Chereads / My Idol Is A Werewolf / Chapter 5 - Chapter 5

Chapter 5 - Chapter 5

Chapter 5.

"Mari, kita berpesta!" Luciano mengajak Joanne dan orang-orangnya untuk menikmati hidangan yang telah disajikan.

Dia merangkul bahu Joanne bagaikan sahabat yang tak bisa terpisahkan. Faktanya, baik Luciano dan Joanne sangatlah berbeda. Ibaratkan Kucing dan Anjing, yang tidak pernah bisa bersatu, atau air dengan minyak. Biarpun hidup berdampingan, tetapi tidak pernah satu tujuan.

Ada banyak hidangan di depan mata, semuanya menggugah selera makan mereka. Tidak lupa beragam jenis menuman tersaji di sana, yang tentunya sangat disukai oleh Joanne. Luciano sendiri yang memilih minuman tersebut, dikarenakan dia tahu selera dari Joanne. Mereka saling bersulang, mengangkat cangkir masing-masing setelah itu meneguknya secara bersama.

Pada akhirnya Luciano bekerja sama dengan Bangsa Vampire, yang selama ini menjadi musuh dari kerjaannya. Entah apa yang akan terjadi pada rakyat Cloud Armor yang tersisa, setelah dipimpin Luciano?

Hari-hari telah berlalu, setiap harinya terasa seperti di neraka. Mereka yang mencoba memberontak, tidak segan-segan dihabisi nyawanya. 

Cloud Armor sekarang dikuasai Bangsa Vampire. Kerajaan-kerajaan yang semula membangun aliansi dengan Cloud Armor, menyatakan perang terbuka pada Luciano dan Bangsa Vampire, guna membawa kedamaian pada Cloud Armor kembali. Namun, kekuatan yang mereka miliki tidak sebanding dengan kekuatan yang Bangsa Vampire kuasai. Sampai akhirnya perang dimenangkan oleh Bangsa Vampire.

Akan tetapi, tidak sedikit pula dari mereka yang menarik dari untuk tidak ikut campur dalam perang. Mereka sadar, bahwa mengangkat pedang untuk melawan Bangsa Vampire, sama saja menghantarkan nyawa.

****

Seribu tahun telah berlalu. Dunia tidak lagi sama. Alam Manusia dan Alam Keabadiaan saat ini telah melebur, tidak ada lagi pembatas di antara keduanya.

Banyak dari Bangsa Vampire maupun Serigala yang mulai hidup di Alam Manusia. Terutama mereka dari Bangsa Serigala yang lari ke Alam Manusia guna mencari perlindungan.

Termasuk Baron Magnus dan istrinya, Fanny AF Dracas. Keduanya sudah hidup di sana sejak kejadian penyerang di Cloud Armor, dengan kata lain Lars juga bersama mereka.

Ya. Dulu Lars masih berusia empat puluh hari dan sekarang dia sudah berusia delapan belas tahun. Lars tumbuh menjadi pemuda yang tampan, gagah dan disukai oleh banyak kaum Hawa.

Kehidupan di Alam Manusia tentunya berbeda dengan Alam Keabadiaan. Rentan waktu di Alam Manusia dengan Alam Keabadiaan sangat jauh jaraknya.

Jika di Alam Keabadiaan sudah terhitung seribu tahun waktu yang telah berlalu, maka di Alam Manusia hanya sekitar delapan belas tahun. Perbedaan waktu ini lah yang membuat manusia dari Bangsa Vampire maupun Serigala, terlihat muda. Termasuk Baron Magnus dan istrinya.

"Lars, cepat bangun! Kau harus sekolah bukan?" Fanny berteriak dari ruang makan, sedangan Lars masih berada di kamarnya.

Dia masih menutupi tubuhnya dengan selimut, seisi ruangannya juga masih gelap, sampai akhirnya Fanny memasuki kamar.

"Dasar pemalas. Sampai kapan kau akan bersikap kekanak-kanakan. Sekarang usiamu sudah delapan belas tahun, apa kau akan terus bersikap seperti anak-anak sampai usiamu tua?"

Fanny mengumpat kesal ketika melihat Lars yang masih terlelap dalam tidurnya. Dia berjalan mendekati jendela, menerik gorden bermotif Bunga Mawar, seketika itu juga cahaya matahari mengisi ruangan yang semula berselimut gelap.

"Ayo, cepat bangun!"

Fanny menarik selimut tebal yang menutupi tubuh Lars. Pemuda itu tampak masih memeluk erat bantal, serta mengerang seperti anak Harimau.

