Chereads / Rayhan dan Nara / Chapter 13 - Bab 13

Chapter 13 - Bab 13

Mereka semua telah kembali berkumpul di parkiran.

"Makan dulu ya guys, gue laper banget." ajak Sena sambil menatap teman-teman nya satu persatu.

"Oke. Gue juga laper." Vernon setuju dengan ajakan Sena.

Setelah mereka keluar dari tempat wisata itu, mereka pergi mencari restoran terdekat.

Setelah sampai di restoran, mereka memilih tempat yang dekat dengan jendela.

"Kalian mau makan apa?" Tanya Sandi.

"Gue pengen steak aja deh." jawab Sena. Dia memang lapar tapi dia udah capek ga mau makan makanan yang terlalu berat.

"Gue juga mau steak." ucap Risna.

"Gue juga." ucap Farah dan Nanda bersamaan.

"Lo mau makan apa, Ka?" Tanya Rayhan pada Tika, karena gadis itu masih diam saja.

"Samain aja deh." jawab Tikatersenyum.

"Yaudah cewek nya makan steak semua ya terus minumnya jus jeruk." ucap Sandi.

"Kita para cowok makan spagetthi aja deh San." ucap Riki.

"Iya deh. Samain aja biar cepet." ucap Rayhan.

"Oke dah." ucap bastian, kemudian dia memanggil waiters.

Sambil menunggu makanan datang, Risna mencoba menghubungi Nara melalui panggilan video.

"Si Nara sibuk banget apa ya, susah banget dihubungin." Ucap Risna. Sena yang duduk disampaikannya menoleh.

"Iya deh kayanya, Ris. Tadi gue ada ngirimin foto-foto tempatnya juga ga di bales sama dia." Jawab Sena. Risna mengangguk pelan.

"Coba gue telpon apa ya?" Usul Nanda.

"Ini udah gue coba, pake panggilan video kan enak, tapi belum juga dijawab sama dia." Jawab Risna.

Risna masih tetap mencoba menghubungi sahabatnya itu. Tak lama, panggilan video dijawab oleh Nara.

"Hai!" Sapa Nara semangat.

"Raaa!!" Sena menjawab sapaan Nara dengan antusias.

Nara tertawa, "Gimana? Seru ga? Ini udah pulang belum?"

"Satu-satu kalo tanya, Lo mah semua ditanyain barengan." Ucap Farah ikut nimbrung.

Nara kembali tertawa. "Jadi gimana? Masih diluar?"

"Iya, masih mau makan nih. Lo sih ga ikut, bagus banget tau, udaranya seger gitu." Jawab Risna.

"Ntar deh, kapan-kapan kita kesana. Gue mah harusnya ikut, tapi ga bisa soalnya ada urusan mendadak." Ucap Nara.

"Ya gapapa sih, kan bisa lain waktu. Ntar kita keluar berenam aja." Kata Farah.

"Emang kenapa? Btw, anak-anak cowok mana? Kok ga ada suara?"

Lalu Risna mengarahkan kamera menghadap kearah Rayhan, Riki, Vernon dan Sandi yang sedang bermain ponsel, lebih tepatnya bermain game.

"Hp teros!" Celetuk Nara. Lalu Riki mendongak, dia meraih ponsel milik Risna dan mengubah kamera agar bisa menampilkan wajahnya.

"Apa nih?! Tiba-tiba hp teros. Mana ga ikut jalan lagi." Ucap Riki.

Nara terkekeh, "Nanti ya bestie, kapan-kapan kita jalan-jalan lagi."

Riki mengacungkan jari jempolnya, lalu menyerahkan ponsel Risna pada Rayhan.

Rayhan menerimanya dan menatap layar itu lalu tersenyum. "Cantiknya..." Pujinya pada Nara.

"Apa deh?! Seneng dong abis jalan-jalan."

"Ga sih, biasa aja. Ga ada kamu soalnya." Jawab Rayhan. Sandi menoyor pelan kepala Rayhan saat mendengar rayuan gombal dari Rayhan.

"Bisa aja ya kang gombal." Nara tertawa.

"Wahh makanan datang..." Riki berucap heboh.

"Yaudah kalian makan dulu aja, besok kan ketemu disekolah." Ucap Nara dari seberang.

"Aku makan dulu, kamu jangan lupa makan juga." Ucap Rayhan. Nara mengangguk.

"Yaudah ya Ra, kita mau makan dulu. Bye." Ucap Risna sambil melambaikan tangannya.

"Iya, yaudah, dimatiin aja."

Risna mengangguk lalu mematikan panggilan videonya. Lalu mereka menikmati menu makanan masing-masing.

Setelah selesai makan, mereka langsung pulang.

¤¤¤

Hari senin adalah hari yang paling di benci oleh semua anak sekolahan. Karena selain harus bangun pagi, mereka juga harus mengikuti upacara bendera di tengah lapangan dengan di hiasi panas matahari yang cukup menyengat kulit.

