Chereads / ANESKA BELAVINA / Chapter 22 - PENGINAPAN

Chapter 22 - PENGINAPAN

"Berapa lama perjalanan kita?" tanya Ervin.

"Mungkin 5 atau 6 jam. Aku juga tidak tahu, baru pertama kali datang," jawab Thomas.

"Sepertinya ini akan cepat karena tidak ada kemacetan."

"Mungkin. Tapi kita juga belum tahu arahnya ke mana," kata Thomas.

"Sekarang semua sudah canggih, ngapain kamu repot mikirin arahnya ke mana. Tinggal di searching saja, semuanya beres," ucap Ervin sambil manggut-manggut mengikuti irama musik.

Thomas melihat ke kursi belakang. "Nyenyak banget tidurnya si Josh, lihatlah sampai menganga begitu."

Ervin melihat dari kaca spion dalam, hanya tersenyum melihat Josh yang sedang ternganga.

"Josh ini hidupnya enak banget, semua masalah di mata dia, tidak dibuat pusing. Apa pun masalahnya, dibuat santai olehnya."

"Iya. Padahal tanggung jawab yang dipikulnya juga berat, sebagai pewaris keluarga seperti kita," jawab Thomas.

Ponsel Thomas tiba-tiba mengeluarkan bunyi notif sebagai pertanda ada pesan yang masuk.

"Kita langsung ke penginapan saja. Dari sana, baru kita ke Sekolah. Kita menyimpan barang-barang dan berganti pakaian di Penginapan," kata Thomas setelah selesai membaca notif.

"Kita memang harus ke Penginapan terlebih dahulu. Penginapan? Apa tidak ada Hotel di sana?" tanya Josh yang tiba-tiba ikut bicara dari belakang.

"Namanya juga Desa, mungkin tidak ada Hotel. Tidak masalah yang penting bersih dan kita nyaman," jawab Ervin.

"Kira-kira ada bunga Desanya nggak ya?" tanya Josh.

"Kamu itu otaknya perempuan melulu," jawab Thomas. "Nanti, jangan berbuat yang macam-macam ya dengan gadis-gadis di sana." Ervin memperingatkan Josh.

"Tergantung nanti, kalau ada yang menarik hati kenapa nggak?" jawab Josh sambil tertawa menyebalkan.

"Dasar!" Thomas melemparkan permen ketubuhnya Josh.

Josh tertawa terbahak, di antara mereka bertiga memang Josh yang otaknya selalu perempuan dan perempuan.

Jam sudah menunjukkan jam 9 pagi tetapi mereka belum juga sampai. Hampir 4 jam mereka dalam perjalanan.

Thomas mendapat notif kembali. "1 jam lagi kita sampai, rombongan panitia sebentar lagi katanya mereka sampai. Tinggal menunggu kita untuk bersiap. Mereka sebagian akan ada yang langsung pergi ke Sekolah untuk mempersiapkan segala sesuatunya."

"Baguslah, kalau mereka sudah duluan sampai. Kamu hanya perlu ke Penginapan lalu ganti baju dan kita ke Sekolah. Persiapkan mentalmu, jangan nanti kencing di celana saking gugupnya," kata Ervin tertawa.

"Aku jadi nervous begini," kata Thomas.

Josh yang ada di kursi belakang tertawa terbahak mendengar Thomas mendadak menjadi gugup. "Rasain!"

"Kita sebentar lagi sampai," kata Thomas melihat alamat lokasi yang dikirimkan oleh timnya.

"Kalau sudah sampai, bilang padaku arah Penginapannya ke mana," kata Ervin yang membawa mobil.

Setelah menempuh perjalanan yang cukup panjang, akhirnya mereka bertiga sampai ditempat yang dituju. Sebuah Penginapan yang cukup bagus dan mungkin ini salah satu penginapan yang terbaik.

"Ini Desanya?" tanya Josh melihat sekeliling dari dalam mobil yang baru saja berhenti di depan sebuah Penginapan.

"Bukan, mungkin ini dikotanya. Nanti kita akan pergi lagi ke Desa. Kita menginap di sini karena di Desa katanya tidak ada Penginapannya," kata Thomas.

Josh manggut-manggut. " Penginapannya lumayan juga walau pun tidak besar tapi cukup nyaman dan bersih."

"Ayo, kita turun. Kita sudah pesan kamar di sini," ajak Thomas membuka pintu untuk turun.

