Pangeran Arryn memberi tanda pada Culley untuk segera meninggalkan perbatasan. Namun kuda kesayangan pangeran tidak mau mengikuti perintah. Seakan tahu bahwa putri Cressa memang sedang dalam perjalanan ke tempatnya berada.
"Culley, aku tahu kau pasti menyuruhku tetap menunggunya. Tapi matahari sudah tenggelam, dan itu artinya_"
"Pangeran!"
Kalimat pangeran Arryn terhenti karena dia melihat setitik cahaya bergerak cepat ke arahnya.
"Puti Cressa ..., aku pikir kau tidak akan datang."
"Mari lekas tinggalkan tempat ini, hanya saja aku harus tetap dalam bentuk ini."
Pangeran Arryn tersenyum lega. Kesedihan yang baru saja sempat menyelimuti hatinya sirna seketika. Culley mulai menggerakkan kaki-kakinya yang jenjang, mereka menerobos gelapnya malam menuju tempat dimana seseoang bisa membantu mempersatukan cinta mereka berdua.
***
Di sebuah tempat, tepatnya daerah terpencil sebelah Timur kerajaan Aileen. Seorang pria berjanggut melebihi dagunya dan mengenakan jubah putih tampak gusar. Daearah Timur termasuk wilayah yang sering ditempati oleh kaum Gwarch karena kebanyakan pepohonan dan gua. Tempat itu dikenal rakyat Aileen sebagai daerah Metsa. Meskipun kaum penyihir seringkali berpindah-pindah dan tersembunyi. Khususnya kaum Gwarch dari golongan putih, mereka seringkali diburu oleh sekelompok penyihir golongan hitam.
"Ada apa Tuan Lac? Saya melihat sejak tadi Anda gelisah?"
Lelaki yang dipanggil Lac tersebut memejamkan kedua matanya, dia merapalkan sebuah mantra. Tak lama helaan nafas panjang keluar dari mulutnya.
"Cinta dimanapun bisa mendatangkan anugerah sekaligus bencana. Lekas buka gerbang, sang pangeran sedang menuju kemari!" titah Lac pada muridnya.
Orang yang menerima perintah membungkuk memberi hormat. Dalam sekejap sebuah pohon rindang berubah menjadi pintu gerbang. Benar saja, tampak dari kejauhan sebuah kuda putih berlari ke arahnya. Gerbang tersebut kembali menjadi sebuah pohon, sesaat setelah pangeran Arryn memasukinya.
"Tuan Lac sudah menunggu Anda," ucap seorang murid sang penyihir dari golongan putih tersebut sambil memberi hormat.
Pangeran Arryn tidak membuang waktu, dia segera mengaitkan tali pada sebuah tombak tak jauh dari pondok dimana Lac tinggal.
"Masuklah pangeran, dan Anda boleh merubah bentuk Anda putri Cressa!" Lac berkata.
Dalam kedipan mata, sosok mungil bersayap tersebut merubah bentuknya menjadi seukuran kaum Partha.
"Saya tahu apa yang membawa pangeran ke sini. Takdir sudah digariskan, jika kehendak pangeran memang sudah bulat. Maka saya hanya bisa membantu sebisa saya."
"Jadi itu artinya kau akan segera melakukan ritual seperti yang dahulu kau katakan, Tuan Lac?"
"Benar pangeran. Tapi sebelumnya, apa Anda sudah siap menerima segala konsekuensinya putri Cressa?"
"Saya siap menjalankan ritual, Tuan Lac."
Pria berjanggut putih tersebut manggut-manggut. "Kalian memang sudah ditakdirkan untuk bersama. Hanya saja, saya harus mengingatkan satu hal. Penyatuan antara Partha dan Elvish, dalam sejarah Aileen memang pernah terjadi. Beberapa ada yang berhasil tanpa merusak keseimbangan semesta. Justru sebaliknya, kerajaan Aileen hidup dalam damai dan sejahtera. Meskipun ada beberapa yang menimbulkan bencana. Oleh sebab itu, ritual ini sangat penting dilakukan. Saat putri Cressa melepaskan semua kekuatan perinya, dia akan berubah menjadi Partha, meskipun itu artinya bukan seorang Partha yang sebenarnya. Karena perlu saya ingatkan, kekuatan perinya bisa saja muncul kapan saja. Untuk mencegah hal itu, setiap 10 kali purnama putri Cressa harus melakukan ritual yang sama."
"Saya tidak keberatan Tuan Lac," ucap sang putri.
Tangannya saling terpaut dengan pangeran Arryn. Mereka berdua sudah tidak dapat dipisahkan lagi satu sama lainnya. Dan Tuan Lac tahu, jika keduanya tenggelam dalam keputus-asaan, bencana yang lebih mengerikan mungkin akan datang di kemudian hari.
