"Dia wanita yang merepotkan."
"Ya. Sangat merepotkan."
Kami akhirnya lolos dari pangkalan militer dengan bantuan pak tua Kranel yang mengorbankan dirinya untuk menahan Lilian. Aku harus berterima kasih padanya, akan kuhadiri pemakamannya nanti jika ada waktu.
.... Dia masih hidup kalau dipikir-pikir.
"Omong-omong, pedangmu terlihat sangat keren. Jadi itu maksudmu memasukan semua cartridge ke dalam tasmu, karena itu adalah pedang energi!Dan terima kasih, berkatmu tubuhku masih menyatu."
Satsuki memeluk tubuhnya sendiri saat mengingat dirinya hampir dibelah oleh Lilian.
"Nah, sebaiknya kita tidak membahas itu sekarang karena hanya akan membawa sial."
"Kau benar."
"Ohh, ya. Satsuki, jika kau berniat membuat harem tolong jangan membawa tipe orang yang merepotkan. Kapalku hanya biaa menampung paling banyak 6 orang."
"Ya??"
Bingung dengan pernyataanku, Satsuki memiringkan kepalanya.
Harus kalian tahu bahwa Satsuki sejenis dengan pemeran protagonis dalam novel atau manga. Dan dia bahkan membuat acara komedi romansa di sekolah tanpa menyadarinya sendiri, sementara aku menikmati pertunjukannya dari samping sambil memakan camilan. Ya, itu acara drama yang menghibur yang tidak dapat kau temukan di mana saja. Dan berkaca dari itu, aku cukup yakin bahwa tidak akan lama sebelum dia mendapatkan anggota pertama wanitanya.
Aku tidak memiliki masalah dengan mereka tinggal di kapalku. Namun jika itu adalah tipe merepotkan seperti Lilian aku akan menendangnya keluar dari Genesis tanpa ragu.
Satsuki tampaknya mengabaikan pernyataanku saat bertanya.
"Jadi, kemana tujuan kita sekarang?"
"Kemana lagi? Tentu saja kita akan pergi untuk membeli semua kebutuhan yang diperlukan untuk sekarang. Jadi kita akan menuju distrik-4."
Kita kekurangan makanan, dan pakaian. Jadi membeli mereka adalah prioritas.
Di stasiun ini terdapat 5 distrik. 3 distrik pertama adalah distrik tidak dapat dimasuki tanpa izin khusus, karena merupakan tempat tinggal warga yang menetap di sini untuk distrik ke-3, sementara distrik 1 dan 2 adalah area khusus milik perwira tentara serta bangsawan. Distrik ke-4 memiliki keamanan yang buruk, tapi tidak seburuk distrik-5 dimana kejahatan lebih sering terjadi di sana, atau itu yang kudengar dari Crypto yang telah mengakses informasi umum padaku mengenai Terra Mains.
Kami sampai di tujuan dengan bantuan peta pada terminal. Jika tidak, maka mungkin kami hanya akan berputar-putar dengan gelisah di tempat.
"Dunia ini sangat futuristik, ya."
Ungkap Satsuki melihat pemandangan di depannya.
"Aku bertanya-tanya apakah Bumi akan seperti ini nanti."
Lampu dengan cahaya mencolok, dan papan iklan hologram berbentuk 3D bertebaran di hadapan kami di antara gedung-gedung. Ada juga orang-orang dengan ras berbeda yang berlalu lalang di jalanan, dan diantara mereka terdapat robot-robot yang mengangkut barang, atau membersihkan jendela di bawah pemandangan luar angkasa. Ada energi pelindung yang mempertahankan koloni ini agar tidak terkena radiasi serta serangan asing. Jika pelindung itu ataupun inti yang mempertahankan energinya agar tetap stabil hancur, maka tidak akan ada kehidupan yang selamat dari tempat ini.

