Xian mempersiapkan untuk pulang, ia meninggalkan Maureen dan mengurus segala Administrasinya sejenak.
Namun, dokter hewan tersebut menolak karena ia merasa ... ia tak melakukan apa pun terhadap kesembuhan Maureen, yang Maureen dapatkan hanyalah mukjizat dari rasa cinta manusia pada peliharaannya.
Kemudian dokter itu memberi lencana pada Xian dan berkata ia bangga pernah menyaksikan mukjizat yang jarang sekali terjadi.
"Halo, Maw! Lencana ini untukmu ... dokter itu yang memberikan," ujar Xian seraya menggendong Maw.
Maw yang mengerti jelas ucapan Xian, seketika langsung mengedipkan satu matanya pada sang dokter. Sang dokter pun terperangah ia sangat terkejut atas apa yang baru saja terjadi, anjing itu seperti mengerti apa pun perkataan manusia.
Dokter itu hanya menggeleng heran dan mempersilahkan mereka pulang, seraya melambaikan tangannya. "Maureen, Xian ... datanglah kemari jika kau ingin melakukan perawatan terhadap anjingmu, aku akan merawatnya dengan senang hati! Dan semua itu gratis!" ujar sang dokter mengarah pada Xian.
Xian hanya tersenyum bangga pada Maureen, Xian merasa anjingnya adalah peliharaan spesial yang tak akan pernah meninggalkannya sampai kapan pun.
Di heningnya suara lajuan kendaraan, Maw bimbang harus bagaimana? Ia belum sempat menanyakan pada sang Dewa, bagaimana caranya ia berubah dan bagaimana caranya ia kembali ke wujud semula?
Maw menggulungkan tubuhnya, ia mencoba untuk menidurkan matanya, tetapi sepertinya Xian masih trauma dengan Maw yang menutup matanya maka dari itu ia sengaja membuat Maw risih dengan Xian yang memainkan tangannya pada wajah Maw.
Hingga akhirnya ....
Hachimmmm!!
Suara bersin itu terdengar jelas seperti suara wanita bukan anjing! Hal itu membuat Xian menoleh dan memperhatikan Maw beberapa detik. "Suaramu seperti wanita cantik, yang kutemui kemarin, Maw!" ujar Xian yang sebenarnya perkataan itu adalah perkataan omong kosong.
Namun, beda lagi bagi Maw! Perkataan Xian barusan telah membuat hatinya berbunga-bunga ... hingga membuat jantung Maureen berdegup tak beraturan.
Drettt ....
Dreettt ....
Ekor Maw tiba-tiba bergetar hebat, Maw seketika membelalakkan matanya berusaha tetap tenang dan menjaga sikapnya, Maw takut jika ia harus berubah secara tiba-tiba di depan Xian.
***
30 menit lamanya, akhirnya mereka sampai di apartement Xian ... Maw yang masih di dalam dekapan Xian langsung seketika turun dan masuk ke dalam kamar Xian.
Xian pun mengikuti Maw untuk merebahkan tubuhnya ke atas ranjang, "Argh!" ujar Xian melentangkan tangannya ke atas sembari mengelus lembut tubuh Maw.
Maw mengibaskan ekornya pada wajah Xian dan membuat Xian akhirnya tertidur, lalu tiba-tiba secara bersamaan Maw pun berubah wujudnya.
Hargh!
Hargh!
Maureen beranjak berdiri dengan napas yang tersengal-sengal, "Akhirnya, Xian! Aku bisa menemanimu seperti manusia seutuhnya!" ujar Maw yang perlahan mendekati tubuh Xian.
Kemudian Maw yang mengingat jika apartement Xian sangatlah berantakan, akhirnya Maw memutuskan untuk keluar dari dalam kamar Xian.
Cklek!
"Hargh!" Maureen menarik napas panjangnya, melihat segala kekacauan yang sedang ia lihat sekarang.
Maureen melangkah, membereskan semua perabotan itu satu persatu, menyapu ... mengepel dan membuka kulkas yang sudah mulai mengerak.
Maw membuka pintu kulkas itu dengan mengekspresikan wajah yang jijik, ia tak tahu bagaimana nanti jika Xian melihat ruangan apartementnya tiba-tiba berubah menjadi rapih! Tetapi yang jelas masa bodo dengan pendapat Xian nanti yang terpenting adalah Maw harus merapihkan segala isi ruangan ini! Ia sudah sangat muak dan sangat menjijikkan untuk tinggal di dalam ruangan kotor begini.