"Hem, biarkan aku tidur lima menit lagi. Aku masih mengantuk, Ibu," keluh Lars, sambil berbalik badan membelakangi Fanny.

Wanita itu membusungkan wajahnya, meletakkan kedua tangan di pinggang dan berdengus kesal, "Baik, jika kamu tidak ingin bangun dan sekolah. Maka mulai saat ini, Ibu tidak akan membiarkanmu menyanyi lagi. Bagaimana?"

Seketika itu juga Lars langsung berada di posisi duduk, ketika mendengar ancaman dari Fanny. 

"Ibu." Lars merengek seperti anak kecil. Fanny, tidak menurunkan pandangannya, dia memasang wajah serius sampai Lars harus menggenggam tangan Fanny.

"Aku sudah bangun sekarang, jadi aku tetap bisa bernyanyi 'kan?"

Lars memasang wajah termanisnya, sambil mengedipkan mata dan menggigit bibir bawahnya. Fanny pun membuang pandangannya. Namun, saat itu juga dia tersenyum. 

"Baiklah, baik. Aku hanya bercanda. Aku tidak akan tega melarangmu untuk tidak menyanyi, karena itu adalah kesukaanmu, Sayang."

Lars tersenyum penuh makna, ketika Fanny mengelus rambutnya dan mengusap pipinya. Pemuda itu tidak bisa menyembunyikan rasa bahagianya ketika orang tuanya mendukung penuh karirnya.

"Aku sayang Ibu." Seketika itu juga Lars memeluk Fanny. Wanita itu langsung mendekap Lars. Ada banyak pertanyaan dalam pikirannya saat ini.

Bagaimana jika Lars tahu identitas dirinya yang sesungguhnya? Tidak dapat dipungkiri lagi, pada waktunya nanti Lars pasti akan mengetahui identitasnya. Hal ini pula yang terus mengusik pikiran Fanny.

Terutama beredar kabar sudah banyak Bangsa Vampire yang membaur menjadi Manusia biasa. Tentu kedatangan mereka untuk mencari keberadaan Lars.

Fanny mendekap erat Lars, mengelus kepalanya sambil membayangkan bagaimana perang akan terjadi nanti?

Lars yang berada dalam pelukan Fanny, merasa pelukan Ibunya kali ini sangat berbeda, sedikit mengandung kecemasan. Namun, Lars tidak mempertanyakannya. Dia memilih diam dan tetap memeluk Fanny seperti biasanya.

Kehidupan Fanny dengan Baron Magnus memang terlihat baik-baik saja. Selama ini tidak ada yang mengusik atau mengganggu ketentraman rumah tangga keduanya. Namun, dengan keberadaan Lars dalam keluarga, maka setiap harinya mereka dihantui rasa takut yang teramat luar biasa. 

Takut-takut Bangsa Vampire akan datang menyerang, atau Lars direbut oleh Luciano, seorang manusia yang haus akan kekuasaan. Bayangan mengerikan itu terus menghantui keduanya.

"Apa kau sudah mendapatkan informasi tentang Bangsa Vampire yang memasuki Alam Manusia? Aku dengar, beberapa dari mereka telah menunjukkan diri dan membuat masyarakat menjadi takut," ujar Fanny, sambil memandang manik hitam suaminya.

Baron Magnus menggelengkan kepalanya pelan, mengelah napas sebelum akhirnya mulai bercerita, "Aku tidak tahu kedatangan mereka membawa dampak baik atau buruk. Kita hanya bisa bersiap, kemungkinan perang akan terjadi dalam waktu dekat andai, nantinya mereka mengetahui keberadaan Lars, maka dapat dipastikan nyawanya dalam bahaya. Sebelum itu terjadi, kita harus memperkuat diri dan berharap Lars sudah mendapatkan kekuatannya sebelum perang itu dimulai."

Dari nada bicaranya mengandung kecemasan yang tinggi. Melindungi Lars menjadi kewajibannya sebagai pelindung Cloud Armor. Namun, sampai kapan dia terus melindungi Lars? 

Selama delapan belas tahun dia berjuang untuk menjaga Lars, memastikannya tetap aman. Akan tetapi, masalah yang akan dihadapi di masa depan tentunya lebih terjal dan Lars, harus bisa melindungi dirinya sendiri.

Setelah kejadian perebutan Tahta di Cloud Armor, Baron Magnus dan Fanny tidak pernah lagi kembali ke Alam Keabadiaan. Mereka menghabiskan seluruh waktu hanya untuk membesarkan Lars layaknya anak mereka. Sampai akhirnya Lars tumbuh menjadi pemuda yang tampan.