Dunia dimana teknologi sudah merupakan bagian penting dari hidup, seperti itulah dunia ini. Mengenai masalah Bumi bisa seperti di masa depan, aku tidak yakin itu akan segera terjadi. Mungkin akan membutuhkan ratusan abad untuk mencapai titik ini. Dan itu pun jika Bumi dapat bertahan selama itu dengan adanya pemanasan global atau kemungkinan pecahnya perang nuklir.
Kami lanjut berjalan setelah terhenti sejenak.
Satsuki terus melihat-lihat seperti orang udik yang baru pertama kali keluar dari hutan dan melihat peradaban, sementara aku menjaga ekspresiku tetap datar ketika melirik sekitar dan terus melangkah.
Tempat pertama yang kami datangi adalah toko persediaan makanan.
"Kami akan membeli persediaan makanan dan minuman untuk 2 orang selama 1 bulan. Taruh juga sayuran di dalamnya."
"Jarang sekali melihat ras Luppo.... Baik, semua 750 Krona."
Salah satu telingaku berkedut mendengar kata itu lagi.
Aku penasaran kenapa selama ini aku tampak mencolok. Tapi melihat reaksi orang-orang serta Lilian, tampaknya aku berasal dari ras yang langka berdasarkan analisaku. Apakah rasku jarang atau sama sekali tidak pernah terlihat di dunia ini? Aku ingin tahu hal itu.
"Hei tuan, bukankah harga itu cukup mahal?"
"Apa maksudmu? Ini adalah standar. Meski kami menggunakan sayuran dan daging sintetik, itu adalah harga yang wajar."
"Sudahlah Satsuki. Kami terima harganya."
Penjaga toko itu tersenyum senang saat menatap ke arahku.
Omong-omong, tampaknya daging asli sangat langka, dan bila dijual akan sangat mahal harganya. Apalagi dengan banyaknya orang di dunia ini membuat para ilmuan menemukan inovasi untuk menciptakan daging sintetik. Yahh, dagingnya tampak berbeda saat kulihat. Daripada merah, daging itu berwarna putih. Tapi dari yang aku dengar, dagingnya akan kecoklatan seperti daging biasa saat matang. Aku merasa bersyukur karena jika dagingnya tetap berwarna albino seperti itu akan membuat mataku merasa tidak nyaman saat memakannya. Satsuki tampaknya berpikiran sama saat menatap sampel daging itu.
"Terima kasih untuk pembeliannya! Kami akan segera mengirimkan barangnya ke kapal anda!"
Selesai dengan bisnis kami di sana, kami pergi menuju toko pakaian.
"Sungguh.... Apa ini yang dinamakan toko pakaian?"
Nada kesal keluar dari mulutku saat menatap dari luar ke dalam toko melalui jendela.
Sesampainya di depan toko, aku dan Satsuki hanya bisa tertegun pada model pakaian yang di pajang. Aku bertanya-tanya apakah pemilik toko ini orang waras karena mereka memilih untuk memajang pakaian seperti cheongsam (sejenis pakaian tradisional Cina untuk perempuan) yang dijahit pendek, seragam maid dengan embel-embel serta bahkan mengadopsikan stocking lingerie atau garther belt di sana. Selain itu, ada pula pakaian kelinci seksi dengan stocking jaring, dan bahkan bikini. Maksudku, siapa yang ingin berenang di ruang angkasa ini?! Bahkan ada kimono dengan rok pendek! Para bajingan ini pasti menaruhnya karena alasan untuk memenuhi fetish mereka! Karena di sisi lain, untuk pakaian pria mereka memajang hal-hal yang normal, seperti jas pesta atau pakaian tentara bayaran serta rompi! Kenapa mode berpakaian di zaman ini belum berubah sama sekali... Tidak, para mahluk fetish itu pasti yang membuatnya begini.
"Y-Yahh, kita bisa ke toko lain. Tapi hal yang sama mungkin akan terjadi..."
Di sisi lain, Satsuki berbicara dengan wajah memerah saat terus memperhatikan pajangan busana untuk wanita.
