"Hey, makhluk apa itu sebenarnya?". Tanya Morey kepada siapa saja yang ada di sana.
"I-Itu, itu adalah Monyet Perak Ekor Ular! Dan sepertinya sudah berada pada tahap Elit!!". Balas Ni Feng dengan percaya diri akan jawabannya.
Ni Feng melihat keadaan kelompoknya yang semua memiliki wajah gelap yang tampak suram tanpa mengalihkan pandangan dari monyet-monyet itu.
"GUUOOOOO!!!!"
Monyet yang paling tengah dan paling tinggi dari yang lainnya mengaum seperti memberikan ancaman. Atau itu hanya membuktikan bahwa diri mereka lebih kuat dari lawan di hadapan mereka.
Monyet itu memiliki tinggi yang hampir sama, yaitu kira-kira tiga sampai tiga setengah meter. Namun yang paling tinggi di antara mereka memiliki tinggi sekitaran empat meter.
Dilihat dari ukurannya, yang paling tinggi itu bisa dianggap sebagai pemimpin dari mereka. Dan dari jumlah mereka yang ada lima, dapat dipastikan bahwa kelompok Morey akan hancur karenanya. Mengingat kemampuan dari setiap individu yang berada di kelompoknya.
Apa lagi dilihat dari kondisi mental orang-orang yang berada di dalam kelompok tersebut. Mereka bisa dianggap sudah setengah pingsan sejak tadi.
'Apa yang harus aku lakukan sekarang?'. Morey mencoba memilah setiap solusi yang berada di kepalanya. Dia mulai berpikir untuk menjauhkan monyet itu dari anggota kelompoknya.
Dengan dia sebagai umpan dan meski tidak begitu yakin dengan kekuatannya, namun Morey sangat yakin dengan kecepatan dan skill [Iblis Penyamar] yang akan diharapkan nantinya.
"Ni Feng! Bawa bendera itu dan kabur bersama semuanya. Aku akan mengalihkan monyet-monyet ini. Lalu aku akan menyusul kalian nantinya".
"Ta-tapi—".
Morey memberi isyarat kepada Ni Feng dengan tekad kuat di matanya. Melihat itu, Ni Feng tidak berani membantah meski mengkhawatirkan Morey.
Ni Feng hanya menundukkan kepalanya sejenak sambil meremas emosinya. Emosi karena dia sadar tidak memiliki kekuatan yang akan berguna untuk membantu Morey.
Setelah menekan emosinya, Ni Feng kembali dengan jawaban sempurna kepada Morey. "Baik kakak. Kami akan selalu menanti kepulangan kakak kembali!"
Morey segera maju setelah mendengar jawaban Ni Feng. Membuat semua mata Monyet Perak Ekor Ular itu teralihkan padanya. "Sekarang, apa kita mulai ronde ini monyet?"
"Semuanya!" Ni Feng berteriak tanpa mengeluarkan suara yang keras. Dia meredamnya dengan menautkan giginya.
"Cepat kabur dari sini! Kakak akan menahannya untuk kita semua".
Mereka semua seketika membalikkan badan tanpa pamrih. Mereka semua memasukkan semua tenaga ke dalam kaki mereka agar mampu bergerak secepat mungkin.
Mereka terus berlari dan setelah sedikit menjauh, tetesan air mata perlahan keluar satu-persatu dari sudut mata mereka.
"Kami tidak akan melupakan pengorbananmu kakak!"
"Kami akan menunggumu! Kami percaya kakak Mo akan kembali"
Mereka mengatakan hal yang sama tentang betapa berterima kasihnya mereka kepada pengorbanan Morey.
Ni Feng yang berlari di posisi paling belakang sambil membawa tongkat dengan bendera berwarna hijau juga tersipu mendengar rasa syukur mereka. Ni Feng merasa bangga memiliki kakak seperti Morey meski bukan saudara sedarah.
***
Di sebuah tempat dengan lingkungan seperti gurun kering dan beberapa bebatuan, Li Bai bersama kelompok barunya terlihat bergerak dengan serentak. Mereka bergerak tanpa banyak suara di dalam kelompok tersebut.
Dan sepertinya pria tampan lainnya yang berjalan paling depan merupakan pemimpin di kelompok tersebut.
Dia bernama Zi Leng, yang merupakan seorang pengemis dulunya. Namun saat dia dibawa dengan paksa ke dalam Sekte Iblis Kegelapan, dia malah merasa senang. Sesuatu yang akan merubah hidupnya kini telah datang padanya.
