sangat membenci kejadian 10 tahun yang memisahka dirinya dan kakaknya. Dalam lubuk hati alysa, tidak masalah jika tidak bisa bersama dalam satu atap lagi mendengar kabarnya dan melihat kakaknya masih hidup saja membuat gadis itu sangat bahagia.

Gadis itu sekarang sedang merebahkan dirinya di tempat tidur, sudahi sedih hari ini masih banyak yang harus dijalani esok hari.

Saat ia akan tidur, dirgan melakuan panggilan video dengan gadis itu. Dirgan memastikan kembali apakah gadis itu benar baik – baik saja. Alysa juga menanyakan bagaimana malam itu dimana dirgan mengantarkan Karin pulang.

"Lo cemburu ya? Tenang gue masih suka sama lo kok." Lelaki itu menggodanya.

Merasa terpojok gadis itu langsung mematikan panggilan video dari Dirgan. Kemudian ada panggilan masuk lagi. Bukan panggilan video tetapi panggilan suara.

"Apa lagi kak Dirgaaann? Aku gak cemburu."

"Gue Raka, Sa."

Gadis itu langsung mengecek ponselnya siapa yang menelepon dirinya, ternyata itu adalah Raka.

"Lo abis voice call sama Dirgan?"

"Ah iya kak, tadi biasa ka Dirgan ngusilin aku, maaf ya kak."

"Kamu sering voice call sama Dirgan?"

Gadis itu ragu untuk menjawab pertanyaan Raka, ia sendiri juga masih belum tahu perasaan Raka, takutnya ia akan menyinggung nantinya. Alysa memilih untuk pura – pura tidak mendengar pertanyaan itu.

"Hah Apa kak? Gak jelas? Suaranya putus – putus."

"Hallo Sa?"

Ttutt

Alysa mematikan panggilan dari Raka, ia hanya berjaga – jaga agar sesuatu terjadi pada dirinya. Memang sih perasaan itu hal yang wajar mungkin di miliki manusia namun untuk gadis itu yang belum pernah berpacaran rasanya aneh saja.

Ada pemberitahuan di grup SMA, pengumuman untuk berlibur bersama di puncak bogor. Seluruh siswa wajib melakukan pendaftran dan pembayaran kepada ketua panitia. Gadis itu langsung pergi ke kamar Mama – nya untuk meminta izin, dan sudah pasti mama alena akan mengizinkan.

Besoknya ia mulai membeli apa saja yang akan dibutuhkan lusa, ia membeli beberapa cemilan dan membeli vitamin yang dirinya butuhkan. Tak lupa ia juga membeli beberapa kaos kaki agar tidak kedinginan karena kaos kaki dirumahya sudah harus diganti.

Di pusat perbelanjaan gadis itu melihat Miko sedang berbelanja juga, ia menghampiri Kakak dari sahabatnya itu.

"Kak Miko belanja buat Karin ya?" Tanya gadis itu yang sedikit mengagetkan Miko.

"Eh, Sa. Iya nih gue beli buat Karin."

"Karin beruntung banget punya kaka sebaik Ka Miko." Ucap gadis itu.

"Lo juga bisa anggap gue kakak lo, kalau lo mau." Jawab Miko dengan nada candaan.

Mendengar hal itu membuat gadis itu senang, walaupun kesannya hanya bercanda tapi ia senang mendengarnya. Kini seluruh keperluan Alysa sudah dibeli dan ia pamit terlebih dahulu untuk pulang kepada Miko namun melihat barang yang dibawa Alysa cukup banyak ia menawarkan jasa untuk mengantarnya pulang tapi Alysa menolak karena ia membawa sepeda motor.

"Gimana kalau barang lo disimpen di bagasi dan lo tetep naik motor, biar gak terlalu berat juga kan Sa?" lelaki itu menawarkan pilihan lain kepada Alysa.

Alysa menerima tawaran itu, lagi pula jika dirinya membawa barang itu sendiri sedikit repot juga.

Lagi – lagi ia dibantu oleh Kakak dari sahabatnya, ia sangat berterimakasih bahkan gadis itu menawarkan agar Miko bisa masuk dulu ke rumahnya tapi lelaki itu menolak karena barang yang dibeli olehnya takut akan segera di packing Karin jadi ia memutuskan untuk pulang langsung ke rumahnya.

Disisi lain, Karin yang menunggu barangnya datang sudah sangat kesal karena Miko lama.

Saat lelaki itu sampai dirumah bukan kata terimakasih yang Karin ucapkan melainkan amarah yang keluar dari mulut Karin.

"Bisa gak sih lo kalau disuruh tuh cepet, lama – lama gue usir lo dari sini." Ucap Karin dengan nada emosi lalu pergi membawa barangnya ke kamar dan meninggalkan Miko di ruang tamu.