Bram yang mendengar apa yang dikatakan oleh Diman mengerjapkan matanya. Dia tidak percaya kalau Deka sadar. Diman duduk dan memakan buah-buahan yang ada di meja santai. Bram yang baru bermimpi buruk mengusap wajahnya yang dipenuhi keringat.
"Kau yakin? Jika Deka sudah sadar? Kalau begitu kita harus melihatnya ke sana," kata Bram yang duduk di sebelah Diman.
Deki yang duduk di depan Bram hanya menatap wajah Bram dengan tatapan tajam. "Kau sudah bertemu dukun itu?" tanya Deki.
Bram yang hendak minum menghentikan gerakkan tangannya. Dia melihat ke arah Deki, teman yang sudah menculik wanitanya, sehingga wanitanya itu tidak mau bertemu dengannya.
"Masih punya muka kau bertemu denganku? Dan masih berani kau mengatakan bertemu dukun sialan itu? Aku sungguh membencinya, kau juga aku benci." Bram kesal karena Deki yang menyerahkan Nona tanpa sepengetahuan dirinya.