Anak buah dukun yang memandang dukun sedang termenung, entah apa yang dipikirkan oleh dukun itu. Dia kesal karena rencananya gagal terus, dari mengambil jasad Narsih sampai guna-guna wanita yang mirip Narsih pun gagal, ini semua karena pencuri tengik itu yang selalu mengagalkan rencananya.
"Mbah, kenapa termenung? Sekarang kita harus apa mbah?" tanya anak buahnya.
Si mbah hanya diam saja, dia tidak tahu harus apa, mana mungkin ambil jasad itu lagi yang ada dia akan ketahuan dan bisa tamat riwayatnya. Anak buah dukun itu masih menunggu apa yang si mbah akan katakan.
"Apa kita ambil jasad itu lagi ya?" tanya dukun itu lagi.
"Maksud mbah kita ambil lagi? Mbah nggak takut kalau dia seperti waktu itu ya, ngeri mbah," ucap anak buah dukun dengan suara pelan sambil melirik ke arah yang lain.
Mbah yang melihat kelakuan anak buahnya menghela nafas. Sebegitu takutnya dia pada si narsih, hantu wanita itu. Mbah menepuk pelan pundak anak buahnya yang bernama Doni.