Zi Leng merasa bahwa paksaa yang diberikan oleh sekte merupakan tantangan untuk mencapai kehidupan baru tersebut.
Karena tidak ingin kehilangan apa yang akan menjadi kesempatan baginya memulai kehidupan baru itu, Zi Leng berlatih mati-matian ketika baru sampai di ruang bawah tanah. Dan hingga akhirnya, dia mampu bertahan di dalam kelompoknya yang sebelumnya hanya tersisa lima orang.
Li Bai yang mendengar rumor kekuatan Zi Leng ketika berlatih, mulai mencari tahu kebenarannya. Setelah dia meyakini bahwa Zi Leng merupakan seorang jenius yang lebih berpotensi dari pada Morey, akhirnya dia memilih beralih ke sisi Zi Leng.
Dan saat ini Zi Leng dan kelompoknya mulai bergerak mencari mangsa mereka. Mereka di tempatkan di daerah dengan lingkungan kering tanpa ada tumbuhan.
Setelah berjalan sedikit lebih lama, tiba-tiba mereka juga kedatangan sesuatu dari bawah tanah. Sepertinya monster yang mendatangi mereka merayap di bawah pasir seperti seekor cacing raksasa.
Dari pasir tersebut, terlihat seperti bilah pedang yang berdiri tegak dan bergerak ke arah kelompok mereka. Dengan cepat semuanya melompat menghindari pedang-pedang tersebut yang berjumlah tiga buah.
Lalu pedang tersebut berhenti. Dan dari bawah pedang tersebut, tampak pasirnya mulai bergerak dan perlahan pedang tersebut juga semakin panjang.
Pasir dibawahnya seperti naik ke atas dan ternya, dari sana keluar sesosok makhluk besar. Dan setelah menampakkan diri, keberadaan monster tersebut juga memberikan kesan yang sama kepada orang-orang dari kelompok lain.
"Sungguh tidak mungkin!"
Hampir semua mengatakan kata-kata tersebut.
Makhluk yang muncul di depan mereka terlihat seperti kadal raksasa dengan kuku yang terlihat tajam. Memiliki panjang berkisar tiga meter dengan ekornya yang juga tajam seperti sebuah pedang.
Kadal itu bernama Kadal Pembelah Pasir yang biasa membelah mangsanya dari bawah pasir dengan ekornya yang keluar seperti sirip hiu.
Dan entah bagaimana, mereka bias bergerak dari bawah pasir dengan kecepatan yang cukup cepat dengan tubuh sebesar itu. Namun dapat dilihat bahwa mereka bergerak seperti tikus tanah jika diperhatikan cakar mereka. Seperti berfungsi sebagai penggali tanah dan bukan untuk menyerang.
Dan sekarang, monster tersebut saat ini ada tiga di depan Zi Leng dan Li Bai. Namun mereka semua terlihat lebih percaya diri, kecuali tiga orang yang datang bersama Li Bai dari keompok Morey.
Zi Feng dan empat orang dari kelompoknya sebelumnya malah terlihat semangat dengan musuh mereka.
"Jadi, mangsa pertama kita seekor kadal ya boss?".
Suara yang begitu lembut dari seorang wanita satu-satunya di kelompok tersebut. Namun suara tersebut berbeda dengan ekpresinya yang terlihat kejam itu. Sorot matanya sangat jahat, dia memiliki rambut pendek seperti polisi wanita. Dan dia bernama Xia Meng.
"Sepertinya begitu. Apa boleh kami berempat saja yang maju boss?".
Salah seorang lainnya dengan kepala botak dengan banyak bekas sayatan di kepalanya itu ikut menanya kepada Zi Leng. Dia bernama Su Tong yang terlihat seperti bandit dan mengeluakan lidahnya setiap dia berbicara.
Mereka berdua bisa dianggap tangan kepercayaan Zi Leng. Setelah perebutan kekuasaan saat di ruang bawah tanah, maka terpilihlah mereka bertiga sebagai kandidat terkuat.
Di ikuti dua orang pria lainnya yang cukup kuat hingga mampu bertahan di keompok mereka dengan seleksi yang sangat kejam.
"Kalau begitu, kalian semua hadapi dua kadal itu. Dan yang satunya lagi, biar aku sendiri yang menghadapi".
Mata Zi Leng kini terbakar semangat, dan segera menerjang ke arah kadal itu. Dia membentuk tangannya seperti cakar macan yang akan menggoyak mangsa.
