Chereads / Puppy Dreams / Chapter 7 - Pertemuan Maw dan Dewa

Chapter 7 - Pertemuan Maw dan Dewa

Di sisi lain, arwah Maw melihat seluruh perilaku Xian ... dadanya terasa sesak air mata Maw seketika menetes. Ia tak rela meninggalkan Xian dengan kondisi Xian yang sekarang.

Namun, kabut arwahnya semakin menipis ia merasakan ada sesuatu yang menarik tubuhnya perlahan ke atas.

Kemudian ....

Sreng!

Arwah Maw tertarik menemui Dewa para hewan, Maw menangis tersedu-sedu menghadap sang Dewa.

"Apa yang membuatmu menangis wahai hewan kesayanganku?" tanya sang Dewa

Maw tetap menangis tersedu-sedu, lalu tiba-tiba tubuh Maw ambruk di kaki sang Dewa. Maw memegang kaki sang Dewa erat, ia memohon penuh dengan hikmat.

"Wahai Dewaku, katamu kau menyayangiku kan? Apa dirimu bersungguh-sungguh?" tanya Maw, membuat Dewa hewan menautkan keningnya bingung atas pertanyaan hewannya itu.

"Tidak ada satu hewan pun yang tidak kusayangi!" sang Dewa meninggikan suaranya.

"Jika begitu ... beri aku kesempatan untuk hidup kembali dan jika sang Dewa benar-benar menyayangiku tolong ubahlah diriku ini sebagai manusia bukan hewan," Maw mulai beranjak bangun di hadapan sang Dewa.

Sang Dewa mulai menjauhkan dirinya dari hadapan hewan kesayangannya itu, ia bingung saat ini harus bagaimana. Ia bisa saja mengubah Maw menjadi seorang manusia yang sempurna, tetapi bagaimana dengan keselamatan Maw? Sang Dewa tahu betul bagaimana perilaku manusia.

Manusia itu penuh dengan keserakahan, kemunafikan, kedengkian dan tak pernah merasa bersyukur atas apa yang mereka dapatkan! Sedangkan hewan kesayangannya itu? Hanya ia berikan sifat suci, tak ada satu pun sifat kotor yang ia berikan pada semua hewan hidup di seluruh dunia.

Sang Dewa mengadahkan wajahnya ke atas, seperti sedang berfikir berat, lalu tiba-tiba ia menoleh cepat mengarah pada Maw. "Aku ingin menanyakan apa yang menyebabkanmu ingin menjadi manusia seutuhnya? Apa kau tidak senang dengan ciptaanku?" tanya Dewa dengan nada yang begitu berat.

Maw terlihat menggeleng dari kejauhan, "Aku hanya ingin menemani majikanku, mungkin sang Dewa pun tahu kan bagaimana majikanku selama ini? Dia hanya mempunyaiku tidak ada yang lain!" jawab Maw menundukkan kepalanya dengan nada yang begitu lembut.

Mendengar jawaban Maw, sang Dewa membelalakkan matanya. "Majikanmu? Tidak-tidak! Majikanmu yang sering memukulmu? Dan sekarang ia memukulmu sampai kau mati kan?" sang Dewa meninggikan suaranya.

Maw seketika menggeleng lagi, kali ini ia menangis sejadi-jadi ... ia bersujud kembali di hadapan sang Dewa. "Kumohon, Dewa ... majikanku adalah orang yang sangat menyayangiku, saat ini pun ia sedang memelukku erat! Pelukan hangatnya pun masih aku rasakan saat ini ... suara tangisan memanggilku pun masih terdengar jelas di telingaku sekarang!" Maw memohon dengan sangat.

Hargh!!

Wush!!

Sang Dewa menghembuskan angin pada tubuh Maw, "Bangunlah ... wahai hewan kesayanganku, akan kuberi kau kesempatan untuk hidup sekali lagi ... lalu kujadikan kau manusia, tetapi maaf kau tidak bisa menjadi manusia seutuhnya! Kau akan kembali menjadi seekor anjing pada jam 12 malam, kau bisa menjadi manusia seutuhnya dengan syarat kau harus berusaha melakukan 1000 kebajikan! Kau siap?" tanya sang Dewa.

Maw yang mendengar perkataan Dewa, langsung beranjak bangun bola matanya berkaca-kaca. Akhirnya ia bisa melakukan baktinya pada sang majikan lagi, Maw seketikan meneteskan air matanya kembali .