Aku hanya bisa menatap dengan dingin padanya.
"Jangan harap aku mengenakan salah satu dari mereka."
Mendengar suaraku yang dipenuhi dengan niat membunuh, Satsuki menjadi panik.
"T-Tidak mungkin aku mau melakukan hal semacam itu! Lagipula kau laki-laki."
"Bagus jika kau sadar. Ayo masuk kalau begitu."
Aku segera menyeretnya masuk ke dalam setelah itu.
"Halo, pasangan muda! Apa ada yang bisa kami bantu?"
Seorang karyawan wanita paruh baya menyambut kami saat di dalam.
"Aku ingin membeli pakaian yang bisa membuatku mudah bergerak saat berada di luar, juga kaus ringan yang dipakai untuk santai."
"Ada yang lain?"
Satsuki lalu mendekat dan berbisik ke arahku.
"Omong-omong, kau tampaknya butuh bra."
"..."
Aku menatapnya dengan kilatan tajam yang membuat dia berkeringat dingin saat tersenyun canggung.
..... Tapi setelah dipikir-pikir, ada benarnya juga. Sekarang aku berada di tubuh karakter gadis, dan merupakan kenyataan yang tidak bisa dihindari.
Pada akhirnya aku mengatakannya dengan menggertakkan gigi.
".... Aku minta bra."
Satsuki lalu kembali berbisik padaku.
"Pakaian dalam juga."
"... Dan pakaian dalam."
"Seragam maid, seragam gadis pelaut, gaun mini...."
"Seragam maid, gadis pelaut, gaun mi— Jadi ini niatmu bajingan!"
"Gooffh! T-Tidak, Kanon aku hanya bercanda. Jadi jangan— AAAAAaaaaaa!"
Mengetahui bahwa Satsuki tengah mempermainkanku menciptakan urat nadi di dahiku. Dengan amarah aku mencekik lehernya lalu melempar keluar dirinya dari tempat ini.
Kuharap dia mendapat pelajaran dengan ini.
"K-Kalian terlihat seperti pasangan serasi.... Baiklah! Ini daftar yang kau inginkan, silahkan lihat-lihat!"
Karyawan itu sedikit tertegun, namun dengan cepat kembali seperti semula.
Aku melihat daftar yang direkomendasikan melalui terminalku. Aku membeli pakaian yang tampak cocok dengan seleraku. Well, ada pakaian yang memiliki nuansa cyberpunk juga, jadi aku membelinya. Apalagi warnanya putih dengan tambahan bagian atas berwarna hitam. Dan karena keadaan yang memaksa, aku juga membeli pakaian dalam wanita, dan pakaian santai dengan warna dan bentuk agak feminim..... Setidaknya aku masih memakai celana. Aku juga membeli hal lain seperti sarung tangan dan handuk.
"Seragam maid.... Seragam maid...."
"Jangan memesannya sialan!"
"Guohh!"
Satsuki telah merangkak masuk dan mencoba membeli seragam maid, tapi aku berhasil mengentikannya tepat waktu dengan memukul perutnya. Pada akhirnya, dia hanya memesan pakaian untuk dirinya sendiri.
"Silahkan masuk ke ruang sana untuk melakukan pengecekan pengukuran. Dengan begitu kami akan dapat lebih mudah untuk membuat penyesuaian."
"Apa tidak ada versi fisik?"
"Yahh, memang ada. Tapi anda tampaknya bukan tipe orang yang menghabiskan waktu untuk itu. Apalagi anda memiliki ekor yang membuat kami akan kesulitan."
Benar juga. Akan terlalu melelahkan untuk mencoba satu persatu pakaian yang ingin kubeli, serta ekorku akan kesulitan menyembul karena tidak memiliki lubang di sana, dan mereka tidak akan repot-repot melakukannya. Dan seperti yang diharapkan dari dunia sci-fi, membuat segalanya menjadi praktis dengan teknologi modern.
