Chereads / Almost Broken / Chapter 14 - Bab 14

Chapter 14 - Bab 14

"Berhenti nelfon gue anjing! Setan lo!"

Salsha menegang mendengar umpatan Aldi itu. Ponselnya ia jatuhkan. Kakinya seolah tak mampu lagi menopang berat badanya. Salsha merosot ke bawah. Hatinya kembali di sakiti lagi. Meskipun Aldi sudah sering mengatakan kata itu kepadanya, tapi tetap saja Salsha masih merasa sakit.

Seperti saat ini, Salsha mengusap airmatanya yang keluar sangat deras. Hanya satu kalimat yang Aldi ucapkan mampu membuat hatinya hancur lebur seperti ini.

Salsha tak tahu kesalahannya apa. Setelah Amanda mengantarnya pulang, Ia langsung menelfon Aldi. Karena tak ada balasan dari lelaki itu Salsha kembali mengulanginya lagi beberapa kali.

Salsha cukup senang saat Aldi mengangkat telfonnya tapi belum sempat ia mengeluarkan suaranya, ia sudah di bentak dan di ucapkan kata kasar.

Perlahan, Salsha bangkit dari duduknya. Salsha yakin pikirannya setelah ini tak akan tenang. Ia akan selalu kepikiran Aldi dan apa yang menyebabkan Aldi seperti itu.

Salsha melangkahkan kakinya menuju kamar mandi. Salsha membasuh wajahnya dan mengganti seragam sekolahnya dengan baju casual. Salsha memutuskan menyusul Aldi kerumahnya.

Selama di perjalanan menuju rumah Aldi, Salsha selalu mencoba menelfon lelaki itu. Bahkan airmatanya selalu saja keluar. Berantem dengan Aldi adalah ketakutan sendiri di hatinya. Ia tak bisa hidup tanpa Aldi dan ia tak mau Aldi meninggalkannya.

Sesampainya di depan rumah Aldi, Salsha memencet bel. Sebenarnya Salsha ragu jika Aldi ada di rumah. Karena motor yang biasa Aldi bawa tak ada di garasi rumah. Tubuh Salsha mulai keringat dingin, airmatanya juga semakin deras keluar. Salsha takut kehilangan Aldi!

Salsha jatuh terduduk di depan pagar rumah Aldi. Ia menarik rambutnya, kemana lagi ia akan mencari Aldi? Percayalah, berada di posisi Salsha saat ini tidak lah menyenangkan. Ia di salahkan atas kesalahan yang tidak ia ketahui.

Salsha mengecek ponselnya, Aldi masih tak ada mengabarinya. Salsha pun mengirimi pesan kepada Aldi. Mungkin Aldi sedang malas berbicara makanya Aldi tak mengangkat telfonnya. Salsha akan terus berusaha untuk mengetahui keberadaan gadis itu.

Salsha mulai menyepami Aldi dengan banyak pesan.

Salsha : Kamu lg dmna sayang?

Salsha : Sayang plis,

Salsha : Aku lg d depan rmah kamu skrg. Kamu kmn si yangg?

Salsha : Sayang pliss, klo ada msalah slesain baik*

Salsha : Jangan ngilang gini

Salsha : Ak bkal tunggu kamu di dpan rumah sampe kamu pulang.

Salsha menghela nafasnya lagi. Aldi sama sekali tak merespon pesannya itu. Salsha capek, ia capek selalu berada di posisinya ini. Perlahan, Salsha bangkit dari duduknya. Ia akan kembali menemui Aldi besok di sekolah. Aldi tak mungkin menghindarinya kan?

Hingga tak lama, ponsel Salsha bergetar dua kali, ada sebuah pesan dari Aldi.

Aldi : temui gue di taman skrg!

Dan tanpa membuang waktu lebih lama lagi, Salsha langsung melesat menuju taman seperti yang Aldi katakan.

*****

Aldi memarkirkan motornya di samping kursi taman dimana Salsha duduk. Ia turun dari motor tersebut, tetapi ia malah bersender di jok motornya, ia malas untuk mendekati gadis itu.

Melihat Aldi yang sudah datang Salsha langsung tersenyum. Ia sempat berpikir jika Aldi hanya memberikan janji palsu dan membohonginya. Tapi ternyata, Aldinya masih sama. Salsha menghapus airmatanya yang sempat menetes saat menunggu Aldi sebelum akhirnya ia mendekati Aldi.

Salsha ingin memeluk Aldi tetapi lelaki itu malah menahannya, membuat Salsha merasa kecewa.

