Chereads / Candu cinta / Chapter 1 - Pemandangan luar biasa

Candu cinta

🇮🇩Inlut
  • 398
    Completed
  • --
    NOT RATINGS
  • 111.1k
    Views
Synopsis

Chapter 1 - Pemandangan luar biasa

Pagi cerah dengan pemandangan yang indah udara yang sangat segar, Desa yang masih murni pedesaan dengan sawah sawahnya desa itu bernama desa mekar sari.

"Huaahh ..." suara menguap dari kamar.

Krek krek krek

Suara seseorang membuka gorden di kamar nya terlihat baru bangun tidur dan dia memandang pemandangan yang sangat bagus di luar rumahnya

"Ahhh uhh bagus banget Desaku masih alami lagi," gumam gadis itu, gadis itu bernama Citra salsabila asli kelahiran desa mekar sari desa yang berada di pelosok.

Citra hidup dirumah sederhana dia tinggal bersama Bapak Ibu dan adik laki-lakinya yang bernama galih.

Suatu pagi Citra bangun dari tidurnya dan Ibunya memanggilnya.

"Citra ayo ikut Ibu pergi kepasar membeli sayur untuk di masak hari ini Nak," ujar Ibunya.

Citra keluar dari kamarnya dan menuju ke kamar mandi untuk membersihkan kan wajahnya, dan beberapa menit kemudian dia keluar dengan mengusap wajahnya menggunakan handuk.

Citra adalah gadis cantik di desa Mekar sari banyak yang mengagumi dirinya karena dia adalah gadis yang cantik dan ramah kepada orang lain dan sangat sopan.

"Ayo Bu kita kepasar, beli semua persiapan untuk masak hari ini," jawab Citra dengan nada lembut kepada Ibunya tercinta.

Citra dan Ibunya pun pergi kepasar dengan berjalan kaki, karena jarak pasar dan rumahnya tidak terlalu jauh.

Sepanjang jalan Citra berbicara mengenai cara memasak kepada Ibunya, Citra adalah gadis yang tidak terlalu pintar memasak tetapi dia selalu ingin belajar memasak.

"Ibu jadi nanti mau masak apa Bu nanti Citra bantuin dan sekalian Citra juga mau belajar memasak ya Bu," ucap Citra kepada Ibunya.

"Iya nak, nanti Ibu mau memasak sayur sop jadi nanti kalau Ibu masak Citra perhatikan ya supaya tambah pintar masaknya," ujar Ibunya itu kepadanya.

Citra sangat bangga mempunyai Ibu yang sabar dan selalu bersikap lembut kepada orang lain, sifat lembut Ibunya juga di turunkan kepada Citra.

"Oke Bu siap deh pokoknya," ucap gadis cantik itu sambil tersenyum manis.

Beberapa menit berjalan kaki akhirnya mereka sampai juga di pasar, begitu banyak orang desa yang sedang ber transaksi jual beli.

"Ibu mau beli sayurnya di sebelah sana aja, ayo," ucap Ibunya dengan menunjuk penjual sayur-sayuran yang segar.

"Iya udah ayo Bu, supaya gak terlalu ramai kita duluan belinya Bu," ucap Citra kepada Ibunya yang tersayang itu.

Citra dan Ibunya berjalan mengarah kepada penjual sayur sayuran yang segar.

Ketika Citra masuk ke pasar semua mata mengarah kepadanya dan memperhatikannya karena Citra adalah gadis yang cantik dan ramah kepada siapa saja.

Citra tertunduk malu karena semua orang memperhatikannya, dia menutup wajahnya dengan jilbab yang dia gunakan dengan melangkah sedikit lebih cepat.

"Ibu ... Gini nih aku kalau ngantarin Ibu kepasar pasti aku jadi pusat perhatian, tapi gak papa deh untuk Ibuku tersayang apa sih yang nggak hehe," ucap gadis cantik itu sambil tersenyum manis.

"Gak papa kamu yang ramah aja ya sama mereka karena kita ini orang desa jadi harus punya etika dan sopan santun, gimana gak jadi pusat perhatian gadis cantik gini kok yang lewat," ucap Ibunya sambil tersenyum dan menatap mata anak gadisnya itu.

"Weleh Ibu kok bisa aja sih, Ibu sih dulunya cantik jadi ya aku sebagai anak jadi mewarisi deh hehe," ucap Citra kepada Ibu tercintanya.

