"...."
"...."
Udara canggung yang tak tertahankan menyebar di dalam ruangan saat kami tetap diam.
"...."
Di ruang santai di mana tempat yang seharusnya untuk rileks, ketegangan tengah terjadi.
Sementara aku duduk dengan menyilangkan kaki, tatapanku menyipit dengan dingin saat melihat Satsuki sedang duduk di lantai. Lututnya terlipat, wajahnya babak belur disertai dengan ekspresi bersalah saat terus menatap ke bawah.
Aku sungguh tidak percaya dengan apa yang telah terjadi semalam.
"Maafkan aku....."
Setelah sekian lama diam, Satsuki akhirnya berbicara.
Untuk berpikir hal semacam itu terjadi padaku, terlebih temanmu sendiri yang melakukannya... Aku tidak bisa tidak menghela napas pada takdir.
Semalam, kami telah bersanggama, atau lebih tepat untuk mengatakan Satsuki secara satu sisi telah mendorongku yang mencapai kesimpulan seperti itu. Dan itu terlalu menyakitkan untuk diingat.
'Pesona Penyihir' yang kami pikir minuman biasa ternyata adalah obat perangsang yang dijual terbatas dan sangat populer di antara banyak orang karena mereka yang meminum itu akan memiliki daya tahan yang kuat saat 'melakukannya'. Itulah informasi yang kutemukan setelah mencarinya di jendela informasi.....
Kalau dipikir-pikir, kenapa aku tidak melakukan pencarian informasi itu lebih awal daripada mengetesnya sendiri? Kenapa aku begitu bodoh....
Tapi untuk berpikir bahwa kami telah benar-benar melakukannya.......
Minuman itu telah memberikan dorongan yang terlalu kuat untuk melakukan hal seksual. Selain itu, Satsuki tidak berhasil menahan dirinya dan memaksa aku sehingga itu terjadi..... Mengingatnya saja sudah membuat kepalaku pusing karena terlalu memalukan. Berapa lama kami melakukannya, 12 jam, 19 jam? Aku tidak tahu, tapi melihat semua cairan kental dan beberapa cipratan darah di ranjangnya membuatku berpikir bahwa kami telah melakukannya lebih dari sehari... Sungguh obat yang menakutkan, aku merasa seperti binatang!! Tunggu, aku memang setengah manusia jadi tidak ada salahnya mengatakan hal itu...... Yang jelas, Crypto mengatakan kami tetap di pesawat selama lebih dari 36 jam.
Aku seharusnya bisa menahan Satsuki dengan kekuatanku, namun anehnya ototku terasa lemah, aku juga bisa menjaga kesadaranku lebih lama yang membuatku mengingat adegan berdarah itu lagi.... Kuh! Rasa sakitnya masih terasa di perutku.
"..... Aku benar-benar tidak bisa menahan diri semalam. Ini semua salahku. Kau bisa memukulku sepuas yang kau inginkan."
Kepala Satsuki semakin tertunduk dengan suara yang jelas menyalahkan dirinya saat mengatakannya.
Cih, mata berair itu. Kenapa aku yang merasa bersalah sekarang.
"Kau harusnya tahu ini. Meski aku seorang gadis sekarang, tapi aku tetap memiliki jiwa laki-laki, jadi kau mestinya tahu bagaimana perasaanku. Dan bagaimana kau akan bertanggung jawab akan hal ini?"
Yahh, meski pada dasarnya aku tidak terlalu peduli tentang masalah apakah aku menjadi gadis atau laki-laki di sini. Aku hanya membuat alasan untuk menyalahkannya. Tapi aku tidak bisa terlalu mengeluhkannya karena insiden ini terjadi karena obat itu.
"Bertanggung jawab...."
Satsuki tiba-tiba mengangkat kepalanya dan menatapku dengan postur tegak.
"Aku akan bertanggung jawab dengan menikahimu. Lagipula, kau seorang gadis sekarang sehingga masa lalumu yang adalah laki-laki tidak menjadi masalah, bukan? Dan entah kenapa aku... Telah jatuh cinta padamu."
Dia mengatakan semuanya dengan sekali jalan disertai wajah lurus. Dia terlihat sangat serius.
