Chereads / Almost Broken / Chapter 3 - Bab 3

Chapter 3 - Bab 3

Aldi menyimpan ponselnya kedalam saku setelah ia mematikan sambungan telfonnya dengan Salsha. Aldi ingin menjernihkan pikirannya yang kusut. Mamanya yang selalu saja marah-marah membuat Aldi malas berada di rumah. Untunglah, Bayu peka dan mengajaknya untuk refreshing.

"Kita kemana, sih? Cuma berdua?" tanya Aldi sembari menghisap rokoknya.

"Kemana aja. Pokoknya happy. Gak cuma berdua, kok. Ada kakak kelas. Cantik. Lo pasti suka," jawab Bayu sembari memainkan ponselnya.

Aldi menautkan alisnya, "Gila lo. Gue udah punya pacar. Malah ngajak cewek lain lo. Batalin-batalin."

Bayu tertawa, ia menyimpan ponselnya dan tersenyum penuh arti ke arah Aldi, "Pacar lo gak bakalan tahu la. Pokoknya lo nikmati aja sama dia. Dan dia udah jalan kesini."

Aldi mengusap wajahnya kasar. Sahabatnya ini suka sekali bertindak seakan-akan ia masih sendiri. Mengenalkan beberapa gadis cantik untuknya. Untungnya Aldi masih bisa menahan hatinya. Aldi tekankan di dalam hatinya jika hanya Salsha yang berada di sana.

Aldi dapat melihat dua gadis sedang berjalan ke arah mereka. Aldi sama sekali tak selera melihat ke arah kedua gadis itu.

"Cantik 'kan. Kakak kelas," bisik Bayu di telinga Aldi.

"Hai, Tiara kenalin ini Aldi, cowok yang mau gue kenalin sama lo."

Gadis yang di panggil Tiara itu tersenyum manis dan menatap Aldi. Tiara menyodorkan tangannya ke arah Aldi. "Gue Tiara."

"Aldi," jawab Aldi cuek tanpa membalas uluran tangan itu. Terlalu basa-basi menurutnya.

Bayu berbisik di telinga Tiara. "Dia emang gitu. Sok sokan cuek. Tapi baik kok."

Mendengar ucapan Bayu tersebut membuat senyuman Tiara kembali merekah. Memang perlu perjuangan untuk mendapatkan lelaki seganteng dan sekeren Aldi. Dan itu tak masalah buat Tiara.

Bayu menepuk pundak Aldi, "Yuk, ah. Kita cabut."

Aldi mengangguk. Ia segera mematikan rokok yang sedari tadi ia hisap. Ia berjalan ke arah motornya terparkir dan duduk di atas motor ia. Ia pun memakai helmnya dan berniat untuk menghidupkan mesin motor tersebut jika saja Bayu tak mengucapkan kata-kata yang membuatnya tak habis pikir dimana letak otak sahabatnya itu.

"Ald, lo sama Tiara, yaa," kata Bayu tanpa beban.

Aldi menghela nafasnya, "Bay, gue udah punya cewek. Dia sama lo aja."

"Gue sama Sarah. Masa lo tega biarin Tiara sendiri. Senior ini," jawab Bayu seenaknya. Ia menarik tangan Sarah dan duduk di atas motornya. Menyuruh Sarah untuk duduk di belakangnya.

Aldi mengusap wajahnya kasar, "Tau gini mendingan gue sama Salsha."

"Pacar lo ngebosenin, males kalo sama dia. Udah, gak usah kek cewek lo. Cepat buruan. Ikutin gue."

Bayu mulai menjalankan motornya. Di balik helmnya, Bayu berharap Tiara bisa merebut hati Aldi dengan begitu akan mudah baginya untuk merebut hati Salsha.

Dengan malas, Aldi melirik ke arah Tiara yang berdiri di sampingnya, "Yaudah naik."

Tiara tersenyum penuh arti. Ini adalah awal yang baik.

*****

Aldi merasa ini seperti double date! Bagaimana tidak, mereka hanya makan siang di salah satu cafe yang paling banyak di singgahi anak sekolahan.

Apalagi sejak tadi, Tiara selalu mengajaknya bicara. Membuatnya harus menahan amarah untuk tidak membentak gadis itu. Aldi paling benci dengan orang yang banyak tanya.

Belum lagi, Bayu dan Sarah yang asyik mengobrol berdua. Membuat Aldi semakin badmood saja.

"Ald, lo udah pacar?" tanya Tiara kepo sembari menyantap makanannya.

Tiara yang sedari tadi berbincang dengan Sarah mendadam diam. Ia menatap Aldi dengan tatapan seolah mengatakan agar Aldi tak jujur saja.

Aldi balas menatap Bayu, seperti meminta pendapat. Bayu memberi kode melalui mulutnya yang berkomat-kamit. Aldi tahu maksud itu.

"Udah!" jawab Aldi cuek.

Bayu, Sarah dan Tiara membelalakkan matanya. Bayu mengutuk Aldi yang berkata jujur. Sarah dan Tiara yang kaget karna Bayu bilang Aldi masih jomblo!

"Siapa?"

Aldi menghela nafasnya, "Gak ada untungnya lo tahu siapa pacar gue 'kan?"

Tiara mengangguk kaku. Ia malu. Aldi begitu cuek dan dingin, "Gue boleh minta pin atau id atau wa lo?"

Aldi memijat pelipisnya, bukankah ia mengatakan jika ia sudah memiliki pacar, kenapa gadis di hadapannya ini seolah menutup telinganya?

