Sesuai rencana tadi pagi, malam ini Farah akan menginap di rumah Nara. Kini dia sedang tiduran di kasur milik Nara.
"Ra!" Panggil Farah.
"Hm." sahut Nara yang sedang memejamkan matanya di samping Farah.
"Gue mau tanya sesuatu sama lo." ucap Farah serius.
"Tanya apa?"
"Rayhan udah pernah ngajakin Lo pacaran belum?" Tanya Farah.
"Lah, kenapa jadi bahas Rayhan sih?" Nara bingung.
"Ya emang gue mau tanya-tanya soal Rayhan dan Lo!" Jawab Farah.
"Kenapa sih? Perasaan gue sama Rayhan juga baik-baik aja, biasa aja. Ga ada gimana-gimana. Lo mau nanya soal apa?"
"Lo pernah diajak pacaran ga?" Farah kembali bertanya.
Nara menghela napas pelan. Lalu membuka matanya. "Enggak. Selama ini Rayhan bilang jalanin aja dulu. Soal pacaran itu ga penting, yang penting sekarang kita kaya gini dulu. Gitu katanya." Jawab Nara.
"Dan Lo nurut aja?" Tanya Farah lagi.
"Ya mau gimana? Gue harus gitu menyatakan perasaan duluan? Udah gila kali." Jawab Nara.
Lalu mereka berdua saling diam. Nara kembali menutup kedua matanya.
"Lo suka sama Rayhan?" Tanya Farah tiba-tiba.
Deg. Nara langsung membuka kedua matanya saat mendengar pertanyaan dari Farah lagi. Dia tidak menyangka jika Farah akan menanyakan perihal perasaannya pada Rayhan.
"Maksud lo apa?" Tanya Nara.
"Lo tau apa maksud gue Ra. Lo udah gede." Jawab Farah. Nara hanya diam.
"Lo suka sama Rayhan?" Tanya Farah lagi saat tidak mendapatkan jawaban dari Nara.
Nara menghela napas panjang.
"Gue gak tau." jawab Nara sambil menatap langit-langit kamarnya. Dia juga bingung dengan dirinya sendiri.
"Hilangin perasaan lo ke Rayhan ya Ra." ucap Farah sambil menatap Nara.
Nara menoleh ke arah Farah.
"Kenapa? Lo suka juga sama dia?" Tanya Nara bingung.
"Enggak. Gue gak mau lo sakit hati." jawab Farah.
"Sakit hati karena apa?" Tanya Nara. Dia juga butuh jawaban. Jika Farah menyuruhnya untuk tidak suka pada Rayhan pasti ada alasannya.
"Gak ada. Gue gak mau aja lo sakit hati lagi. Kan baru kemarin juga lo putus sama mantan lo." jawab Farah.
"Kan mantan gue sama Rayhan beda. Kenapa Lo bisa nyimpulin kalo mereka sama?"
"Nurut aja sama gue Ra. Ini demi kebaikan Lo juga." Jawab Farah.
"Gue gak suka sama Rayhan, Fa." Ucap Nara.
"Serius? Gue gak bisa lo bohongin ya Ra." ucap Farah sambil memicingkan matanya menatap Nara.
"Gue gak bohong!"
"Lo gak pinter bohong! Dan gue tau kalo lo emang suka sama Rayhan. Mending Lo hilangin perasaan Lo ke dia." Tandas Farah.
Drrt.. Drrttt...
Getaran ponsel Nara mengalihkan perdebatan mereka.
Nara mengambil ponselnya yang bergetar. Lalu dia membuka pesan yang baru saja masuk di ponselnya.
• Rayhan
Hei.
Kok gak ngabarin?
Kemana Ra?
Baik-baik aja kan?
• Nara
Ada kok.
Di rumah aja.
•Rayhan
Beneran gak papa kan?
Aku ngerasa hari ini kamu beda.
• Nara
Aku biasa aja kok.
Perasaan kamu aja itu mah.
Aku mau tidur dulu ya Ray.
• Rayhan
Iya deh.
Ya udah, bobo yang nyenyak.
Have a nice dream ♡
Nara hanya membaca pesan terakhir dari Rayhan. Lalu dia meletakkan kembali ponselnya.
"Siapa?" Tanya Farah penasaran.
"Rayhan." jawab Nara.
"Ck. Dia ngapain?" Decak Farah.
"Nanyain kabar aja. Soalnya setelah pulang sekola tadi gue ga ada ngabarin dia. Lupa." Jawab Nara lagi.
"Gue cuma bisa ngingetin aja Ra, jangan terlalu baper sama Rayhan. Apalagi kita juga baru tau dia kan, maksudnya dulunya juga ga tau, dia anaknya kaya gimana." ucap Farah. Nara hanya mengangguk. Lalu dia memilih memejamkan matanya untuk menenangkan pikiran nya.