"Mohon bantuannya untuk hari ini dan seterusnya."
Satsuki lalu menundukkan kepalanya padaku seolah hubungan ini telah direstui.
Denyut nadi di dahiku semakin berdetak tidak karuan saat mendengar pengakuan anehnya.
"Bukan itu masalahnya, bodoh!"
Aku melemparkan bantal ke arah kepalanya yang mengeluarkan suara lucu.
Sejak kapan temanku ini menjadi aktor drama. D-D-Dan apa-apaan maksud dari dia mencintaiku?! Kenapa orang tidak peka ini kini juga menjadi tidak normal? Apa dia sudah gila setelah tinggal di ruang angkasa ini selama seminggu?! Kenapa dia mengaku padaku?! Bukankah seharusnya kau melakukan itu pada harem yang tanpa sadar kau buat?! Dan kenapa kau bertindak layaknya kita ini adalah pasangan yang sudah menikah?!!!!!!
"Hahh... "
Aku menghela napas lelah. Perasaanku menjadi aneh setelah malam menggairahkan itu.
Aku mengambil mantelku dan berjalan keluar dari ruangan ini. Langkahku sedikit goyah karena efek semalam.
"K-Kemana kau mau pergi?"
Satsuki berdiri dan hendak mengikuti.
Tapi aku menyuruhnya berhenti dengan isyarat tangan.
"Mencari udara segar. Aku tidak suka situasi canggung ini. Sebaiknya kita mendinginkan kepala kita terlebih dahulu. Kau bisa keluar, tapi jangan membuntuti aku."
Dengan kalimat itu, pintu tertutup. Meninggalkan Satsuki di sana dan keluar dari Genesis.
...
Dengan perasaan tak terlukiskan, aku pergi meninggalkan Genesis disertai dengan ekspresi cemberut.
Tapi hal itu segera berubah saat aku menatap perutku yang berbunyi.
"Lapar sekali....."
Tidak makan selama lebih dari satu hari jelas akan membuat perutmu berbunyi.
"Aku seharusnya makan dulu tadi.... Aku bahkan lupa membawa makanan kesukaanku...."
Perutku menggeram dengan keras layaknya binatang. Aku ingin makan, tapi saat hendak masuk ke dalam restoran, mood ku untuk makan entah bagaimana hilang.
Aku pada akhirnya berkeliaran layaknya anak tersesat.
Di sisi lain, terminalku terus berbunyi saat pesan serta panggilan tetap masuk. Itu pasti dari Satsuki, jadi aku membiarkannya tetap di sana untuk sementara.
"Huft, bagaimana caraku harus menolak Satsuki?"
Otakku terasa dibekukan karena harus memikirkan masalah ini. Aku tidak bisa menggantungkannya dan membuat keadaan tetap canggung karena dia adalah teman perjalananku.
"Aku sebenarnya punya rencana, tapi itu akan tetap menyeretku juga pada akhirnya."
Aku menggaruk kepala dengan rasa frustasi. Kenapa ini menjadi masalah sekarang? Semua ini tidak akan terjadi jika seandainya kami tidak meminum benda itu. Tapi tidak ada gunanya menangisi susu yang tumpah.
"Ini semua salah Satsuki. Berkat dia aku....... Hmm? Di mana kita sekarang?"
Aku melangkahkan kaki ku tanpa peduli jalan yang dilalui. Dan tanpa disadari, suasana kota futuristik yang berwarna kini digantikan dengan gelapnya setiap bangunan serta jalanan akibat kurangnya pencahayaan.
"Distrik 5?"
Tampaknya aku telah tanpa sengaja memasuki wilayah yang berbahaya.
Distrik 5 adalah tempat dimana peraturan sulit ditegakkan. Kebanyakan orang yang tinggal di sini adalah pengemis, orang yang tidak punya tujuan, dan ada kemungkinan beberapa kriminal bersembunyi di sini. Patroli militer terkadang lewat di sekitar sini agar orang-orang yang tinggal di sini tidak menciptakan kerusuhan, namun itu tidak cukup untuk mengurangi tindak kejahatan. Wanita yang masuk ke sini juga sama saja dengan pergi ke sarang harimau. Jika mereka lemah, mereka hanya akan menjadi santapan bagi orang-orang di sini jika kalian paham maksudku. Di satu sisi, jaringan di sini sangat buruk sehingga kesulitan untuk melakukan komunikasi. Mungkin itu alasan pesan masukku telah berhenti berbunyi.