Li Bai hanya tersenyum jengkel melihat kepercayaan diri dari kelompok Zi Leng. 'Sepertinya memang tepat aku berubah haluan'.
Mereka pun mengikuti Zi Leng dan menghadapi dua kadal raksasa itu.
Kadal-kadal itu segera masuk ke dalam pasir dengan begitu cepatnya. Dilihat dari besar tubuh mereka, jelas itu sangat cepat hingga segera menghilang ke bawah pasir.
Dengan kecepatan yang hebat pula, kadal-kadal itu berjalan di bawah pasir dengan ekornya yang tegak ke atas. Sepert mesin pemotong daging yang bergerak menjemput dagingnya sendiri.
Ekor-ekor itu bergerak dan seketika ekor itu telah membunuh tiga orang dari kelompok mereka. Mereka tidak mampu menghindari kecepatan kadal tersebut yang terus mengejar mereka. Meski telah berusaha lari, ekor pedang tersebut mengikuti tubuh mereka hingga terpotong.
"Humph! Dasar lemah, tentu saja mereka akan terpotong". Nada sombong mencemooh mayat yang telah terbelah itu keluar dari Xia Meng.
"Biarkan saja. Tetap fokus terhadap mereka". Teriak Zi Leng.
Li Bai hanya berdiri di atas bebatuan dan berusaha tetap tenang. Dia mengamati semuanya yang sibuk menghindari kadal tersebut.
Namun ketika Zi Leng melirik kepadanya, Li Bai berusaha terlihat begitu ketakutan. Itu adalah sebuah akting yang sangat alami bahkan mampu mendapatkan penghargaan aktor terbaik.
Zi Leng hanya mendesah dengan ekspresi pasrah. Dia hanya tidak begitu peduli dengan orang yang lemah.
Zi Leng dan semuanya yang masih sibuk menghindari, akhirnya mendapatkan kesempatan menyerang. Kadal-kadal itu mulai keluar setelah mendapatkan tiga orang mangsanya.
"Sekarang!". Teriak Zi Leng memimpin serbuannya.
Sebuah pukulan dengan telapak tangan yang seperti cakar terbang dengan tubuh Zi Feng yang melompat ke arah kepala kadal itu. Gerakannya sangat cepat meski bertumpu dengan pasir yang goyah.
Seketika mata kadal itu mengeluarkan darah setelah kepalanya berkontak dengan pukulan Zi Leng. Bekas tangan Zi Leng juga tertanam di kepala kadal tersebut yang memuncratkan darah segar.
Empat orang lainnya juga memberikan pukulan mereka. Hasil yang mirip juga terjadi pada kadal yang tersisa. Meski itu masih sedikit lemah dari serangan Zi Leng yang terlihat dari bekas pukulan mereka.
Semua dari mereka menggunakan kemampuan yang sama yaitu Tapak Anjing Iblis Neraka. Meski masih dalam versi terlemahnya, namun kemampuan tersebut mampu membunuh hewan iblis tersebut.
Setelah kematian kadal itu, Zi Leng melihat dengan seksama. Sebuah ide muncul di kepalanya. 'Itu bisa digunakan', matanya tertuju pada ekor-ekor kadal tersebut.
Meski kadal itu besar, namun ekor mereka tidak terlalu besar dari pedang sesungguhnya. Setelah memotong ketiga ekor tersebut dengan mengandalkan ekor lainnya, Zi Leng dan dua orang kepercayaannya memiliki senjata yang cukup berguna untuk digunakan.
"Wah, saudara Zi memang luar biasa". Uja Li Bai yang turun dari batu sebelumnya.
"Humph! Terserah kau saja, pengecut. Jika kedepannya kau malah menghambat kami, itu akan menjadi akhir bagimu". Balasan dingin dari Zi Leng menutup percakapan pendek mereka.
…
Disaat yang sama, Morey terlihat sedang berlari dengan sangat cepat. Melewati cabang-cabang pohon yang berbelok-belok dan tidak simetris membuatnya sedikit kesusahan menjaga kecepatan tersebut.
Di belakangnya lima ekor monyet raksasa dengan ekor mirip kepala ular masih mengejar Morey. Mereka mampu mengejar Morey yang telah banyak meningkatkan pon [AGI] miliknya.
'Sial! Sekarang apa yang harus aku lakukan? Aku masih belum memiliki ide untuk mengalahkan mereka'. Dia berusaha memutar otaknya. 'Jika terus begini, tidak akan ada yang berubah'.
