Malam semakin larut dan mereka sekarang sedang diperjalanan pulang. Di perjalanan ia melihat sekilas ada Mama - nya mengobrol dengan seorang lelaki muda, baju itu yang tadi digunakan mama alena ke sekolah untuk menonton pagelaran seni. Gadis itu tidak menyuruh dirgan berhenti, ia akan menanyakan hal ini disaat sudah dirumah.
Dirgan mengantarkan Alysa tepat didepan rumahnya, sebenarnya lelaki itu ingin mampir namun dilihat dari wajah Alysa yang sudah capek, Dirgan memilih pulang dan membiarkan gadis itu beristirahat karena hari yang dilalui cukup melelahkan.
Alysa mencoba menghubungi mama alena setibanya gadis itu dirumah tapi Mama - nya itu tidak memberikan jawaban. Gadis itu semakin yakin bahwa yang tadi ia lihat adalah Mama Alena, tapi bersama siapa ? Alysa tidak ingin berpikir yang tidak – tidak terhadap mama alena, ia menunggu kepulangan Mama - nya di sofa ruang tamu. Namun hingga pukul 11 malam tak kunjung ada tanda – tanda mama alena akan pulang. Gadis itu masih berusaha menghubungi tapi kali ini nomor yang dihubungi tidak aktif.
Gadis itu tertidur lelap di sofa ruang tamu, pada saat ia terbangun ia belum melihat Mama – nya pulang, entah kemana mama alena pergi semalaman. Belum ada pesan balasan darinya.
Alysa sangat mengkhawatirkan keadaan Mama - nya, tapi ia tidak tahu bagaimana harus mencari mama Alena. Gadis itu mencoba menghubungi beberapa teman Mama Alena tapi tidak ada satupun yang mengetahui keberadaanya. Gadis itu pergi membersihkan badannya dan bersiap – siap untuk mencari mama alena. Ia menggunakan motor miliknya untuk mencari. Tetapi sudah hampir satu jam mencari belum ada titik terang, bahkan sudah menghampiri kantor tempat Mama - nya bekerja pun tidak ada, pihak kantor hanya memberi tahu bahwa beberapa hari ini Mama Alena mengajukan cuti.
Alysa semakin bingung, lantas ia harus mencari kemana lagi sedangkan dirinya sendiri tidak tahu kemana saja mama Alena berpergian, yang dirinya hanya tahu bahwa Mama - nya bekerja di kantor property.
Beberapa menit kemudian Mama Alena mengabari putrinya dengan mengirim pesan whatsapp.
Mama Sayang <3 :
Alysa, jangan khawatir. Mama lagi ada urusan sebentar nak nanti pulang. Kamu jaga diri dirumah yaa. Pokonya jangan telat makan sama minum vitamin.
Alysa :
Mama dimana?
Mama Sayang :
Di Bekasi sayang.
Bagaimana pun sebenarnya gadis itu masih khawatir, namun ia tidak bisa berbuat banyak terkecuali mendoakan agar mama alena selalu baik – baik saja.
Alysa berisitirahat sejenak di sebuah cafe disekitarnya. Gadis itu beristirahat sambil mengecek rekening khusus osis apakah ada donatur yang mengirim uang setelah acara kemarin.
"Aaaaaaaaa.."
Gadis itu berteriak kaget karena event yang kemarin osis adakan membuahkan hasil yang maksimal. Menyadari bahwa gadis itu menjadi pusat perhatian di café saat tadi ia berteriak, Alysa menutupi wajahnya dengan buku menu.
Salah satu pelayan datang, Alysa masih menutup wajahnya dengan buku menu, ia hanya menyebutkan dirinya memesan apa. Alysa kembali memainkan ponsel nya, ia mulai membuka sosial media, gadis itu melihat Karin memposting sesuatu di cerita yang dia bagikan.
Postingan itu berisi gambar animasi seorang lelaki dan diberi tulisan. "I really want have you." melihat itu mungkin sahabatnya sedang jatuh cinta.
Pelayan tadi kembali memyajikan menu yang dipesan Alysa. Pelayan café itu adalah Miko, kakak dari sahabatnya.
"Loh, ko kaka disini ? kaka kerja?"
Miko menyipitkan matanya dan menyadari bahwa itu adalah sahabat adiknya.
"Ah iya, kamu alysa kan?"
"Iya kak." Gadis itu melemparkan senyum manisnya.
Miko kembali bekerja setelah berbincang sebentar dengan Alysa.
Dering telepon masuk, panggilan itu dari Raka.
Alysa menjawab panggilan Raka. lelaki itu mengajak Alysa bertemu, ada suatu hal yang ingin dikatakan Raka namun gadis itu menolak. Sepulangnya ia kerumah dari café dirinya akan mempersiapkan untuk ujian tengah semester nanti, ia tidak ingin nilainya turun. Raka mengerti keadaan Alysa, ia juga tidak memaksakan dirinya untuk bertemu. Wajar saja gadis itu menolak karena ia ingin memperthankan prestasinya.