"Hmm?"
Dan tampaknya aku telah menarik perhatian di sini.
Suara langkah kaki yang samar bisa kudengar datang dari banyak sisi. Berkat telingaku, aku bisa mendengar mereka.
"Merepotkan...."
Aku bahkan tidak sadar telah dibuntuti oleh beberapa orang. Dan kini jumlah mereka semakin bertambah, serta mereka mulai mengepungku dari segala arah.
"10? Tidak. Mungkin ada sekitar 15 orang?"
Selesai dengan gumamanku, tiga orang keluar dari kegelapan.
"Wah, wah, wah. Nona, apa anda mungkin tersesat hingga sampai di sini?"
Seseorang dengan gaya rambut punk serta wajah dan pakaian preman kasual keluar dan berbicara denganku dengan wajah vulgar. Dua orang di belakang mengawasiku dengan cara yang sama, sementara sisanya masih berada dalam bayang-bayang.
"Bisa aku lewat? Aku tidak ingin ada masalah di sini."
Kataku dengan nada dingin. Mood ku semakin rusak melihat keberadaan mereka.
"Woah, tahan dulu sebentar di sana. Apa kau tidak tahu situasimu sekarang? Bagaimana kalau bersenang-senang dulu bersama kami? Aku yakin kau tidak akan menolak setelah merasakannya sekali."
"Hahaha. Untuk berpikir bahwa kita akan mendapat mangsa selevel ini merupakan sebuah keberuntungan!"
"Hahaha! Benar sekali, dia sangat cantik! Aku yakin bos akan senang jika kita membawanya."
Dua orang di belakangnya membalas dengan tawa yang tidak menyenangkan.
Menjijikkan sekali mereka ini. Setidaknya sikat dulu gigi kalian yang kuning itu.
"Hahaha. Ayo nona manis, mari ikut bersama kami."
Punk itu perlahan mengulurkan tangannya ke arahku sambil mempertahankan seringainya. Ekspresiku semakin menggelap seiring tangannya mendekat.
Jarinya tinggal beberapa inci dariku. Tetapi, sebelum dia sempat menjamahku, aku menghentikan lengannya dengan dengan tangan kiriku.
"Kau tahu, kebetulan aku sedang kesal hari ini. Jadi...."
Krakk!
Suara renyah dari tulang yang patah terdengar disertai dengan teriakan punk itu.
"AHHH! Lenganku!!— Humph!!"
Sebelum dia melanjutkan teriakan penuh deritanya, aku menarik lengan yang telah kupatahkan lalu menyerang perutnya dengan lututku sambil melompat yang menambah rasa sakitnya. Aku bisa melihat dia menghembuskan napas dari paru-parunya dengan paksa saat melakukannya. Setelah itu, aku memegang kepalanya dan membantingnya ke lantai hingga berdarah dan berakhir dengan kehilangan kesadaran.
Tatapanku beralih pada kedua orang terdekat saat kaki ku menyapu ke arah mereka.
"Guahh!"
"Gahk!"
Kedua orang itu terlambat bereaksi saat aku menendang wajah salah satu dari mereka dan melakukan tendangan berputar ke yang lainnya dengan lenganku bertumpu pada punk tadi dan tepat mengenai tengkuknya. Menghasilkan serangan cepat tanpa cara bagi mereka untuk menahannya. Berkat itu, mereka pingsan.
Orang-orang berdiri dari kegelapan terlihat agak ragu untuk melawan setelah melihat apa yang bisa kulakukan, namun karena percaya pada jumlah mereka, mereka mulai maju.
".... Bisakah kalian bertahan untuk menjadi samsak tinjuku hari ini?"
Kilatan mataku bersinar saat mempersiapkan gerakan selanjutnya.
Mari lihat apa yang bisa kulakukan dengan tubuh ini.