Seira keluar dari kamar dengan pakaian baru. Tadi, begitu dia masuk, sempat keheranan karena biasanya Meri atau Ria di pagi hari itu lebih menghabiskan waktunya tidur sampai siang tapi ini adalah suatu sekali. Tentu saja Seira senang sebab kedua gadis itu biasanya susah untuk dibangunkan apalagi saat weekend.
"Sei, sini, sarapan dulu," panggil Meri. Rupanya gadis itu baru turun juga.
Dia hanya mengangguk tapi perhatiannya yang tertuju pada meja makan teralihkan ada kurang di sana. Suara langkah kaki mendekat membuatnya menoleh dan tersenyum pada Alvin yang rupanya baru turun setelah berganti pakaian.
Tangan Alvin menyentuh punggung Seira agar ikut bersamanya duduk di meja makan. Keduanya duduk berdampingan layaknya pacaran seperti yang lainnya. Usai mendengar cerita dari Boby itu mereka tak lagi berasumsi bahwa keduanya menjalin hubungan lebih dari sekadar sahabat. Mereka harus terbiasa dengan kedekatan Seira pada Alvin yang kadang tanpa cela, persis seperti orang pacaran.