"Ngelamunin apa, Cha?"
Salsha terkesiap mendengar suara itu, suara yang terkesan datar namun mampu membuat hati Salsha berdesir. Ia menatap Aldi heran yang kini sudah duduk di sampingnya, "Kamu sejak kapan ada disini?"
Aldi menghendikkan bahunya, "Barusan. Kamunya ngelamun, jadi gak sadar kalo aku datang."
"Hehe..." Salsha terkekeh, "Kamu udah gak marah lagi sama aku?"
Aldi terseyum lembut ke arah gadis yang ia cintai ini. Tangannya bergerak mengusap lembut rambut Salsha, "Aku gak bisa marah lama kalo sama kamu. Aku gak bisa pura-pura gak peduli sama kamu."
Salsha menelan ludahnya dengah susah payah. Kenapa Aldi bisa bersikap manis seperti ini, setan apa yang merasukinya?
"Kamu serius, Ald?" tanya Salsha masih setengah ragu.
Aldi tersenyum manis, ia membawa Salsha kepelukannya. Menghirup aroma tubuh Salsha yang begitu memabukkan. Ia rindu Salsha. Rindu kemanjaan gadis itu kepadanya.
"Iya. Aku udah gak marah."
Salsha melepaskan pelukan Aldi. Merasa kurang yakin terhadap lelaki itu, "Kenapa gak marah lagi? Tadi malam aku di maki sama kamu."
"Maaf," ujar Aldi tulus.
"Kenapa dulu?" tanya Salsha.
Aldi menggeleng, "Gapapa."
Karna geram Salsha mencubit lengan Aldi, "Jangan bercanda, ahh."
Aldi terkekeh, "Aku minta maaf tadi malam udah kasar sama kamu. Tadi malam aku cuma pusing aja. Di marahin sama Mama karna kamu nelfon aku mulu. Yaudah, aku emosinya ke kamu."
Salsha mendadak diam. Ini kesalahannya, jika saja ia tak menelfon Aldi sampai segitunya, pasti mamanya tak akan memarahi Aldi. Salsha merasa bersalah, "Maaf," ujar Salsha menunduk.
"Hey..." Aldi mengangkat wajah Salsha. Ia tersenyum, "Gapapa. Aku juga minta maaf udah maki kamu tadi malam."
Salsha tersenyum sumbringah, "Iya. Aku maafin, tapi jangan gitu lagi. Aku sedih."
"Iya sayang."
Salsha tersenyum bahagia, akhirnya Aldi kembali menjadi Aldi yang perhatian dan lembut. Tidak seperti tadi malam yang membuatnya takut akan sosok Aldi.
Hingga Salsha teringat akan kejadian pas pulang sekolah tadi, ia ingin menanyakan kepada Aldi siapa gadis yang tak sengaja ia lihat itu.
"Ald, aku tanyak sesuatu boleh?"
Aldi yang sedari tadi memainkan ponselnya menatap Salsha sekilas. Hanya sekilas, kemuadian kembali memainkan ponselnya, "Apa?"
"Aku tadi lihat kamu ngobrol sama cewek di fotokopi depan sekolahan. Siapa?" tanya Salsha setengah takut. Takut kalo Aldi tersinggung dan kembali memarahinya.
"Cewek?" ulang Aldi
Salsha mengangguk, "Iya cewek. Kamu sama Bayu jjuga, kok."
"Oh itu, dia Tiara, senior di sekolah," jawab Aldi acuh. Ia masih memainkan ponselnya. Mengetik sesuatu di benda pipih itu.
"Kamu kenal darimana?" Salsha masih saja kepo. Belum puas dengan jawaban Aldi.
"Banyak tanya," kesal Aldi. Ia mengalihkan tatapannya ke arah Salsha, "Udah makan?"
Salsha menggeleng sendu, "Belum, Ald."
"Kita makan di luar, yuk."
Salsha terperangah. Aldi tak pernah mengajaknya makan di luar seperti saat ini, "Makan di luar? Seriusan?"
"Iyaa, sayang. Yuk, aah."
Salsha kembali menyunggingkan senyum manisnya yang tadi sempat meredup, "Aku kunci pintu dulu."
Aldi mengangguk. Salsha pun segera mengunci pintu rumahnya, "Yuk, Ald."
"Senang banget kayaknya," sindir Aldi.
Salsha cengengesan, "Kan jarang kamu ajak keluar. Makanya jadi gini. Hehe."
Aldi terkekeh. Ia pun berjalan ke tempat motornya di parkir. Menaiki motor itu dan menyalakannya.
"Eh, hampir lupa," kata Aldi tiba-tiba.
"Apa?"
Aldi memberikan ponselnya ke Salsha. Membuat Salsha bingung, "Ini buat apa?"