"Lo mau terang-terangan deketin gue? Gak malu?" tegas Aldi. Ia muak melihat gadis yang selalu saja tebar pesona kepadanya.

Tiara menggigit bibirnya. Ucapan Aldi tadi seperti bom atom yang menimpa dada Tiara. Sakit. Dan tentu saja ia tak akan berhenti sampai disini.

"Ald," tegur Bayu. "Sopan ngomong sama kakak kelas."

Aldi menaikkan ujung bibirnya, "Gimana mau sopan kalo kakak kelasnya gini. Cih, murahan!" Aldi meraih tasnya dan berdiri. Ia menatap Caitlin nyalang, "Kalo mau minta nomor gue, minta aja sama Salsha kelas 11 IPA 5."

Setelah mengatakan itu Aldi meninggalkan tempat itu. Moodnya benar-benar semakin buruk. Ia ingin merilekskan sebentar pikirannya.

*****

Aldi melemparkan tasnya dengan keras ke atas kasurnya. Baru saja ia melangkahkan kakinya di pintu rumah, ia sudah di suguhi dengan ceramah dari Mamanya. Membuat kuping Aldi serasa panas.

Ia memang tak mendapat kebahagiaan di rumah ini. Mamanya setiap saat selalu memarahinya. Apapun yang ia lakukan selalu salah di mata Mamanya. Aldi kadang muak dan ingin pergi saja dari rumah ini.

Ia meraih ponselnya yang sedari tadi ia matikan. Ia malas berhubungan dengan Salsha hari ini. Gadis itu selalu saja membuatnya emosi dengan tingkahnya. Dan anehnya Aldi tak pernah berpikiran untuk melepaskan gadis itu.

Aldi itu playboy. Ia tak pernah berpacaran lama dengan gadis lain. Paling lama hanya 3 bulan dan Aldi pasti akan memutuskan gadis itu. Berbeda dengan Salsha, Aldi selalu nyaman berada di samping gadis itu dan tak pernah ada niatan untuk meninggalkannya.

Aldi kembali menyalakan ponselnya. Meletakkannya di atas nakas dan bergegas untuk mandi.

Sekitaran 15 menit, Aldi keluar dari kamar mandi dengan memakai celana pendek dan kaus berwarna hitam, kesukaannya.

Aldi kembali meraih ponselnya. Ia melihat ada 20 pesan dari Salsha. Dengan malas Aldi mambacanya.

My dear : Aldi, Salsha udah dirumah.

My dear : Kamu kemana aja, kenapa pesan aku gak di balas?

My dear : Aldi...

My dear : Aku kangen...

My dear : Kamu kemana aja sih? Belum pulang, yaa?

My dear : P

My dear : P

My dear : Udah malam, Ald. Kamu belum pulang ya?

My dear : Ald, bisa datang kerumah? Aku sendirian di rumah.

Aldi menghela nafasnya. Ia rindu dengan kebawelan gadisnya itu. Yang harus Aldi lakukan sekarang adalah menemui Salsha, gadisnya.

Dan tanpa memperpanjang waktu lagi, Aldi meraih jaket beserta kunci motornya dan bergegas kerumah Salsha.

*****

Salsha mengetuk-ngetuk layar ponselnya. Ia kesepian. Sejak memasuki rumahnya sore tadi tepatnya pukul 5. Keadaan rumah sepi, tak ada siapapun di rumahnya.

Dan sampai sekarang, Salsha masih sendiri di rumahnya. Ia kesepian. Benar-benar kesepian. Apalagi Aldi sama sekali tak mengiriminya pesan. Padahal saat-saat seperti inilah ia butuh akan sosok Aldi.

Salsha menghela nafasnya lagi. Ia meletakkan ponselnya di atas nakas. Tak ada gunanya selalu memegang ponselnya itu. Aldi tak akan mengabarinya. Yang ada, ia semakin sakit hati karna di acuhkan oleh sang kekasihnya.

Salsha melangkahkan kakinya meninggalkan kamarnya. Ia lebih memilih menunggu orang tuanya di teras rumah daripada berdiam diri seperti orang bodoh di kamarnya.

Salsha duduk di kursi yang di sediakan di teras rumahnya. Termenung, memikirkan semua kejadian yang pernah ia alami dengan Aldi.

Banyak kenangan yang Aldi berikan di hidupnya. Hidupnya yang dulu biasa-biasa saja tampak lebih berwarna. Semua keburukan Aldi, Salsha tahu. Mulai dari Aldi perorok berat, pemabuk dan sering gonta ganti pasangan Salsha tahu itu. Tapi, Salsha yakin, ia bisa merubah Aldi menjadi lebih baik dengan kesabaran kebaikannya.

"Ngelamunin apa, Cha?"

Salsha terkesiap mendengar suara itu, suara yang terkesan datar namun mampu membuat hati Salsha berdesir. Ia menatap Aldi heran yang kini sudah duduk di sampingnya, "Kamu sejak kapan ada disini?"

Aldi menghendikkan bahunya, "Barusan. Kamunya ngelamun, jadi gak sadar kalo aku datang."

"Hehe..." Salsha terkekeh, "Kamu udah gak marah lagi sama aku?"

Aldi terseyum lembut ke arah gadis yang ia cintai ini. Tangannya bergerak mengusap lembut rambut Salsha, "Aku gak bisa marah lama kalo sama kamu. Aku gak bisa pura-pura gak peduli sama kamu."

*****