"Gue gak mau sahabat baik gue sakit hati cuma gara-gara cowok kaya dia. Semoga lo gak punya rasa apa-apa ke cowok itu, Ra." Batin Farah sambil menatap Nara yang memejamkan matanya.
Karena dia tau betul bagaimana kisah cinta sahabatnya ini. Selalu ditinggalkan oleh seseorang yang ia sayangi.
¤¤¤
Nara dan Farah telah sampai di sekolah. Pagi ini mereka tidak berangkat bersama dengan teman-teman mereka yang lainnya.
Nara dan Farah, tidak langsung menuju ke kelas, mereka masih duduk di kursi yang ada di parkiran, mereka akan menunggu teman yang lain nya disana. Karena ingin masuk ke kelas pun juga masih terlalu pagi.
Tak lama mereka melihat mobil Rayhan dan Vernon memasuki parkiran.
Nara dapat melihat jika Rayhan dan Vernon berjalan mendekat ke arahnya.
"Udah di sini aja lo berdua, jadi tukang parkir mbak?" Tanya Vernon sambil terkekeh.
"Iya nih, dari tadi belum ada yang bayar." jawab Farah menimpali candaan Vernon.
"Udah datang dari tadi?" Tanya Rayhan pada Nara.
"Belum lama." jawab Nara.
"Kamu kenapa?" Tanya Rayhan. Dia merasa memang ada yang tidak beres dengan gadis ini. Dari kemarin lebih banyak diam.
"Emang aku kenapa? Gak papa kok." jawab Nara.
"Gak sakit kan?" Tanya Rayhan lagi. Rayhan mengecek suhu tubuh Nara, tapi memang suhunya masih normal. Lalu dia mendekati Nara. Dia hanya ingin memastikan jika gadis yang duduk di sebelahnya ini baik-baik saja.
"Sakit hati dia." celetuk Farah. Nara menatap tajam Farah dan memukul pelan paha sahabatnya itu.
"Ha? Kenapa?" Tanya Rayhan bingung.
"Ya gara-gara lo." Farah menjawab dengan ketus.
"Kok gue?" Tanya Rayhan masih bingung.
"Enggak. Apaan sih! Jangan percaya Farah. Dia bohong." Jawab Nara.
"Jujur sama aku, kamu kenapa sebenarnya? Dari kemarin kamu beda banget." Tanya Rayhan sambil menatap Nara disampingnya.
"Gak papa. Lagi males aja buat becanda." Jawab Nara.
"Haiiii!!" Sapa Tika yang baru saja datang. Dia berdiri tepat di depan Rayhan.
"Hai" balas yang lain, kecuali Nara hanya tersenyum.
"Lo mau duduk Ka?" Tanya Rayhan.
"Enggak deh, orang ga ada tempat duduk." Jawab Tika.
"Ya sini gue pangku." Rayhan berkata sambil tertawa.
Nara hanya melirik sekilas pada mereka yang sedang asik tertawa.
"Apaan nih, disekolah mau pangku-pangkuan." Vernon ikut menimpali.
"Enggaklah, bercanda doang gue." Rayhan menjawab.
"Kok baru datang lo?" Tanya Rayhan pada Tika.
"Iya. Kesiangan gue." jawab Tika tersenyum.
"Tidur jam berapa lo emang?" Tanya Rayhan.
"Ya itu, yang lo habis video call gue. Gue langsung tidur." jawab Tika. Dia seolah tidak sadar jika didepannya juga ada Nara, sahabatnya, yang sedang dekat dengan Rayhan.
Sudah cukup. Hati Nara sudah cukup sakit. Dia bangkit dari duduknya.
"Gue ke toilet sebentar ya." pamit Nara dan langsung pergi begitu saja.
Farah mengepalkan kedua tangan nya dan menatap sinis ke arah Rayhan dan Tika.
"Lo kenapa Fa? Ada yang salah sama gue? Tatapan Lo gitu banget sama gue." Tanya Tika. Gadis ini benar-benar tidak menyadari apa dirinya perbuat tadi.
"Pikir aja sendiri." Jawab Farah sinis.
Lalu dia lebih memilih pergi menyusul Nara. Tika hanya menatap kepergian Farah dengan bingung.
"Mereka berdua kenapa sih?" Tanya Tika.
"Gak tau" jawab Vernon sambil mengedikan bahunya. Sedangkan Rayhan yang tadi sempat melihat mata salsha berkaca-kaca hanya terdiam. Namun, hatinya berpikir, ada dengan Nara?
¤¤¤