Dengan begitu kami melakukan pengecekan ukuran. Rasanya seperti aku sedang berada di mesin print ketika cahaya yang digunakan untuk melakukan scanning dinyalakan dan naik turun.
Semua pembelian itu menghabiskan 30.000 Krona..... Kenapa harganya 2 kali lipat lebih tinggi dibandingkan dengan pembelian amunisi penuh untuk kapal kami? Ini penipuan, kan?
"Terima kasih untuk pembeliannya! Kami akan segera mengirimkan barangnya ke kapal anda! Dan sebagai hadiah untuk pasangan seperti kalian, kami akan memberikan jus 'Pesona Penyihir' pada kalian! Ini adalah obat per— Maksudku minuman yang tidak dijual dengan sembarangan loh!"
Seru karyawan itu dengan gembira. Dia tampaknya senang dengan pembelian besar-besaran kami.
Tunggu, tunggu, tunggu! Aku jelas mendengar katanya diganti tadi! Barang apa yang sebenarnya ingin kau berikan pada kami?! Satsuki! Apa kau tidak mendengarnya?
"... Umm, kami bukan pasangan."
"Ayolah, tidak usah malu-malu anak muda. Aku juga dulu seperti itu saat seumuran kalian. Ohh, dan usahakan agar kalian meminumnya sendirian nanti di kapal, mengerti?"
Satsuki hanya bisa menghela napas karena perkataannya tidak didengar.
Ini juga aneh bagiku karena dianggap sebagai pasangan. Maksudku, hanya karena kami berjalan berdua kami secara otomatis akan dalam hubungan semacam itu? Akal sehat yang aneh jika itu benar. Aku perlu informasi lebih lanjut nanti.
"Kalau dipikir-pikir kenapa kami hanya boleh meminumnya saat berada di kapal?"
Karyawan itu sedikit menyeringai padaku.
"Kalian akan tahu saat mencobanya nanti~"
... Baiklah. Itu mencurigakan.
"Sampai jumpa, semoga langgeng~"
Kami pada akhirnya pergi dari sana dengan perasaan bingung.
Tapi setidaknya kami berhasil membeli barang yang kami butuhkan.
Kami menelusuri jalan lagi setelah itu. Karena penasaran serta lapar, kami mencicipi makanan di restoran terdekat. Dan rasanya tidak begitu buruk, harga makanannya juga bisa dibilang murah dengan kisaran 5 sampai 10 Krona.
Kami berniat kembali ke kapal untuk sementara, namun langkahku terhenti.
"Kanon? Kanon??"
Aku mengabaikan panggilan Satsuki saat menatap tempat tertentu dengan mata berbinar.
"Itu ada!"
Aku berlari ke arah toko yang tampaknya menjual jenis kue dengan bersemangat karena melihat makanan yang familier.
Untuk berpikir bahwa itu ada!
"Permisi! Berapa harga untuk stik biskuit ini? Aku beli semua stoknya!"
....
Mengabaikan kejadian barusan, aku dan Satsuki akhirnya kembali berjalan setelah menyelesaikan bisnisku.
"Kupikir aku melihat orang kesurupan saat melihatmu berlari dengan semangat sambil berteriak tadi."
"Apa salahnya? Lagipula ini makanan kesukaanku."
Jawabku dengan riang saat memasukan stik biskuit yang dilapisi coklat.
Ahh.. Rasanya bahkan sama, bentuk kemasannya juga tidak beda jauh meski dibuat dari material yang berbeda. Kupikir aku tidak akan pernah memakan produk ini lagi, namun ternyata dunia ini juga memproduksinya! Ini adalah salah satu makanan yang menemaniku saat bermain game ataupun waktu santai. Ya! Itu adalah Pokky! Salah satu produk makanan yang populer di Jepang!
