"Jess!" Suara tangis akhirnya pecah saat pintu dibuka. Sophia langsung mendekap erat tubuh sahabatnya diiringi tangis yang semakin menetes deras.
Jessica mengerutkan kening. "Ah, hei! Ada apa?"
Gadis muda ini dengan liciknya langsung memasang wajah kebingungan padahal dia sendirilah yang telah merencanakan pertikaian. Jessica balas memeluk sahabatnya, lalu dengan cekatan langsung menuntun Sophia.
Kini mereka berdua duduk di sofa. Sesekali Jessica mengelus pundak sahabatnya, barangkali dengan sentuhan sederhana itu bisa mengurangi sedikit pilu.
Setelah agak tenang, Jessica mulai melonggarkan pelukannya. Dia mengusap air mata sahabatnya yang masih tersisa. Berusaha tampak rapuh agar tidak menimbulkan curiga.
"Aku ambilkan air dulu,"