Chereads / Beyond The Space / Chapter 4 - 4. Koloni Luar Angkasa

Chapter 4 - 4. Koloni Luar Angkasa

"Kugh...."

Aku terbangun dengan sebagian rasa berat di kepalaku.

"Apa yang terjadi sebelumnya?"

Aku tidak ingat dengan apa yang terjadi semalam. Satsuki memberiku segelas alkohol untuk di coba waktu itu. Aku awalnya menolak karena masalah aturan negara. Namun karena kami tidak di Jepang, dan masalah aturan itu tidak ada di angkasa ini aku akhirnya meminumnya dalam sekali teguk.

Masalah datang setelah itu.

Ingatanku sangat kabur usai meminumnya. Jadi aku tidak tahu bagaimana waktu berjalan sesudahnya. Bahkan mungkin Satsuki yang membawaku ke kamar.

"Terserah, kita tanyakan Satsuki saja nanti."

Kataku saat melepas semua pakaian dan memasukannya ke dalam mesin cuci.

Jika kalian berpikir itu mesin cuci yang sama dengan yang di zaman kita, maka akan kukatakan tidak. Mesin cuci ini tidak menggunakan detergen sebagai pengharum pakaian, melainkan sebuah bubuk yang bernama Gnom yang bisa membuat pakaian kita tetap mengeluarkan bau segar meski tetap memakainya selama 3 hari berturut-turut dalam keadaan berkeringat. Mesin cuci ini juga dapat membersihkan kotoran pakaian dengan cepat tanpa merusak serat benangnya. Proses pencuciannya juga cepat, hanya butuh 5 menit termasuk pengering otomatis sehingga aku bisa langsung memakainya.

"Hmm, tidak ada perubahan pada tubuhku."

Gumamku saat memperhatikan tubuhku yang telanjang.

Aku sudah berhenti peduli pada diriku yang berubah menjadi karakter gadis dalam game ku.

Dan itu agak menggangguku. Seolah diriku dipaksa untuk menikmati keadaanku yang sekarang.

"Well, apa yang terjadi maka terjadilah."

Pada akhirnya aku berhenti memikirkan masalah ini lagi.

Aku segera keluar setelah cucianku selesai dan memakainya. Harus kukatakan bahwa ini adalah satu-satunya pakaianku, jadi selalu begini setiap hari termasuk Satsuki. Tampaknya kami harus membeli beberapa pakaian saat sampai di sana nanti.

Tinggal 2 jam tersisa untuk sampai di area pangkalan ruang angkasa. Aku perlu mempersiapkan sesuatu agar semua berjalan lancar saat sampai di sana.

Tapi aku berhasil menyelesaikan itu dengan cepat, terutama dengan bantuan Crypto aku bisa membereskannya dengan baik.

Aku lalu pergi ke ruang dapur untuk makan. Meski makanannya terasa sedikit hambar tapi mau bagaimana lagi. Aku sendiri tidak dapat memasaknya dengan caraku sendiri karena bahannya yang aneh. Mari kita lihat apakah kita dapat membeli daging dan sayur di sana. Kuharap ini bukan semesta dimana ada krisis pangan yang terjadi, karena jika begitu harapanku untuk bisa memakan makanan yang enak akan pupus.

"Ohh, pagi Satsu- Apa yang terjadi dengan lehermu?"

Pintu terbuka saat aku hendak makan, dan menemukan Satsuki berdiri dengan wajah lesu. Selain itu, aku fokus melihat lehernya yang memiliki bekas gigitan. Apa yang telah terjadi padanya? Jangan katakan aku yang melakukannya?

"Bukan apa-apa. Hanya seekor anjing liar yang kuat telah menerkamku tanpa belas kasihan semalam."

Satsuki menatapku dengan helaan napas lelah sebelum menghampiri meja makan dan duduk.

"...."

"....."

Aku hanya bisa terdiam terhadap situasi ini dan tidak bisa berkata-kata.

Apakah aku separah itu saat mabuk?

.....

[Mode Hyperdrive akan dinonaktifkan. Keluar dari jalur Hyperspace dalam 5, 4, 3, 2, 1]

Duduk di kokpit, pandangan kami meluas setelah keluar dari lorong cahaya.

Apa yang pertama kali kami lihat adalah bintang-bintang yang bertaburan di balik kegelapan yang luas.

