Dia menatap jauh ke luar jendela. Lalu lalang orang yang databg menyita perhatiannya. Hingga satu fokus tertuju pada orang yang baru saja keluar dari dalam mobil. Seorang pria tua, rambutnya abu-abu menunjukkan usianya. Jas mahal memberi tahu siapapun yang memandang, bahwa dia bukan orang sembarangan.
"Pria itu ...." Ibad menunjuk ke depan bersama dengan kerutan di dahinya. "Aku mengingatnya," kata Ibad melirih.
Daeva ikut terpancing, menatap ke arah jari telunjuk Ibad mengarah.
"Dia ...." Ibad mengingat-ingat, takut kalau memorinya salah. "Dia yang menyuruh anak buahnya untuk membuangku," katanya.
Daeva menoleh. Menatap Ibad.
"Hm. Aku yakin, dia yang membuangku di ladang lavender!"
Daeva mengerutkan keningnya. Samar. Masih mencoba untuk memahami suasana yang berubah begitu saja, sedikit jadi kikuk sekarang.