Morey segera menghentikan langkahnya dan berbalik berdiri seperti menantang para monyet tersebut.
Anehnya, monyet tersbut juga berhenti seperti meniru gerakan Morey. Mereka berlima menatap Morey yang sudah banjir keringat.
Secara tidak sadar, kekuatan Morey telah sedikit berkurang. Itu disebabkan karena ras Vampir miliknya. Di bawah sinar matahari, dia akan kehilangan lima persen kekuatan aslinya.
Namun, Morey yang tidak mengetahui merasa wajar dengan kelelahan yang diterima oleh tubunya. Meski begitu, monyet tersebut lebih tenang dari kelihatannya.
Morey mendesah memikirkan nasibnya. Namun semua itu tetap harus dilaluinya.
Morey menyapu pandangannya ke semua monyet itu dari kiri ke kanan. "Tunggu saja! Sebentar lagi kalian akan ku hajar!"
"Uuwooo!"
Morey bersorak dengan berlari memutari monyet-monyet yang berbaris itu. Lalu dia mengaktifkan skill [Iblis Penyamar] miliknya. Seketika Morey menyembunyikan keberadaannya di hapadan monyet tersebut.
Monyet yang kehilangan pandangan mereka terhadap Morey terlihat menengok ke segala arah yang berusaha mencari Morey.
Sambil diam-diam, Morey melompati pepohonan dan mulai mendekati salah satu monyet yang berdiri paling tepi di barisannya. Morey mengincar mata monyet tersebut dan menunggu kesempatan itu datang.
Ketika dia akhirnya melihat celah, Morey melompat dan segera melesatkan pukulannya tepat ke mata monyet itu.
"GUOOOOooo!!"
Monyet itu beteriak, lalu Morey kembali menghilang di antara pepohonan itu.
Monyet yang lain juga terkejut dari rekasi mereka yang melihat teriakan rekan mereka. Mereka melihat seputaran dan masih tidak menemukan Morey.
Morey kembali melakukan serangan, dan kali ini dengan pukulan ke kepala dan itu berhasil membunuh satu monyet yang matanya kesakitan sebelumnya. Setelah menerima pukulan tersebut, kepalanya mengeluarkan darah seperti mengalami keretakan karena pukulan tersebut.
"Tinggal empat" Gumam Morey sambil mengelap keringat di wajahnya dengan telapak tangannya.
Kemudian Morey kembali melakukan hal yang sama yang membutukan waktu dan kesabaran. Dan hingga akhirnya kembali berhasil membunuh tiga monyet lainnya.
Meski begitu, dia terlihat seperti sudah kehabisan tenaga. Matanya sedikit berkunang ketika sedang bersiap mengejar pimpinan monyet yang tersisa.
'Ah, itu tinggal satu lagi, aku haru bertahan'. Dengan mengumpulkan seluruh tenaga yang dimiliki, Morey kembali mengincar wajah monyet tersebut.
Dia perlahan bergerak dari dahan ke dahan seperti monyet, dan mencari waktu yang tepat untuk menyerang.
"GUUOOOOOOO!!!!"
Auman Monyet Perak Ekor Ular kali ini lebih memekakkan telinga. Gendang telinga Morey serasa berdengung. Kepalanya ikut berdenyut setelah itu.
'Dasar monyet berisik, kepalaku jadi sakit tau?'.
Morey sedikit terkejut namun matanya tetap dengan pancaran percaya diri. Mata yang telihat jahat dengan senyumnya yang selaras bersekutu di wajahnya.
Morey melompati monyet tersebut yang masih sibuk melongo ke sana kemari mencari Morey. Meski tampaknya entah bagaimana terlihat agak meremehkan Morey yang kembali mengincar wajahnya.
Namun saat Morey akan menyerang dan sedang berada di udara—
'Teet!'
'Mana karakter telah habis. Mematikan skill [Iblis Penyamar]'
Suara sistem membuat wajah Morey putih pucat. Meski sedang dengan adrenalin yang terpacu, namun suara tersebut sangat dapat dipahami oleh Morey.
"Ah, Sial!". Kata-kata Morey tepat disaat matanya bertemu dengan mata monyet tersebut. Karena skillnya yang telah dinonaktifkan, Morey telah dapat terlihat oleh monyet itu. Momentum yang tidak dapat dihentikan itu hanya menunggu nasibnya.