Chereads / My Idol Is A Werewolf / Chapter 8 - chapter 8

Chapter 8 - chapter 8

Chapter 8.

Lars bercerita, bahwa di sekolah, dia bertemu dengan satu murid yang tatapannya begitu aneh pada dirinya, serta aura yang terpancar dari murid tersebut membuat Lars menjadi tidak nyaman.

Mendengar cerita tersebut membuat Fanny mengerutkan keningnya, ada perasaan tidak menduga seketika mengisi hatinya.

Tidak terbayang oleh Fanny sebelumnya, bahwa Lars akan bertemu Nicu secepat ini. Fanny yakin yang Lars lihat dan maksud adalah Nicu.

Nicu menjadi salah satu pelindung dari Bangsa Luna, seseorang yang dulunya berada di bawah kepemimpinan Ayah Contessa.

Beberapa tahun yang lalu, ketika Fanny dan Baron Magnus baru saja menjalani hidup sebagai manusia biasa.

Ketika itu usia Lars baru menginjak sepuluh tahun, tanpa sengaja Baron Magnus bertemu dengan Nicu.

"Apa yang kau inginkan dari Lars? Dia hanya anak biasa tidak ada yang spesial darinya!" 

Baron Magnus berseru lantang ketika dia tahu, Lars jatuh pingsan dan dilarikan ke rumah sakit. Ketika Baron Magnus meninggalkan Lars sejenak untuk mengambil air minum, saat dia kembali sudah ada seseorang di sisi Lars yang tidak lain adalah Nicu.

Baron Magnus berpikir bahwa Nicu adalah salah satu dari bangsa Vampire atau orang suruhan Luciano, yang sejak lama sudah memata-matai mereka.

Namun, Nicu segera menyangkal pernyataan tersebut. "Tenangkan dirimu dahulu, Tuan Baron. Aku datang tidak untuk bermaksud jahat pada Tuan Muda Lars."

Baron Magnus menaikan satu alisnya, dia tidak bisa menyembunyikan keterkejutannya dari sosok pemuda yang berdiri di hadapannya sekarang.

Saat ini Lars tidak sadarkan diri, dan tengah menjalani perawatan di salah satu rumah sakit yang ada di Ignea.

Saat sedang bermain di dekat rumah, mendadak Lars pingsan. Tidak diketahui apa penyebabnya yang akhirnya membuat Baron Magnus, mau tidak mau membawanya ke rumah sakit. Saat itu juga, Nicu datang dan Baron Magnus langsung meningkatkan kewaspadaannya.

"Bagaimana kau mengetahui namaku, mengapa juga kau menyebut nama anakku, dengan sebutan Tuan Muda? Siapa dirimu?"

Baron Magnus mendesak Nicu untuk menjauh dari Lars. Kendati Baron Magnus mengeluarkan aura pembunuh yang cukup besar, nyatanya Nicu sama sekali tidak berniat untuk membalasnya.

Nicu masih bisa menetralkan aura pembunuh milik Baron Magnus dengan kemampuannya sendiri. Namun, tidak bisa menutupi ketakutannya saat berhadapan langsung dengan Baron Magnus.

"Tuan bisa lihat sendiri, saat ini aku sama sekali tidak mengeluarkan aura pembunuh sama seperti yang Tuan tunjukkan. Itu menandakan kedatanganku ke sini tidak bermaksud jahat."

Biarpun Nicu sudah menjelaskan, tetapi Baron Magnus tidak berniat untuk menurunkan kewaspadaannya, atau menarik kembali aura pembunuhnya. 

Jika dilihat dari penampilannya, Nicu terlihat seperti orang baik. Namun, Baron Magnus tetap mencurigai pemuda tersebut, terutama pemuda yang ada di hadapannya sekarang mengenal Lars dan memanggilnya dengan sebutan 'Tuan Muda' selama ini, tidak ada yang pernah memanggil dengan panggilan itu, selain mereka yang memang mengenal Lars sejak lahir, itu pun jika mereka berasal dari Alam Keabadian.

"Siapa kau? Aku tidak mengenalmu. Apa kita saling mengenal?"

Nicu mencoba untuk tetap tenang menghadapi situasi seperti ini. Ingin sekali dia mengeluarkan aura pembunuhnya juga, tetapi dia sadar kalau itu akan membuat Baron Magnus semakin waspada.