Yahh, meski harganya mahal dan tidak masuk akal, aku tetap memborong semuanya. Harga untuk perkotaknya adalah 1.500 Krona, dan aku membeli 15 kotak. Jadi total belanjaannya seharga 22.500 Krona... Aku ingin tahu kenapa harga makanan lebih tinggi dibandingkan sebuah amunisi.
"Aku tak percaya kau sangat bahagia karena sebuah makanan."
Ucap Satsuki sambil menghela napas.
"Bahagia itu terkadang datang dari hal sederhana. Omong-omong, ingin satu?"

Satsuki terdiam sesaat sebelum menjawab.
"... T-Tidak, aku yakin kau akan membantingku saat mengambil salah satunya."
"Ohh, kau tahu dengan baik."
Balasku saat makan.
"Jadi itu sungguhan?!"
Mengabaikan keluhan Satsuki, kami akhirnya sampai di hangar dan masuk ke dalam Genesis. Omong-omong, sesuai dengan rencana, kapal kami tidak dicurigai setelah berhasil melakukan autentikasi. Tapi itu hanya untuk sementara sekarang. Kami perlu mendaftarkan Genesis secara resmi agar tidak terlalu merepotkan meretas data pusat sebuah stasiun dan memberi informasi palsu setiap melakukan perjalanan. Itu juga terlalu beresiko untuk kapal kami ditangkap. Satu-satunya tempat mendaftar yang mudah adalah Mercenary Guild. Aku berniat pergi ke sana, tapi lupa. Mari lakukan itu nanti.
"Ohh. Barangnya sampai dengan cepat, ya."
Saat memeriksa data pembaruan Genesis, barang seperti pakaian serta makanan yang telah kami beli telah dimasukkan ke kapal. Aku tidak mengharapkan mereka akan secepat itu, tapi baguslah.
Aku dan Satsuki pergi ke ruang kargo dan menaruh barang-barang kami ke kamar masing-masing.
"Kanon, coba lihat ini?"
Satsuki melemparkanku sebotol minuman dengan kemasan merah muda. Aku menangkapnya dengan mudah berkat refleks ku yang tinggi.
"Dari mana kau mendapatkan ini?"
Aku tidak ingat memesan minuman ini sebelumnya.
Tapi aku segera sadar saat melihat tulisan 'Pesona Penyihir' di kemasannya. Tidak ada tulisan lain selain kata 'Aman untuk diminum' setelah itu. Jadi ini adalah bonus yang dikatakan karyawan itu. Terlihat mencurigakan.
"Itu datang dari belanjaan baju kita. Tampaknya itu bonus yang dikatakan sebelumnya, dan aku hanya menemukan dua."
Aku mengangguk pada kata-katanya sebelum melempar balik botol itu. Satsuki sedikit panik saat hampir jatuh ketika mencoba menangkapnya. Tapi dia berhasil.
"Bawa saja ke dapur. Akan sia-sia jika kita tidak meminumnya."
"Apa kau tidak curiga ini adalah racun?"
"Tenang saja, lagipula kau akan menjadi kelinci percobaan untuk meminumnya."
"....."
Satsuki menatapku sambil cemberut dalam diam.
Aku tertawa ringan dan meninggalkannya dengan barang lain ditanganku.
...
Selesai dengan semua itu, aku mandi dan membersihkan keringat.
Air seukuran mikro tersebar saat jatuh di atas kulitku, memberikan perasaan segar dan menghilangkan semua kepenatanku.
Air serta limbah di dunia ini di daur ulang jika kalian bertanya-tanya kemana mereka dibuang. Air sendiri bisa disaring dan diperbaharui karena merupakan materi penting untuk kehidupan di luar angkasa ini. Genesis juga memiliki sistem penyaringan sendiri untuk air..... Meski rasanya sangat aneh untuk menggunakan air bekas sendiri.... Tapi aku meyakinkan diriku saat mendengar Crypto mengatakan airnya 100 persen jernih.... Ya! Terdengar sangat meyakinkan, bukan?!