[Menyalakan mesin turbo. 1 jam sebelum sampai menuju Terra Mains]

Kami belum sepenuhnya sampai di stasiun luar angkasa, melainkan telah masuk ke areanya. Ada aturan di mana kapal tidak boleh keluar dari mode Hyperdrive di dekat Stasiun ruang angkasa karena bisa dianggap musuh yang mengancam dan akan langsung ditembak jatuh. Apalagi stasiun yang kami datangi merupakan stasiun yang dekat dengan perbatasan antarnegara.

Terra Mains. Adalah stasiun terdekat dari titik kami berada.

Stasiun ini mengambil titik bintang deret B yang memiliki massa 6 kali dari matahari dan suhu permukaan sekitar 15.000 Kelvin sehingga dijadikan sebagai sumber utama energi. Selain itu, bintang ini memiliki 2 buah planet dimana yang pertama bernama Gastromus 1 yang mana hanya sebuah planet dengan kadar gas tinggi serta suhu permukaan yang bisa melelehkan baja dan praktis tidak memiliki manfaat. Serta yang satunya lagi bernama Aeris-36 yang merupakan planet penambangan tembaga. Ada juga sabuk asteroid di sekitar 2 planet ini yang mana adalah salah satu penghasil logam langka lainnya. Dan pemilik dari sistem bintang ini adalah negara Kekaisaran Austine. Sistem kebangsawanan bahkan ada di sini yang membuatku merasa bahwa ada bumbu fantasi dalam dunia ini.

Dengan semua informasi itu, sudah dipastikan bahwa stasiun ruang angkasa ini fokus pada perdagangan jika melihat hasil tambang mereka. Apalagi di sana ada pangkalan militer akibat berada di daerah perbatasan yang menyebabkan distribusi senjata serta amunisi dibutuhkan. Dan dari yang kubaca, perbatasan ini sedang panas-panasnya karena memiliki ketegangan dengan negara tetangga.

"Itu dia..."

"Ya, aku bisa melihatnya."

Setelah beberapa waktu, kami akhirnya bisa melihat stasiun ruang angkasa itu.

Kami hanya bisa takjub dengan ukuran dari stasiun itu. Bentuknya seperti donat raksasa yang dilapisi besi. Aku ingin tahu berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk membangunnya.

Selain kami, ada banyak juga kapal yang keluar masuk dari sana. Tapi sebagian besar adalah kapal tempur, kapal tambang, serta kapal kargo. Tidak banyak kapal sipil. Yahh, siapa juga yang ingin berada di wilayah rawan perang selain orang yang bisa mengambil kesempatan untuk mendapatkan uang di sini. Penduduk di sini juga sebagian besar adalah penambang untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka.

Nah, kurasa segitu saja penjelasannya terlebih dahulu. Untuk sekarang, mari jalankan rencana yang sudah kusiapkan agar berjalan lancar.

"Crypto, bagaimana?"

[Aku sudah meretas sistem informasi mereka dan telah memasukan data yang Komandan minta setelah menonaktifkan mode Hyperdrive]

"Bagus. Terima kasih untuk usahanya."

Aku menghela napas lega mendengarnya. Memiliki AI yang sangat cerdas ternyata sangat membantu. Dan dengan ini dapat kukonfirmasi bahwa teknologi Crypto jauh lebih baik dengan dia mampu membobol sistem di sini. Uang sepuluh ribu Yen ku tidak sia-sia di sini.

"Apa yang kau bicarakan dengan Crypto?"

Tanya Satsuki dengan penasaran saat terus mempiloti kapal.

Dia jelas tidak tahu karena aku tidak pernah memberitahunya. Nah, bahkan jika aku mengatakannya dia tidak akan bisa membantu.

"Bukan apa-apa. Hanya mengurus sedikit masalah."

"Setidaknya diskusikan denganku juga jika begitu. Aku merasa disisihkan kau tahu."

"Aku tidak yakin orang yang bahkan terlihat tidak memiliki masalah hidup dan meminum alkohol di situasi yang membingungkan akan membantuku memecahkan masalah."

"Kuh..."

Terhadap balasan itu, Satsuki hanya bisa mengerang lemah yang membuatku tertawa.

"Baiklah. Akan kubahas sesuatu jika kita memang memiliki masalah nanti."

Aku mengirimkan transmisi permintaan docking pada pihak yang berwenang.

Dan tepat pada saat itu, sistem komunikasi kami terhubung dengan pihak stasiun.

"Ini adalah pihak administrasi pelabuhan. Kepada kapal tidak yang tidak teridentifikasi, konfirmasikan identitasmu. Jika pemberitahuan ini tidak ditanggapi, kami akan segera mencurigaimu sebagai mata-mata atau penyusup."

