Bibir Kirana yang tiba-tiba dibungkam kemudian dilumat dengan begitu kasar, seakan-akan bibir perempuan itu memang diciptakan untuk dinikmati dan memuaskan nafsu pria bejat yang saat ini memimpin pergulatan panas tersebut.
"EUM!!"
Dengan kepala berdenyut nyeri serta tangan yang bergetar hebat mengingat tubuhnya kini telah basah kuyup oleh air hujan, Kirana berusaha melepaskan pagutan bibir mereka dengan terus mendorong dada Angga sekuat tenaga.
Sayangnya, tenaga Kirana yang memang tak seberapa dengan tenaga Angga, juga mengingat kenyataan bahwa tubuhnya saat ini benar-benar lemas membuat semua usahanya itu sia-sia saja.
"Akh!"
Bahkan dengan sialnya, Kirana reflek mendesah dengan begitu panjang dan menggoda di telinga Angga saat merasakan sensasi geli yang terasa di punggungnya tatkala tangan kekar itu menyusup masuk ke baju yang ia kenakan.