Sryuuppp ....
Tiba-tiba hembusan angin sangat terasa di tengkuh leher Maureen, seketika Maw menoleh dengan cepat. "Dewa? Sang Dewa menengokku?" tanya Maw.
Sang Dewa pun mengangguk cepat, "Inikah yang ingin membuatmu berubah? Apa kau tidak menyesal?" tanya sang Dewa pada Maw yang masih menyibukkan dirinya membereskan segala macam isi kulkas.
"Aku senang berada di dekat Xian, bisa memelukknya bahkan menciumnya dengan bibirku yang sekarang!" jawab Maureen seraya fokus memilah makanan yang sudah busuk untuk membuangnya.
Dan tiba-tiba sang Dewa pun hilang begitu saja setelah mendengar jawaban dari Maw, Maw yang melihat sang Dewa hilang begitu saja tanpa belum sempat ia menanyakan bagaimana caranya ia berubah wujud seperti semula. Hanya meremas rambutnya dengan pusinh. "Astaga! Aku belum sempat menanyakannya! Bagaimana ini?! Bagaimana jika aku tidak sempat berubah setelah Xian bangun dan melihatku!" Maw meracau dengan sendirinya.
"Kibaskan saja ekormu wahai hewan kesayanganku! Otomatis kau akan berubah menjadi manusia dan jika kau ingin berubah ke bentuk semula hentakkanlah kakimu! Otomatis kau akan berubah ke bentuk semula."
Suara itu adalah suara sang Dewa, Maureen memutarkan kepalanya kesana dan kemari! Ia sangat bingung mengapa suara sang Dewa ada, tetapi wujudnya tak ada ....
Maureen berfikir apakah ia sedang diikuti sedari tadi? Apakah ia sedang di perhatikan dari kejauhan? Maureen masih terlihat sangat kebingungan.
Kemudian suara sang Dewa pun muncul kembali, "Mengapa kau harus bingung wahai hewan kesayanganku? Apakah kau lupa bahwa aku adalah Dewamu? Aku bisa melihat tanpa mengikutimu! Aku bisa merasakan dan mendengar setiap kegelisahan yang ada di hatimu!" suara sang Dewa begitu kuat terdengar di telinga Maureen.
Maureen lalu tiba-tiba menundukkan pandangannya, "Maaf, Dewaku ... tetapi bagaimana jika orang lain mendengar suara tanpa wujudmu? Apakah itu terdengar sangat menakutkan?" tanya Maw dengan sangat polos.
Sang Dewa hanya terkekeh geli mendengar perkataan hewannya itu, ia begitu sangat polos dan menggemaskan.
"Kau tenang saja, suara dan wujudku hanya dirimu yang bisa melihat! Tidak ada yang bisa melihatku meski dari kalangan hewan sekalipun ... hanya dirimulah, Maw!" jawab sang Dewa menyebutnya dengan sebutan Maw untuk pertama kalinya.
"Mengapa? Mengapa hanya aku?" tanya Maureen kembali.
"Karena aku adalah Dewa dan yang mempunyai tugas dariku hanyalah dirimu bukan yang lain, jadi ... selesaikanlah misi 1000 kebajikan dariku maka kau dan aku tidak lagi menjadi satu ikatan!" jawab sang Dewa.
"Ikatan? Maksutmu?"
"Yah! Ikatan! Ikatan yang membuat kita sangat dekat, Maw! Bahkan aku dan kau bisa berkomunikasi lewat hatimu seperti sekarang!" jawab sang Dewa yang lagi-lagi jawaban itu membuat Maw terkejut.
'Benarkah ikatan ini akan terus selamanya berada di sisiku? Sampai aku menyelesaikan misi itu?' batin Maureen seraya memegang dadanya.
Kemudian suara sang Dewa pun kembali terdengar lagi, "Sudah kukatan! Iya dan iya, Maw" suara sang Dewa berhasil membuat Maureen terkejut.
Kali ini Maureen yakin jika ia dan sang Dewa bisa berkomunikasi lewat hati yang paling dalam sekali pun.
Sesaat Maureen tengah sibuk dengan fikirannya, Xian tiba-tiba muncul danf terbatuk menghadap ke arah Maureen seraya menggosok-gosokkan matanya secara cepat.