Ketika siang semakin benderang dan kesibukan menggerakan, bumi terus berputar membawa sang penguasa hari menemui peraduannya. Itu masih lama, faktanya sekarang adalah, sang matahari baru saja sepenggalah.
Seira turun dari lantai dua kamarnya dan berpapasan dengan Alvin yang sudah tampak rapi. Dia memperhatikannya.
"Udah mau pulang?" tanyanya dengan tatapan tertuju ke jam yang menempel di dinding.
Alvin mengangguk sambil berjalan ke dapur. Jam baru menunjukan pukul delapan. Seira lihat Alvin tadi sempat sibuk berkutat dengan laptopnya sebelum dia naik ke atas dan kini pria itu sudah siap lagi.
"Aku ingin datang lebih awal saja," kata Alvin tanpa Seira tanya. Gadis itu mengekori di belakang dengan kepala yang bergerak – gerak.
Mengambil segelas air dengan satu butir bat di tangannya, Alvin merasa diintimidasi oleh Seira yang mengintip dari belakangnya.