"Ini hari melelahkan...."
Gumamku saat merasakan tetesan air membasahi wajah.
Dari bertemu kepala militer wanita yang otaknya miring hingga karyawan yang memiliki kepribadian cerah dengan kata yang tidak bisa ditolak, dunia ini tampaknya dipenuhi orang-orang unik. Aku masih sedikit kewalahan oleh mereka, tapi itu bukan hal yang bisa dihindari..... Mari berharap ada orang normal di dunia sana.
Selesai mandi aku berganti baju menggunakan pakaian santai yang lebih terbuka dan agak memaparkan kulitku.
Aku mengenakan tank-top berwarna putih polos untuk bagian dalam, dan kaus merah yang dipotong pendek sampai atas pusarnya untuk bagian luar. Sementara itu, di bagian bawah aku hanya memakai celana pendek yang memaparkan pahaku. Aku juga mengikat rambutku menjadi kuncir kuda agar leherku bisa merasakan angin segar.
Meski aku biasanya melihat orang lain memakai hal seperti ini pada sebuah majalah, tapi sekarang aku juga memakainya karena berubahanku.
Nah, lupakan.
Aku sudah tidak terlalu peduli dengan diriku yang menjadi gadis. Di sisi lain, pakaian ini terasa nyaman. Mungkin ini alasan untuk harga yang mahal.
"Aku merasa seperti seorang foto model."
Kataku saat sedikit berpose di cermin.
Tunggu, kenapa aku repot-repot melakukannya?
Aku mengambil sebungkus Pokky lalu keluar dari kamar menuju ruang santai, dan menemukan Satsuki tengah duduk di sofa saat membaca sesuatu melalui papan hologram.
Dia tampaknya tidak menyadari keberadaanku, jadi aku memanggilnya.
"Apa yang sedang kau baca?"
"Hmm, bukan apa-apa. Aku hanya sedang—"
Kalimatnya terhenti ketika matanya mengarah ke arahku. Wajahnya agak tertegun sehingga membingungkanku.
"Apa?"
Apa ada hantu di belakangku?
"T-Tidak ada. Hanya saja kau tampak cantik."
Ucap dia dengan tersenyum canggung.
Tentu saja aku tahu karakterku tampak cantik, karena aku bahkan perlu waktu 3 jam agar membuat wajahnya terlihat sempurna.

"Kau tahu Satsuki, gadis lain mungkin akan senang mendengarnya. Tapi aku hampir akan membantingmu tadi karena amarah."
Balasku dengan datar.
"H-Hei, tenang. Aku hanya terkejut melihat pakaianmu lebih terbuka. Selain itu, apa kau tidak berpikir akan gendut karena terus memakan itu? Ini sudah hampir enam bungkus sampai sekarang."
"Aku tidak akan gemuk hanya karena ini, lihat?"
Ucapku pada saat mengangkat sedikit tank-top dan memperlihatkan perutku yang mulus.
"J-J-Jangan memperlihatkan sesuatu yang tidak senonoh, bodoh!"
Teriak dia ketika menutup mata dengan wajah malu.
Apa maksudnya dengan tidak senonoh? Aku hanya memperlihatkan perutku.
Tanpa memperdulikan kebingungannya, aku duduk di sofa.
"Omong-omong, di mana minuman itu?"
Satsuki perlahan membuka matanya dan membuat wajah lega. Dia lalu menjawab.
"Yang dari toko pakaian?"
"Ya."
Dengan kata "Tunggu sebentar.", dia berjalan pergi ke belakang lalu kembali lagi dengan 2 botol minuman berwarna merah muda yang mencurigakan, dan menaruhnya di atas meja.
"Siapa yang pertama meminumnya?"
Tanya Satsuki. Dia jelas mencurigai minuman ini.
"Bukankah itu kau?"
Pada jawabanku, Satsuki cemberut. Kata 'Kau sungguh ingin aku meminumnya?' terpampang jelas di wajahnya.