"Jangan dekat sama gue!" desis Aldi tajam.

Salsha tak peduli, ia tetap saja mencoba untuk memeluk Aldi, Salsha sangat merindukan kekasihnya itu.

"Jangan sentuh gue, anjing!" teriak Aldi tepat di hadapan wajah Salsha.

Salsha menegang. Kata-kata itu lagi. Kenapa kata itu seolah menjadi makanan sehari-harinya? Tanpa terasa airmata Salsha kembali menyeruak keluar. Hatinya kembali tersakiti.

Salsha mulai mundur kebelakang. Ia tak ingin membuat Aldi semakin marah lagi. Tapi ia mulai mencium aroma lain dari tubuh Aldi.

"Kamu..." Salsha memelankan suaranya, "Mabuk?"

"Bukan urusan lo."

Salsha meneguk ludahnya. Ia masih belum menyadari kesalahannya. Salsha kembali duduk di bangku itu dan menekuk kedua kakinya.

"Aku nggak tau kamu kenapa, Ald. Aku nggak tau salah aku apa. Tiba-tiba kamu ngomong kasar sama aku. Kamu juga mabuk. Aku nggak tahu kesalahan aku apa." Salsha berkata dengan terisak. Hatinya benar-benar hancur lebur.

Aldi tersenyum miring mendengar ucapan Salsha itu. Ia menghela nafasnya sebelum akhirnya memutuskan untuk duduk di samping Salsha. Aldi hanya diam, tak berniat menjawab ucapan Salsha itu.

Salsha semakin terisak, ia tak ingin hubungannya berakhir sia-sia seperti ini. Salsha mencoba memegang tangan Aldi yang langsung di tepis oleh Aldi.

"Kamu kenapa sih, Ald. Salah aku apa?"

Aldi tersenyum miring, ia menatap Salsha dengan tajam, "Pikir dulu deh, kesalahan lo apa."

Salsha menggeleng dengan cepat pertanda tak tahu. '"Aku sama sekali nggak tau, Ald. Bukannya kamu udah janji mau nemanin aku ke toko buku? Dan sekarang tiba-tiba aja kamu udah marah- marah sama aku."

Aldi terkekeh, tiba-tiba saja perasaan bosan kepada Salsha memuncah, ia ingin segera lepas dari gadis itu. Dan Aldi rasa ini adalah waktu yang tepat. Ia akan mengatakan jika ia tak suka di bohongi dan berakhirnya hubungan mereka karena Salsha.

Aldi menghela nafasnya sejenak dan kemudian mengutarakan isi hatinya, "Kita putus aja, ya."

Seperti petir di siang bolong, begitulah yang di rasakan oleh Salsha sekarang. Jantungnya hampir copot saat Aldi mengatakan kata itu lagi. Baru kemaren hubungan mereka baik-baik saja dan sekarang Aldi kembali memutuskannya.

Hati Salsha hancur lebur, airmatanya semakin deras keluar, kali ini tanpa isakan. Hati Salsha hancur berkeping-keping.

"Salah aku apa? Kenapa kamu tiba-tiba mutusin aku?" Salsha lebih memilih mati daripada harus kehilangan Aldi.

"Masih belum tau salah lo apa? Udah deh, nggak penting lagi. Intinya kita putus!"

Salsha kembali terisak, ia menundukkan wajahnya. Tubuhnya bergetar hebat, ia sudah tak tahu lagi harus bagaimana. Ia belum siap untuk kehilangan Aldi.

Melihat Salsha yang seperti itu membuat Aldi sedikit kasihan dan iba. Salsha tak pantas untuknya, gadis itu terlalu baik untuk lelaki brengsek seperti dirinya. Dan keputusan Aldi untuk mengakhiri hubungan mereka sudah benar-benar bulat dan final. Aldi bosan dengan Salsha dan akan mulai menjalani hubungan baru dengan Tiara, yang lebih cantik dan menggoda dari Salsha.

"Lo udah bohong sama gue, Sha!"

Salsha langsung menatap Aldi, ia mengernyitkan keningnya bingung, "Bohong? Bohong apa?"

"Nggak usah munafik jadi cewek! Lo udah kayak pelacur tau! Jalang!" Aldi berkata dengan dingin. Ia sama sekali tak peduli dengan perasaan Salsha.

Dada Salsha semakin sesak, ia meraih tangan Aldi namun dengan cepat di tepis lelaki itu.

"Jangan sentuh gue, pelacur!"