Dari kejauhan nampak dua orang wanita dengan baju seragam batik datang mendekati mereka, tersenyum ramah. "Maaf, apa anda akan menginap di sini?" tanyanya ramah.

"Iya, kita sudah pesan kamar. Ada kawan kita yang sudah sampai duluan dari tadi," jawab Thomas ramah, sehingga membuat dua wanita itu terpana melihat ketampanan Thomas.

"O, rombongan yang dari Kota?" tanya salah satunya.

"Iya," jawab Thomas.

Josh ke luar dari dalam mobil, begitu pun dengan Ervin sehingga membuat dua wanita ini kembali di buat terpana dengan ketiga laki-laki yang ada dihadapannya.

"Kalau begitu, ikut dengan kami." Ajak mereka.

Josh dan Ervin langsung mengeluarkan koper masing-masing dari dalam bagasi begitu pun dengan Thomas.

Josh melihat sekeliling. "Lumayan."

"Josh!" Panggil Ervin yang melihat Josh hanya berdiri tanpa mengikuti mereka.

Josh langsung menarik kopernya mengikuti mereka yang telah masuk ke dalam Penginapan.

Penginapan yang cukup sederhana tetapi terlihat sangat bersih. Para pegawainya pun terlihat sangat ramah dan sopan.

Mereka bertiga di antar sampai ke depan pintu kamar. "Ini kamar kalian yang sudah dipesan." Wanita itu membuka pintunya yang tidak terkunci dan mempersilahkan mereka masuk.

"Kita tidur bertiga?" tanya Josh.

"Kalau kamu mau pesan kamar lagi, silahkan," jawab Thomas masuk ke dalam kamar, nampak ada dua tempat tidur dengan satu ukuran besar dan satu lagi ukuran kecil.

"Kalau aku di mana saja yang penting bisa tidur," kata Ervin.

Josh masuk setelah Ervin masuk, dilihatnya ada dua tempat tidur yang cukup nyaman. "Aku di sini saja." Josh langsung memilih tempat tidur dengan ukuran yang lebih kecil.

Setelah melihat mereka bertiga masuk, kedua wanita tadi pamit ke luar meninggalkan mereka bertiga dengan terlebih dahulu menutup pintu.

Josh langsung membaringkan tubuhnya. "Nyamannya, pinggangku rasanya mau patah. Berapa jam aku tadi duduk di mobil?"

"Kamu juga tadi kebanyakan tidur. Aku nih yang pegal, bawa mobil," gerutu Ervin yang juga sama sedang meluruskan pinggangnya di atas kasur.

Berbeda dengan Thomas yang langsung membuka kopernya dan langsung mencari baju yang cocok untuk dipakai ke Sekolah.

"Acaranya jam berapa?" tanya Ervin dan Josh berbarengan.

"Katanya jam sepuluhan," jawab Thomas.

Terdengar suara ketukan dari pintu. "Permisi!" Teriak dari luar.

Thomas segera membuka pintu. "Galang, masuk!"

Seorang laki-laki berperawakan tinggi kurus, masuk ke dalam kamar. "Kalian sudah siap?" tanyanya.

"Baru juga kita sampai," jawab Thomas menutup pintu kembali. "Aku juga lapar, belum makan apa-apa dari mulai berangkat."

"Kalian belum sarapan?" tanyanya lagi.

"Belum, kita pergi dari pagi buta," jawab Josh. "Aku lapar."

"Nanti aku pesankan makanan tapi kalian harus sudah siap dalam 1 jam lagi," kata Galang. "Kita akan berangkat bareng dengan yang lain ke Sekolah."

"Iya, kami akan siap dalam 1 jam lagi. Cepatlah pesankan makan buat kami," ucap Josh. "Tidak pakai lama."

"Ok," jawab Galang, pergi lagi ke luar dari kamar.

Ervin dan Josh bangun dari tempat tidur dan membuka kopernya masing-masing mencari baju yang cocok untuk dipakai ke Sekolah.

"Lihatlah, kawan! Apa ini cocok aku pakai ke Sekolah. Aku ini bukan tokoh utamanya jadi sepertinya sah-sah saja aku pakai kemeja ini," kata Josh memperlihatkan kemeja warna biru langit dengan celana panjangnya.

"Itu juga bagus. Betul katamu, kita ini bukan tokoh utamanya jadi kita tidak usah memakai baju dengan setelan jas," jawab Ervin.