Chereads / Almost Broken / Chapter 8 - Bab 8

Chapter 8 - Bab 8

"Mau lagi, gak?" goda Aldi.

Salsha menggeleng, ia mengayunkan tangannya di depan Aldi, "Gak. Aku gak kuat."

Aldi terkekeh, mendekatnya wajahnya ke arah Salsha dan mencium sekilas bibir Salsha, "Bibir kamu manis. Aku suka."

Salsha menundukkan wajahnya. Begitu malu mendengar ucapan Aldi yang blak-blakan. Aldi yang melihat Salsha menundukkan wajahnya pun terkekeh. Aldi membawa Salsha ke pelukannya. Membenamkan wajah Salsha di dadanya.

"Janji jangan pernah ngasih bibir kamu ke orang lain selain aku?"

Salsha mengangguk. Ia semakin merapatkan tubuhnya kepada Aldi. Nyaman, itu yang Salsha rasakan.

"Iya, Ald. Aku ciuman juga cuma sama kamu, kok."

Aldi tersenyum. Ia menciumi rambut Salsha dengan lembut. Sedangkan Salsha menutup matanya dan menghirup aroma tubuh Aldi yang memabukkan.

"Sha, hape kamu dimana?"

Masih dengan menutup mata, Salsha menjawab, "Di tas. Ambil aja."

Tanpa melepas pelukan Salsha, Aldi meraih ponsel berwarna gold itu di dalam tas Salsha. Dengan mudah Aldi membuka ponsel Salsha, karna Aldi dan Salsha sepakat membuat sandi mereka dengan tanggal jadian. 14 April.

Aldi mulai bermain dengan ponsel Salsha. Ia membuka aplikasi chatting Salsha. Matanya terperangah membaca chat Salsha dengan salah seorang laki-laki yang tidak Aldi kenal. Apalagi pembahasan mereka sangat tidak layak.

Aldi mengepalkan tangannya. Tiba-tiba saja ia emosi membaca chat itu, "Galang siapa, Sha?" tanya Aldi tanpa basa-basi.

Salsha langsung membuka matanya, dengan susah payah ia menelan ludahnya. Salsha sungguh bodoh, ia lupa menghapus chatannya dengan Galang.

Bodoh!. Rutuknya dalam hati.

"Siapa, Sha?" ulang Aldi sekali lagi dengan nada tegas nan dingin. Ia melepaskan pelukan Salsha. Memandang gadis itu dengan emosi yang membuncah.

Salsha hanya diam. Tak tahu harus menjawab dari mana.

Melihat Salsha yang hanya diam, membuat Aldi semakin emosi. Aldi melemparkan ponsel Salsha. Membuat ponsel itu rusak berkeping-keping.

Aldi mengoyang-goyangkan kedua bahu Salsha sembari menatapnya tajam, "JAWAB, SHA. PUNYA MULUT 'KAN."

Salsha menutup matanya mendengar teriakan Aldi. Aldi memang sering marah, tapi tak pernah semarah ini. Dan kini Salsha tahu, ia telah membuat kesalahan fatal.

"JAWAB! LO BISA NGOMONG KAN!"

"Ma...af." lirih Salsha. Hanya itu yang bisa Salsha katakan. Bahkan untuk mengatakan kata itu, suara Salsha tercekat.

Aldi mendorong tubuh Salsha membuat Salsha terjengkang kebelakang. Aldi mengusap wajahnya. Ia telah di baluti kemarahan sekarang.

"GUE GAK BUTUH MAAF, LO. JAWAB! GALANG SIAPA? SELINGKUHAN LO?"

Salsha mati-matian menahan airmata yang siap membahasi pipinya. Bentakan Aldi membuat Salsha takut, dengan suara bergetar, Salsha menjawab, "Galang cuma sahabat aku waktu Smp."

Aldi tertawa. Salsha meringis mendengar tawa itu. Ia tahu, ini adalah awal yang buruk.

"SAHABAT? SAHABAT TAPI KANGEN-KANGENAN GITU? HAHA LO KIRA GUE BAKAL PERCAYA?"

Salsha sudah tak mampu menahan airmatanya lagi. Tetesan air mata Salsha mulai membanjiri pipinya. Salsha hendak memegang tangan Aldi. Tapi dengan cepat, Aldi menepisnya.

"DASAR CEWEK MURAHAN. PELACUR!"

Bahu Salsha merosot mendengar kata-kata menyakitkan yang keluar dari mulut Aldi itu. Selama ia berpacaran dengan Aldi, baru kalo ini Salsha mendengar Aldi menyebutnya dengan kata pelacur. Dan itu mampu membuat Salsha semakin sakit hati. Salsha bahkan sudah tidak bisa mengenali lelaki di depannya ini.