Dia benar-benar tidak ingin meminum itu.
Tapi aku punya cip tawar menawar yang tidak bisa dia tolak.
"Aku akan membiarkanmu menyentuh telingaku jika kau meminumnya."
"Setuju."
Satsuki tanpa ragu setuju saat mengambil botol itu dan membukanya.
Lihat? Dia langsung setuju.
Untuk alasan yang tidak jelas, Satsuki sangat adiktif pada telinga dan ekorku. Dia bahkan hampir selalu memohon setelah hari pertama dia menyentuhnya setelah memenangkan taruhan. Dan aku menjadi kesal karenanya dan terkadang membantingnya jika dia terlalu memaksa. Sungguh, kenapa temanku yang dulu terlihat seperti riajuu yang sempurna kini berubah menjadi orang mesum? Aku ingin tahu itu. Sifatnya sedikit berubah semenjak ke dunia ini.
Tapi entah kenapa memang rasanya agak nyaman saat dia menyentuh telingaku. Untuk ekor.... Terasa aneh. Saat ekorku disentuh aku merasa seperti tulang belakangku digelitiki, dan itu terlalu kuat hingga aku akhirnya membanting Satsuki yang membuatnya tidak sadarkan diri.....
Mengabaikan semua kelakuan kasarku, dia tetap sangat ingin menyentuh mereka. Kurasa aku akan membiarkannya kali ini.
"Jika aku keracunan, tambahkan komisinya."
"Tenang saja. Aku akan menguburmu di tempat yang damai dan akan selalu mengunjunginya setiap tahun."
Aku mengatakannya seolah-olah dia benar-benar akan mati.
"...."
Satsuki terdiam pada kata-kataku.
Aku bisa mengucapkan lelucon ini karena kami memiliki pod medis, dan itu dapat mengeluarkan racun dari tubuh, termasuk alkohol. Jadi kami bisa tenang akan masalah ini. Lagipula tidak mungkin seseorang akan mencoba menargetkan kami tanpa alasan yang jelas. Apalagi dari seorang karyawan. Aku hanya ingin dia mencicipinya karena aku berpikir rasanya mungkin tidak enak atau malah menjijikkan, itu saja.
"Baiklah. Akan kuminum..."
Satsuki perlahan memasukkan ujung botol ke mulutnya dan menenggaknya sekali. Dia lalu mencicipi rasanya saat mengecap lidahnya. Setelah itu wajahnya sedikit berkerut yang membuatku waspada.
"Bagaimana?"
Dia menatap wajahku ketika matanya berkedip beberapa kali.
"Tidak ada yang salah. Rasanya seperti jus strawberry dengan perasan lemon. Aku juga tidak merasakan adanya alkohol, jadi aku yakin kau dapat meminumnya."
Kenapa malah mempermasalahkan adanya alkohol atau tidak?
Karena Satsuki mengatakan tidak ada yang salah, aku mempercayainya dan mengambil botol yang lain, membukanya lalu meminumnya.
Rasanya memang seperti perasaan strawberry dengan perasan lemon. Anehnya, rasa asam manisnya cocok satu sama lain sehingga aku dan Satsuki ketagihan hingga menghabiskan semua isi botolnya.
"Wow, orang yang menciptakan produk ini sangat hebat. Pantas ini dijadikan sebagai bonus dan tidak dijual."
Jujur, rasanya sangat menyegarkan di tenggorokanku.
"Sekarang, bukankah waktunya bagiku untuk mendapatkan bayaran?"
Tanya Satsuki dengan mata berbinar.
Aku menghela napas melihat betapa besar niat Satsuki untuk menyentuh mereka. Aku lalu membiarkan dia duduk di sampingku sehingga membuatnya tersenyum lebar.
"Jangan mencoba menyentuh ekorku, atau mungkin aku akan membunuhmu."
"Baiklah~"
Satsuki lalu dengan senang hati mengelus telingaku. Aku memejam mataku dengan tenteram karena memang terasa nyaman.
