Semalaman Winda dan Seno bercinta gila-gilaan. Mereka meluapkan perasaan rindu satu sama lain dengan melakukan interaksi tubuh yang sangat liar dan memabukkan.
"Sayang?" Seno menyentuh pipi Winda. Wanita itu masih tertidur pulas padahal jam sudah menunjukkan pukul 9 pagi, "Sarapan yuk."
"Ehmmm." Winda meregangkan tubuhnya sedikit, "Nanti aja. Aku masih ngantuk banget."
"Ntar kalau telat makan Abraham sama Kela kasihan loh." Seno mendusel-dusel di perut Winda.
"Geli." Ucap Winda dengan suaranya yang serak karena semalaman terus mendesah hebat akibat ulah Seno.
"Apa sarapannya mau dibawa ke kamar?" Tanya Seno.
"Boleh. Sama buah dan camilan kesukaan aku ya. Oh ya, bik Ijah juga buatin donat tadi malem. Bawain semua ya, baby. Aku juga mau jus alpukat." Winda berucap sambil memejamkan matanya.
Seno yang sudah berdiri menatap sang istri heran. Winda benar-benar tidak berubah, masih gila pada makanan.