Salsha menutup wajahnya dengan kedua tangannya. Isakan-isakan kecil mulai keluar dari bibir mungilnya. Salsha tak habis pikir dengan Aldi. Bisa-bisanya Aldi mengatakan kalimat terlaknat itu.

Aldi mengacak rambutnya frustasi melihat Salsha yang menangis karna ulahnya. Ia tak menyesal telah mengatakan kata itu kepada Salsha. Aldi merasa kata-kata cocok menggambarkan sosok yang ia jadikan sebagai pacar itu.

"Ald..." Salsha mencoba menjelaskan dengan suara paraunya, "Aku gak ada perasaan apa-apa sama Galang. Dia juga sahabat aku waktu smp. Percaya sama aku."

Aldi diam tak merespon. Tanpa sepatah katapun, Aldi meninggalkan Salsha. Aldi harus bisa menenangkan pikirannya agar ia bisa menahan emosi dan tidak berkata hal hal yang lebih menyakitkan daripada tadi.

Salsha menjauhkan tangan yang sempat menutupi wajahnya tadi. Airmata Salsha semakin deras menetes melihat Aldi tak lagi ada di hadapannya.

Selang beberapa lama, Aldi datang dan mengambil kunci motornya. "Yuk, gue anterin pulang."

Bukannya menurut, Salsha makin menangis. Sepertinya, Salsha tahu apa yang akan terjadi dengan hubungannya dan Aldi. Tentunya Salsha tak akan pernah mau hal itu terjadi.

Aldi menghela nafasnya. Ia sudah tak berfikir jernih lagi. Bahkan melihat Salsha yang menangis pun Aldi tak peduli, "Cepat, Sha. Jangan bikin gue emosi."

Tak mau lebih membuat celah besar antara dirinya dan Aldi. Salsha memutuskan menurut. Ia berdiri dan mengikuti langkah Aldi yang telah lebih dulu melangkah menuju motornya terparkir.

*****

Salsha turun dari motor Aldi sembari mengusap sisa air matanya. Perasaannya masih campur aduk sekarang, apalagi selama di perjalanan Aldi sama sekali tak mengatakan apapun.

Salsha menatap Aldi yang saat ini menatap lurus kedepan, sama sekali tak melihatnya. Hati Salsha teriris melihat itu. Ntah harus bagaimana lagi Salsha meminta maaf kepada Aldi.

"Ald, kamu harus percaya, aku sama Galang gak ada..."

"Cukup!" Aldi memotong ucapan Salsha tanpa melihatnya, "Gue muak dengar omong kosong lo."

Aldi sudah tidak peduli lagi dengan pembelaan yang akan Salsha katakan. Semuanya sudah jelas. Salsha tidak setia kepadanya. Salsha bermain main di belakangnya dengan lelaki lain yang bernama Galang itu. Dan siapapun Galang sudah tidaj perlu lagi untuk Aldi.

Aldi menyalakan motornya dan menatap Salsha angkuh, perkataan Aldi selanjutnya membuat hati Salsha mencelos. Dunianya serasa runtuh.

"Lebih baik kita pikirin lagi hubungan ini. Gue tentu saja gak mau pacaran sama wanita murahan kayak lo. Lebih baik kita putus."

Salsha menenguk ludahnya. Mencoba menahan tangan Aldi tetapi kalah cepat dengan Aldi yang melesatkan motornya menjauhi rumah Salsha.

Kaki Salsha melepas setalah Aldi mengikrarkan kata putus itu. Salsha sama sekali tak pernah membayangkan jika ia akan berpisah dengan Aldi. Membayangkannya saja Salsha tak mau. Apalagi hal itu terjadi sekarang.

Air mata Salsha yang sempat terhenti selama perjalanan kini kembali meluruh. Semakin deras dan semakin keras terdengar. Kakinya sudah tak mampu menopang badannya lagi. Salsha terjatuh di tanah. Terlalu sakit menerima kenyataan ini.

"ALDI... AKU GAK MAU PUTUS!" teriak Salsha berharap Aldi bisa mendengar kalimatnya itu.

Hanya karena hal spele seperti itu saja bisa menyebabkan hubungannya dan Aldi rusak. Padahal Salsha dan Galang memang tidak memiliki hubungan apapun. Keduanya hanya berteman saja.

Salsha tak akan menyerah sampai disini. Ia akan terus memperjuangkan Aldi sampai kapanpun. Ia tak ingin melepaskan Aldi. Kata putus yang Aldi lontarkan tak ada apa-apanya. Tak akan membuat Salsha menyerah.

******