Aku segera menyalakan prangkat komunikasiku untuk memberikan balasan. Mendengar peringatan itu saja sudah membuatku sedikit berkeringat.

"Ini dengan kami, Genesis. Kapten Kanon berbicara di sini. Data kami mengalami sedikit kerusakan sehingga tidak dapat teridentifikasi. Kami akan segera menjalankan prosedur autentikasi."

Genesis adalah kapal yang diciptakan di dalam permainan, dan bukan bagian dari dunia ini. Maka dari itu sudah jelas bahwa kapal ini tidak teregistrasi dalam data manapun. Maka dari itu aku melakukan antisipasi dengan membuat ID palsu untuk sementara waktu dengan bantuan Crypto dan memasukannya ke dalam data pusat pelabuhan setelah melakukan peretasan.

Yahh, ini memang tindakan ilegal, namun jika aku tidak melakukan ini ada kemungkinan besar bahwa kapalku akan disita. Dan jelas aku tidak ingin kehilangan bayi kesayanganku.

"Dimengerti. Permintaan docking telah diterima, silahkan taruh kapalmu di hangar 3 nomor 27."

Kami segera melakukan proses docking sesuai dengan prosedur yang diminta. Satsuki sedikit gugup saat akan memarkirkan kapal karena harus hati-hati dengan tabrakan. Tapi dia berhasil melewatinya tanpa masalah.

"Kau tahu Satsuki, kau terlihat seperti anggota militer dengan mengenakan mantel itu. Orang-orang mungkin akan salah paham."

Kataku saat melihat busana nya dari atas ke bawah.

"Mau bagaimana lagi. Hanya ini pakaian yang ku miliki di lemari."

Jawab dia dengan helaan napas ketika mengenakan sarung tangan.

Aku juga memiliki kondisi yang sama, hanya memiliki pakaian default dari terakhir kali aku memainkannya. Namun aku mungkin bisa berbaur dengan mudah karena tidak semencolok milik Satsuki, dimana aku mengenakan mantel berwarna putih dengan bulu-bulu berwarna sama di bagian hoodie nya, sementara memakai kaos hitam berlengan panjang dibaliknya. Aku juga memakai celana pendek di atas lutut, dan stocking hitam panjang untuk menutupi area paha. Dengan begitu aku akan tampak seperti tentara bayaran yang biasa ditemukan di mana saja.

Tapi tetap, kita perlu membeli pakaian lain baik untuk santai maupun hal lainnya.

"Mari beli pakaian setelah ini. Ohh, ya. Apakah kau membawa senjata, Satsuki?"

Tidak ada larangan untuk membawa senjata untuk pertahanan diri karena banyak hal bisa terjadi di luar angkasa ini. Omong-omong, aku juga memiliki gudang senjata di kapal yang masih berisi senjata-senjata yang kami peroleh atau beli saat masih dalam permainan. Meski secara teknis semua senjata itu adalah milikku, tapi tidak masalah membiarkan Satsuki memakainya.

Terhadap pertanyaanku, Satsuki membuka mantelnya dan memperlihatkan 2 buah pistol laser yang di taruh di sabuk khusus di antara pinggangnya.

"Aku hanya membawa ini serta beberapa amunisi tambahan. Bagaimana denganmu? Aku tidak melihat kau memiliki senjata di balik mantelmu."

"Aku tidak membawa pistol laser, tapi aku membawa ini."

Kataku saat mengambil sesuatu dari tas pinggang di belakangku.

"Erm, bukankah itu cartridge untuk laser? Dan kelihatannya kau membawa banyak dari mereka di tasmu."

Bentuknya memang terlihat seperti amunisi dengan strukturnya seperti batang hitam legam sepanjang 15 x 4 centimeter serta ketebalan 2 centimeter, yang membuat Satsuki salah paham bahwa ini amunisi. Tapi sebenarnya itu bukan. Dan setidaknya aku membawa sekitar 30 dari mereka.

"Akan kutunjukkan jika ada waktu."

Satsuki terlihat sangat penasaran, namun aku menjawabnya seperti itu karena kita akan cukup sibuk sekarang.

Kami akan keluar dari kapal. Terdapat antisipasi di wajah Satsuki saat menyusuri lorong. Sudah jelas karena kami akan melihat peradaban yang jauh lebih modern dari yang pernah ada di Bumi. Aku juga sedikit tidak sabar tapi tidak menunjukkannya di wajahku.

Mari kita lihat bagaimana dunia ini berjalan.