Pekan ujian tiba, seluruh siswa berbaris di lapangan untuk diperiksa masuk ke dalam kelas, tas dan saku mereka di periksa oleh guru karena ditakutkan siswa membawa contekan. Alysa lolos dari pemeriksaan itu dan sekarang ia sudah duduk di kursi tempat biasa ia belajar. Gadis itu sebangku dengan Karin sahabatnya, namun dalam ujian tidak ada teman tidak ada sahabat, Alysa dan Karin selalu suportif mengikuti ujian karena bagi mereka ujian adalah salah satu cara untuk mengetahui kemampuan mereka sampai mana.
Beberapa dari siswa masih ada melakukan hal seperti bekerja sama dalam ujian, itu menandakan bahwa mereka belum percaya akan diri mereka sendiri.
Hari demi hari ujian dilalui dengan baik oleh Alysa dan Karin, mereka pun tidak bertemu dengan Raka dan Dirgan.
Dirgan Aliandra :
Gue kerumah lo nanti malem.
Alysa :
Ga bisa, aku belajar.
Gadis itu menolak kehadiran dirgan, selama ujian ia tidak menerima tamu dan tidak menerima ajakan dari siapapun.
Malam hari nya Dirgan tetap datang menemui Alysa, dia keukeuh ingin bertamu. Gadis itu sudah menocoba menyuruhnya pulang namun tanpa rasa malu ia malah nyelonong masuk kerumahnya.
Dirgan menemui Mama gadis itu dan meminta izin untuk ikut belajar bersama dengan Alysa, mama alena menyetujui kemauan dirgan namun gadis itu menolaknya.
"Ma, aku sama ka Dirgan beda jurusan. Jadi gak bisa belajar bareng." Rengek gadis itu.
"Bisa ko tante, saya cuma pengen ada temen aja belajarnya. Kebetulan Alysa sahabat baik saya."
Melihat tingkah dirgan semakin membuat gadis itu kesal. Alysa naik ke kamarnya tidak peduli ada dirgan mengikutinya. Gadis itu duduk di kursi belajarnya dan dirgan duduk diatas tempat tidur Alysa.
30 menit berjalan, mereka berdua masih terlihat tenang dengan belajar materi masing – masing. Sampai dimana perut lelaki itu berbunyi.
"Sa, lo gak laper? Beli sate yu?"
Gadis itu masih diam dan fokus dengan buku yang di baca nya.
"Sa, cari makan yu."
"Gak laper, kakak aja."
Alysa menjawab pertanyaan lelaki itu secukupnya, dan matanya benar benar tidak berpaling dari buku.
Mama Alena datang, memberikan beberapa cemilan dan susu untuk menemani Alysa dan Dirgan belajar. Kini ibu dari gadis itu membisikan sesuatu di telinga Dirgan.
"Alysa emang gitu kalau lagi belajar buat ujian." Lelaki itu hanya tersenyum mendengar perkataan dari Mama Alena.
Sudah pukul 11 malam dan gadis itu masih bertahan dengan buku – buku miliknya. Dirgan yang semakin bosan berencana untuk menjahili gadis itu. Dirgan diam – diam meminjam alat rias Alysa dan membuat sedikit polesan di wajahnya.
Lelaki itu juga mematikan lampu kamar gadis itu dan mengunci pintu dari dalam. Saat Alysa berusaha mencari stop kontak lampunya, lelaki itu berdiri tepat didepan Alysa menggunakan senter. Gadis itu terkejut dan dengan refleks menampar Dirgan.
Awww.
Satu tamparan mendarat tepat di pipinya. Alysa menyalakan lampunya kembali.
"Gak lucu kak, kalau kakak mau becanda mending kakak keluar deh." Ucap gadis itu dengan nada marah.
"Lo bukannya minta maaf udah nampar gue malah marah – marah." Balas Dirgan.
"Kalo kakak gangguin aku mending kaka keluar deh."
Lelaki itu langsung diam mendengar Alysa akan megusirnya, ia kembali duduk di tempat tidur Alysa. Kali ini ia mencoba memainkan musik diplaylist ponselnya. Ia memainkan lagu Senorita dari Shawn Mendes ft Camela Cabello. Seketika Alysa yang sedang membaca buku berhenti mendengarkan lagu itu, mengingatkan pada tampilannya dengan Raka.
Kini lelaki itu mulai mengajak Alysa untuk menari bersamanya, mereka sangat menikmati musik dan tarian itu. Musik berhenti tepat pada saat Alysa melingkarkan tangannya di leher Dirgan. Ada panggilan masuk untuk dirgan dari Karin, tapi dirgan menyuruh Alysa mengabaikanya dan tetap diam di posisinya.
'Apapun yang terjadi malam ini, gue siap.'