"Baiklah aku akan memperkenalkan diriku dahulu. Aku adalah Nicu, utusan dari bangsa Luna. Ayah dari Ratu Contessa, atau Kakek dari Tuan Muda Lars dan Beliau sendirilah yang sudah memerintahkan diriku untuk menjaga, Tuan Muda Lars. Tentu, Tuan Baron mengenal Pemimpin Bangsa Luna ini?"

Baron Magnus semakin tidak bisa menyembunyikan keterkejutannya, sulit baginya untuk menyusun kata-kata. Nyatanya, Nicu memang tidak berniat untuk melukai Lars. Andai Nicu memang berniat menyakiti Lars, maka sejak awal dia bisa melakukannya.

Baron Magnus terdiam untuk waktu yang cukup lama. Perasaannya kini bercampur aduk. Dia tidak bisa berpikir, sekarang pikirannya seolah kosong.

"Jika Tuan tidak percaya, mungkin saat melihat lencana ini Tuan Baron pasti mengenali, lencana yang kubawa ini."

Nicu mengeluarkan sebuah lencana dari balik jas-nya. Dia berjalan beberapa langkah untuk mendekati Baron Magnus.

Lencana itu dia angkat tinggi-tinggi agar Baron Magnus dapat melihatnya. Nicu sama sekali tidak mengeluarkan aura pembunuhnya, meski Baron Magnus terus menekan dirinya dengan aura pembunuh.

Setelah jarak Nicu hanya sekitar beberapa langkah, Baron Magnus buru-buru mengambil lencana tersebut dan langsung memeriksanya. Sedangkan Nicu tidak menunjukkan reaksi apa-apa, atau membuat ancaman yang bisa saja menimbulkan pertarungan di antara keduanya.

Nicu tetap tenang, tetapi dia juga menyimpan rasa takut. Takut, kalau Baron Magnus tidak memercayai dirinya dan lencana itu.

"Benarkah, Pemimpin dari Bangsa Luna sendiri yang telah memberikan ini padamu?"

Nicu mengangguk pelan, sambil memandang Baron Magnus dengan serius. Nicu sama sekali tidak berniat menutupi identitasnya sebagai Bangsa Luna, dari Baron Magnus.

Setiap Ras dari bangsa Werewolf memiliki ciri masing-masing, termasuk dari Ras Luna dan Nicu sama sekali tidak menutupi identitasnya itu, dengan begitu Baron Magnus seharusnya bisa mengenalinya.

"Jika memang demikian, maka maafkan pria tua ini, yang sudah membuatmu dedah."

Baron Magnus akhirnya menarik aura pembunuhnya, seketika itu juga Nicu baru bisa bernapas bebas kembali. Aura pembunuh yang Baron Magnus lepaskan, membuat Nicu sulit menghirup udara segar, itu sebabnya dia tidak bisa banyak bicara.

"Jadi pemimpin kalian mengetahui, bahwa Kerajaan Cloud Armor telah di serang dan memintamu untuk mengikuti kami sampai di sini? Benar seperti itu?"

Nicu mengangguk pelan, "Benar. Setelah mendapat kabar kerajaan Cloud Armor diserang, pemimpin kami segera mengirim diriku untuk mengawasi Pangeran Lars. Itu sebabnya aku datang ke Cloud Armor, saat itu dirimu melihat Tuan Baron berhasil menyelamatkan pangeran dari tangan Luciano. Sejak saat itu aku terus mengikuti kalian, sampai hari ini kita bertemu di sini. Aku berpikir, sudah waktunya diriku menunjukkan jati diriku pada Tuan, agar di masa depan tidak timbul masalah."

Baron Magnus mengelus janggutnya yang ditumbuhi oleh bulu-bulu yang berwarna putih.

"Jadi seperti itu. Aku sekarang bisa memahaminya, dan maaf atas sikap pria tua ini sebelumnya. Aku hanya ingin melindungi Lars, jadi siapa pun yang datang harus dicurigai. Sebab sekarang musuh ada di mana-mana. Jadi, pria tua ini harap, kau anak muda bisa mengerti."

Baron Magnus menundukkan kepalanya, sulit bagi dia merangkai kata-kata. Tidak terbayang sebelumnya, akan bertemu salah satu Ras Luna di Alam Manusia.