"Heleh heleh la kok bisa aja ini anaknya Ibu kalau ngomong ah," jawab Ibu kepada Citra.

Saat itu pasar sangat ramai dan banyak bahan makanan dan sayur yang sudah habis tapi untungnya Ibu dan Citra sudah membeli sayur yang di butuhkan.

"Ibu gak beli ikan juga Bu?" tanya citra kepada Ibunya.

"Sebenarnya mau beli nak tapi ini sayurnya sudah banyak terus gimana ya," ucap Ibunya kepada Citra.

"Beli aja udah Bu nanti di simpan di dalam kulkas saja dulu kan supaya besok masih bisa di masak Bu," ucap Citra kepada Ibunya.

"Boleh sih ya nak, iya udah kita beli ikan aja supaya enak besok tinggal goreng ikan," ujar ibunya itu kepada Citra.

"Iya Bu gitu aja ya Bu," ucap Citra.

"Ya sudah ini uangnya kamu beli dulu di sana Ibu nungguin di pintu keluar pasar ya, jangan lama ya Nak," ucap Ibunya kepada Citra.

"Siap Ibuku sayang" jawab Citra dan bergegas untuk membeli ikan untuk Ibunya.

Saat Citra hendak membeli dan memilih ikan di pasar tiba tiba ada seorang pemuda yang memanggilnya.

"Citra ..." seorang pemuda memanggilnya dari arah belakang.

"Iya saya" jawab Citra sambil menoleh kebelakang.

"Beneran Citra kan soalnya saya agak lupa tapi kalau kecantikan nya insya Allah saya tidak lupa hehe" ucap pemuda itu kepada Citra.

"Hehe iya saya Citra kok, masnya kok bisa kenal ya sama saya" ucap Citra kepada pemuda yang memanggilnya itu.

"Kamu tidak mengenaliku ya?" tanya pemuda itu kepada Citra.

"Kayaknya sih saya pernah lihat masnya tapi saya lupa dimana hehe," ucap Citra kepada pemuda itu.

Pemuda itu menatap Citra dan menyodorkan tanganya ke arah Citra dan berbicara.

"Ya sudah kalau tidak mengenali, sini perkenalkan nama saya Ikhsan temannya Citra waktu kecil yang nyari ikan sama sama di kolam milik pak Tono dulu," ucap pemuda yang bernama Ikhsan itu.

"Ya ampun ih beneran ini kamu Ikhsan ya ampun gak nyangka ya bisa ketemu di sini dan maaf ya saya tidak mengenali wajahmu, soalnya memang sudah lama tidak bertemu kan kita berdua," ucap Citra kepada Ikhsan teman kecilnya.

Ikhsan tersenyum kepada Citra.

"Iya Citra kita kan sudah tidak pernah ketemu lagi puluhan tahun malahan kan," ucap Ikhsan kepada citra.

"Iya sudah lama banget ya, kamu sehat kan tapi ya," ucap Citra.

"alhamdulillah kok sehat," jawab Ikhsan dengan tersenyum.

"Eh sudah dulu ya soalnya Ibuku menunggu ku di sana aku hanya membeli ikan ini loh," ucap Citra kepada Ikhsan.

"Iya Cit hati-hati ya," ucap Ikhsan kepada Citra.

"Oke siap deh " jawab Citra.

Citra pun membeli ikan dan bergegas menghampiri Ibunya yang telah menunggunya sejak tadi.

"Lah di suruh beli ikan la kok lamanya masya Allah nih anak Ibu ya," ucap Ibunya kepada Citra.

"Itu Bu tadi Citra ketemu sama teman Citra dulu waktu masih kecil, keponakannya Bapak Tono itu loh Bu," ucap Citra kepada Ibunya yang sejak tadi menunggunya.

"Oalah ya udah ayoo kita pulang kerumah dulu biar cepet langsung masak sayurnya ini," ucap Ibunya tersayang kepadanya.

"Iya Bu ayo Bu," ucapnya.

Citra dan Ibunya pun bergegas pulang kerumah.

Beberapa menit kemudian mereka sampai kerumah dan melihat rumah sangat kotor karena memang belum di sapu halamannya apalagi di halaman depan ada pohon mangga yang daunnya jatuh membuat kotor halaman.

"Bantu Ibu masak dulu nak baru nanti ini di sapu ya" ucap Ibunya kepada dirinya.

"Oke deh Bu siap pokoknya," jawab Citra kepada Ibunya tersayang.

Bersambung