"Males banget gue." gerutu Sena sambil berjalan menuju halaman.

"Sama. Mana hari ini rasa nya kaya panas banget lagi." timpal Risna.

"Udahlah. Lakuin aja dengan ikhlas. Kalo kalian gak ikhlas ikut upacara nya, pasti rasa nya bakalan lama banget." ucap Nara.

"Lakuin dengan ikhlas dikira apaan, si Nara." Celetukan dari Nanda membuat mereka tertawa.

"Ya gue cuma baca dari kuotes aja. Katanya kalo menjalani apapun dengan ikhlas ga akan kerasa." Ucap Nara masih dengan sisa tawanya.

"Udah-udah ayo kita baris dulu anak-anak." Ajak Nanda seperti berbicara pada anak TK.

"Ck. Iya dah." decak Sena dengan malas-malasan.

Lalu mereka menyusun barisan dengan rapi dan upacara berlangsung dengan khidmat.

"Wuahhhh panassss!!!" Teriak Sena saat memasuki kelas. Upacara telah selesai di laksanakan.

"Berisik lo!" Ketus Nia. Leader dari salah satu geng yang ada di kelas ini.

"Yeee, suka-suka gue dong. Mulut gue kok ini. Ngapain Lo yang repot." ucap Sena tak kalah ketus.

"Masalahnya disini ga cuma Lo aja yang punya telinga, gue juga punya. Jadi gue bisa dengerin suara cempreng Lo itu!" Nia kembali bersuara dengan ketus.

Nara yang melihat Sena dan Nia beradu mulut hanya menggelengkan kepalanya. Baginya melihat hal seperti itu sudah biasa.

"Udah deh Na, mending lo duduk aja!" Ucap Nara sambil duduk di bangku nya.

Sena menghentakkan kaki nya dan duduk di bangku nya.

"Ish! Rayhan!" Teriak Tika kesal. Nara yang mendengar teriakan Tika sontak menoleh ke belakang. Dia melihat Rayhan dan Sandi yang sedang menjaili Tika dengan menarik-narik rambutnya.

"Apa? Lo mau marah? Emang lo bisa marah? Lo kan bisa nya cuma senyum aja." ledek Rayhan.

"Ish!!" Tika memang kesal, tapi dia tetap menunjukan senyuman manis nya.

"Tuh kan! Lo mah bisa nya senyum mulu!" Ucap Rayhan sambil tertawa. Sandi ikut tertawa, dia tau jika Tika memanglah murah senyum.

Nara yang melihat Rayhan dan Tika saling bercanda hanya tersenyum tipis. Nara merasa jika Rayhan dan Tika mulai terlihat akrab setelah mereka jalan-jalan kemarin, memang biasanya mereka juga akrab tapi tidak sedekat ini.

Farah yang melihat Nara sedang memperhatikan kedua nya mencoba mengalihkan perhatian Nara. Karena dia tau, sahabatnya ini sudah mulai menaruh rasa pada Rayhan.

"Nanti malam gue nginep di rumah lo ya Ra? Boleh kan?" Tanya Farah.

Nara mengalihkan pandangan nya ke arah Farah.

"Boleh. Sama siapa aja?"

"Gue aja deh ya. Gue mau ngobrol berdua sama lo." ucap Farah.

Nara mengangguk dan tersenyum. Saat dia akan membalikan badan nya menghadap depan. Mata nya kembali menangkap Rayhan dan Tika yang masih bercanda.

Tika yang tak sengaja melihat ke arah Nara, dia menghembuskan napasnya pelan. Dia merasa tidak enak hati pada sahabatnya itu.

Dia juga masih kepikiran dengan omongan Rayhan. Kapan-kapan dia harus bercerita pada Nara.

Nara menghembuskan nafas pelan. Lalu dia menghadap depan dan menenggelamkan kepala nya di atas lipatan lengan nya.

Tiba-tiba dia merasakan elusan lembut di kepala nya. Dia mengangkat kepala nya dan mendongak. Rayhan. Orang yang mengelus kepala nya tadi.

"Kenapa?" Tanya Rayhan lembut.

Nara menggeleng dan tersenyum.

"Gak sakit kan?" Tanya Rayhan lagi.

Nara kembali menggeleng dan tersenyum. Dia merasa sangat malas untuk membalas ucapan-ucapan Rayhan.

"Yaudah, aku balik ke bangku aku lagi ya." ucap Rayhan sambil mengelus lembut kepala Nara. Nara hanya menganggukan kepala nya.

Sepanjang pelajaran pagi ini, Rayhan tak mengalihkan pandangannya dari Nara. Dia masih berpikir kenapa gadis itu menjadi pendiam.

Apakah dia sakit?

Tapi tadi Rayhan tidak merasakan panas ditubuh Nara, suhunya masih normal.

Mungkin nanti saat istirahat dia akan bertanya ada apa dengan gadis itu.