Beberapa waktu berlalu setelah itu. Aku hanya duduk sambil menutup mata dan tidak banyak melakukan sesuatu yang berarti saat Satsuki terus mengelus telinga berbulu ku.
Tapi ada suatu hal yang aneh terjadi.
"Hahh.. Hahh.... Hahhh..."
Satsuki mulai terengah-engah tanpa alasan yang jelas. Dia juga mulai mendekatkan dirinya ke sisiku.
".... Apa yang coba kau lakukan?"
Tanyaku dengan curiga saat melihat lengannya telah memelukku. Dia jelas menjadi aneh.
"Uhm.... Bukankah suhu ruangan ini terasa panas?...."
Dia malah mengabaikan pertanyaanku dan memberi pertanyaan lain.
Tapi setelah dipikir-pikir, tubuhku memang terasa panas. Aku ingat diriku tidak pernah mengganti suhu. Selain itu, aku merasa ingin ke toilet sebentar.
Tapi tiba-tiba Satsuki....
"Hyaah! Apa yang kau lakukan Satsuki?"
Dia tiba-tiba menggigit leherku, dan daripada sakit itu terasa geli.
Aku hendak berdiri karena merasakan keanehannya, namun aku ditahan olehnya dan menggendongku seperti seorang putri, lalu berjalan pergi membawaku keluar dari ruang santai.
Tunggu! Kenapa dia lebih kuat dariku sekarang?! Sejak kapan?!
"Hahh... Hah... Apa yang ingin kau lakukan?"
Tidak, bukannya dia yang menjadi kuat tapi diriku lah yang malah merasa lemas. Di sisi lain, aku juga ikut terengah-engah saat tubuhku semakin panas. T-Tunggu! Kenapa itu juga terjadi padaku?!
Aku melihat ke mata Satsuki. Mata yang tampak seperti predator dan tajam itu jelas bukan dari Satsuki yang biasa.
"Sial. Jangan bilang...."
Aku akhirnya mencapai sebuah kesimpulan dari situasi ini.
Jangan katakan minuman yang tadi kami minum itu adalah sejenis obat *******?!
Satsuki berhenti berjalan saat sampai di dalam kamarnya, dan melemparku ke ranjangnya.
"Hahhh.... Hahhhh... Maaf, Kanon. Aku sudah tidak bisa menahannya lagi. Aku menginginkan dirimu."
Ucapnya saat perlahan membuka pakaiannya sendiri.
"..... Mati aku."
Aku berkeringat dingin melihatnya seperti itu. Entah bagaimana aku tahu kemana ini akan terjadi.
"T-Tidak! Berhenti Satsuki! Itu bukan dirimu! K-Kyaah! Celanaku?!"
".... Maaf."
"Tidak! Berhenti bodoh!"
Aku dengan putus asa menghentikannya, namun dengan kekuatanku yang melemah, Satsuki berhasil mendorong dirinya padaku dan memberikan rasa sakit karena baru pertama aku kali mengalaminya.
Hari ini, aku dibanting oleh Satsuki yang memuaskan dirinya tanpa membebaskanku sama sekali. Aku tidak ingat berapa lama waktu berlalu, namun tubuhku perlahan telah mengikuti naluri sensualnya.... Mungkin ini hari yang tidak akan pernah kulupakan dalam hidupku.
Di saat semua telah mencapai
akhir.
"Aku mencintaimu, Kanon."
Orang ini... Bahkan sampai sekarang.....
"Akan ku balas kau nanti, bajingan....."
Dengan itu sebagai kalimat terakhir, tubuhku jatuh ke dadanya dengan lembut tanpa ada sehelai benang pun menghalangi di antara kami.
Aku tidak yakin apakah hubungan pertemanan kami akan tetap sama setelah ini.
Dengan itu sebagai pemikiran terakhirku, aku pingsan dalam pelukannya.