Melihat Maw menitikkan air matanya membuat sang Dewa bertanya-tanya, "Mengapa kau menangis lagi, hewanku?" tanya sang Dewa mengerutkan dahinya bingung.

"Ini air mata keharuan, Dewa! Wahai Dewaku terima kasih atas kesempatan ini, akan kupakai sebaik-baiknya."

Sang Dewa hanya tersenyum manis melihat ketulusan Maw, "Mari kuantar ketempat majikanmu sekarang."

Kini tangan mereka saling menggenggam satu dan yang lain, Maw terlihat begitu sangat ceria ... ia melebarkan senyuman pada wajahnya sangat cantik.

Namun, Maw tak menyadari dengan perubahannya saat ini, yang Maw tak tahu adalah ... saat sang Dewa menggenggam tangannya erat, saat itulah Maw berubah menjadi wanita cantik dan sangat sempurna.

Tubuh yang langsing, kaki yang jenjang, wajah yang sangat cantik paripurna dan tak lupa sang Dewa pun menambahkan akal manusia pada Maw.

Karena sang Dewa tahu, manusia tak luput dengan akal maka dari itu ia pun tak ingin melupakan pemberian akal itu pada Maw.

Namun, rupanya ... Maw sama sekali tak menyadari perubahan, bahkan ia pun tak menanyakan kapan sang Dewa akan merubahnya. Maw hanya pasrah pada keputusan yang akan di berikan sang Dewa.

Swring ....

Kini mereka tiba dimana tubuh Maw tergeletak lemas dan Xian masih menangisi kepergiannya, "Wahai Dewaku ... lihatlah betapa Xian sangat mencintaiku? Bagaimana aku bisa pergi dengan tangisan yang begitu tulus untukku?" Maw bernada kecil.

Saat ini mereka melihat Xian dihampiri oleh seorang dokter dan menepuk bahunya, "Nak, tangisanmu tidak akan menghidupkannya kembali ... akan kubantu kremasinya agar hatimu tenang ...," dokter itu mengatakan hal yang tak ingin Maw dengar.

Maw dengan cepat menatap tajam mengarah ke sang Dewa, tetapi sang Dewa hanya tersenyum.

"Lihatlah dan perhatikan aku ... kita sejajar bukan? Kau sudah kuubah menjadi manusia, sekarang kau hanya perlu masuk ke tubuh aslimu!" ujar sang Dewa dengan mendorong tubuh Maw cepat.

Uhuk ....

Uhuk ....

Darah segar keluar dari dalam mulut Maw, lalu Maw bangun menatap Xian dengan lembut, mengusap kepala Xian dan menjilati wajahnya seperti sedia kala.

Xian dan dokter terperangah hebat, mereka menggosok matanya seakan tak percaya dengan apa yang mereka saksikan saat ini.

Dokter mendekati Maw mengecek denyut nadinya dan ia semakin menggeleng, Maw benar-benar hidup kembali jantung, paru-parunya terdengar sehat seperti tak pernah ada kematian.

"Ini mukjizat, Bro! anjingmu benar-benar telah hidup kembali!" dokter pun menepuk bahu Xian kembali.

Kemudian Xian yang masih setengah sadar karena terkejut, langsung menggendong Maw dan mencium Maw. "Aku tahu, Maw! Aku tahu! Aku tahu kau tak akan pernah meninggalkanku!" ujar Xian seraya mencium Maw.

Maw tak sengaja menitikkan air matanya perlahan dan hal itu terlihat oleh Xian, lalu Xian menaruh Maw kembali ke ranjang. "Kau menangis, Maw? Aku tahu pasti tangisanmu karena kau terharu akan semua ini kan?" tanya Xian yang pergi mengambil tisu, lalu kembali lagi untuk membersihkan air mata Maw sekaligus membersihkan bekas darah yang mengering di luar mulut Maw.

Guk ... Guk, Maw melolong pelan mengarah pada Xian. Xian hanya menangis tersedu-seduh menahan semua rasa kesalahannya, "Maaf, Maw! Aku berjanji tidak akam mengulangi kesalahanku lagi! Aku akan melindungimu seperti aku melindungi diriku sendiri!" ujar Xian.

Suasana haru ini merasuki sang Dewa dan dokter yang melihat mereka dari kejauhan, inilah cinta yang sesungguhnya ... meski mereka berbeda, tetapi hati mereka tak pernah peduli akan hal itu.