"Ada yang nge chat aku. Namanya Andirah, udah aku balesin sih dari tadi. Sekarang kamu yang bales, yaa. Bilang kalo kamu pacar aku. Biar dia gak deketin aku lagi."
Salsha tersenyum mendengarnya. Ini yang membuatnya begitu mencintai Aldi dan tak ingin hubungan ini selesai walaupun Aldi sering berkata kasar kepadanya, Aldi selalu terbuka tentang gadis yang mendekatinya.
"Iya, nanti aku balas."
"Oke, sekarang naik. Kita cari angin, eh cari makan." Aldi mencoba melucu.
Salsha terkekeh, lantas ia menaiki motor Aldi tersebut.
*****
Andirah menggerutu di kamarnya. Ia ingin melemparkan ponselnya ke dinding dan menjadikannya pecahan-pecahan tak berguna. Bagaimana bisa ia di cuekin oleh seorang Aldi di saat banyak teman sekolahnya yang menaruh hati kepadanya.
Sedari tadi ia mengirimi Aldi chat panjang lebar yang hanya di balas lelaki itu dengan satu kata. Atau bahkan satu huruf yaitu Y.
Bagaimana bisa Andirah sabar menghadapi lelaki macam Aldi?
Andirah menimang-nimang secantik apa pacar Aldi sehingga membuat lelaki itu sama sekali tak tergoda kepadanya.
Tapi tenang saja, dengan sedikit cara, Andirah pasti bisa membuat hubungan keduanya putus. Dan Andirah yang akan menggantikan posisi Salsha di hati Aldi. Secepatnya, Andirah yakin itu.
"Besok gue akan cari tau siapa pacar Aldi. Dan gue akan main-main sebentar sama dia," ujar Andirah tersenyum devil.
*****
Aldi dan Salsha makan dalam diam. Sudah menjadi peraturan dari Aldi jika sedang makan tak boleh berbicara.
Salsha memakan nasi gorengnya dengan tak tenang. Sedari tadi, ia makan sembari membalas chat dari Andirah yang menurutnya sok dekat dengan Aldi.
Terang-terangan Andirah katakan jika ia menyukai Aldi. Membuat Salsha ingin memaki gadis itu.
Aldi yang melihat Salsha tak nyaman memakan nasi goreng itu pun menyudahi aktivitasnya. Ia menyeruput jus jeruknya yang tinggal setengah dan mengelap bibirnya dengan tissue. Selanjutnya, Aldi memegang tangan Salsha, "Kamu kenapa?"
Salsha membelalakkan matanya. Kaget dengan perbuatan Aldi yang tiba-tiba. Salsha menatap Aldi dingin, "Andirah itu pedekatean kamu, ya?"
Aldi mengernyit, "Apa?"
"Kamu dekat ya sama Andirah?" tuding Salsha sembari melemparkan tatapan tajam ke Aldi.
"Gak lah!" protes Aldi langsung. Tak terima dengan tuduhan pacarnya, "Ngaco!"
"Trus kenapa dia nge chat kamu kayak udah kenal lama sama kamu? Apaan dia pake segal ngingetin makan. Kamu modusin dia di sekolah?"
Aldi mengacak rambutnya frustasi. Jika tahu akan begini lebih baik Aldi menutupinya dari Salsha, "Ya Ampun, sayang. Kamu gila, ya. Gak mungkin aku modusin cewek."
Salsha memberikan tatapan menyelidik. Sebelum berbicara lagi, Salsha menyeruput minumannya. Tenggorokannya terasa kering, "Trus dia tau nomor kamu darimana?"
Aldi menghendikkan bahunya, pertanda tak tahu. Aldi merampas ponselnya dari tangan Salsha.
Salsha mengerucutkan bibirnya, tak puas dengan jawaban Aldi, "Kamu bagiin nomor kamu, yaa ke orang-orang. Berasa jomblo gitu padahal punya pacar," tuding Salsha lagi.
Aldi beralih dari ponselnya menatap tajam Salsha, "Jangan asal nuduh kamu, Cha. Aku gak suka!"
"Trus, dia dapat nomor kamu darimana? Jawab dong!" desak Salsha.
Aldi menghela nafasnya. Menetralisir amarah yang tiba-tiba membuncah karena perkataan Salsha barusan, "Aku gak tau, Cha," kata Aldi berusaha berbicara lembut. "Lagian kenapa kamu gak bilang kalo yang balas chat dia itukamu. Malah kamu ladenin."
Aldi memang semakin kesal kepada Salsha. Niat Aldi yang ingin terbuka kepada Salsha malah di salah artikan oleh gadis itu. Salsha malah merespon chat dari Andirah. Membuat Andirah semakin menjadi-jadi.
"Aku cuma mau lihat seberapa ngotot dia pengen dekat sama kamu!" jelas Salsha.