"Satu hal lagi yang harus saya sampaikan. Ada sebuah pantangan agar semuanya berjalan lancar."
"Apakah itu? Katakan saja Tuan Lac, kami akan memenuhinya asalkan cinta kami dapat bersatu." Pangeran Arryn membuka suara.
"Kalian harus saling setia satu sama lainnya. Terutama untukmu pangeran Arryn. Sebagai seorang raja, memang diperbolehkan untuk memiliki banyak permaisuri. Tapi, jika ini yang Anda kehendaki. Maka, Anda hanya boleh menikah hanya dengan putri Cressa saja seumur hidup Anda. Jika pantangan dilanggar, maka akan timbul malapetaka. Terlepas nanti kalian akan memiliki keturunan atau tidak."
"Saya sanggup Tuan Lac. Dan di semesta Aileen ini tidak ada wanita satupun lagi yang membuat saya melabuhkan hati selain putri Cressa." Pangeran Arryn dengan cepat menjawabnya.
"Bagaimana dengan Anda, putri?" tanya Lac menoleh pada sang putri yang terlihat gusar.
"Saya, saya juga sanggup Tuan Lac. Hanya saja_"
"Hanya saja kenapa? Apakah kau masih ragu putri Cressa?"
"Bukan begitu pangeranku. Saya hanya khawatir apakah nanti saya bisa memberikan kau keturunan atau tidak," lirih putri Cressa.
"Kita hanya bisa berusaha dan berdoa pada para dewa dan Sang Pencipta. Yakinlah, jangan ada keraguan. Jika dalam sepuluh purnama, kalian masih belum memiliki keturunan juga. Maka Anda harus melakukan ritual untuk Dewi Sadha."
"Maksud Anda, Dewi Kesuburan?" tanya putri Cressa.
Lac anggukan kepalanya.
"Dewi Sadha adalah simbol dari kesuburan. Setelah melakukan ritual, segera saya persatukan kalian berdua dalam ikatan pernikahan. Pangeran, apa Anda sudah siap jika nanti raja Aberash menentang penyatuan Anda dan putri Cressa? Saya tahu, sejak ibunda ratu meninggal emosinya tidak stabil. Di istana kerajaan Aileen sekarang sedang terjadi kegaduhan karena kepergian Anda, pangeran. Sang penasihat raja terancam hukuman mati, karena dianggap lalai menjaga Anda."
"Dexter?!"
"Ya pangeran, Tuan Dexter kabarnya akan segera menjalani hukuman."
"Bagaimana ini pangeranku?" lirih putri Cressa dari matanya yang biru kehijauan itu meneteskan air mata.
Pangeran Arryn tampak geram, dia mengepalkan tangannya.
"Kalau begitu, mari laksanakan ritual itu sekarang juga. Secepatnya aku akan kembali ke istana menghadap Ayahanda dan membawa putri Cressa."
"Mari ikut saya!" Lac memberi tanda.
Dengan tongkat di tangan kanannya, Lac mengetuk sebuah pintu dari salah satu ruangan yang terdapat dipondok itu. Saat pintu terbuka, terlihat sebuah aula besar. Di setiap sudutnya terdapat tiang yang menopang. Pangeran Arryn dan sang kekasih hatinya saling berpegangan tangan. Lebih lagi putri Cressa, dia merasa tersentuh oleh semua pengorbanan pangeran agar bisa bersatu dengan dirinya.
"Wahai dewa Anhur dan dewa dari segala dewa kami dewa Naryan. Hari ini, tolong berkahi kami. Dengan izin dan kuasa-Mu Sang Maha Pencipta, kabulkan keinginan putri Cressa agar bisa menjadi seorang Partha. " Lac membuka suaranya.
Dia mengangkat tongkatnya, dan seketika atap dari ruangan itu terbuka lebar memperlihatkan penampakan langit yang disinari oleh bulan purnama.
"Ini adalah sebuah keberuntungan, bulan purnama muncul lebih awal. Kemarilah putri Cressa, ubahlah bentuk Anda ke dalam wujud Elvish. Mungkin akan sedikit terasa sakit, tahan saja!" Lac memberi perintah.
Pangeran Arryn menatap putri Cressa dan menganggukkan kepala seakan ingin memberikan kekasihnya kekuatan agar sang putri melakukannya.
Putri Cressa mulai merubah wujudnya, perlahan tubuhnya mengecil sampai seukuran jempol tangan pangeran Arryn. Dari sayapnya mengeluarkan cahaya biru kehijauan. Lac segera menghentakkan tongkat di tangan kanannya, ujung benda itu mengeluarka cahaya. Untuk sesaat pangeran Arryn terpana, karena seakan bulan ikut mendekat. Penampakannya lebih besar dari yang dia lihat sebelumnya.