Chapter 15 - Pembagian Tugas

Langkahnya terhenti, tepat setelah mendengar suara itu. Sebuah hologram berbentuk layar keluar setelah suara di depan wajahnya.

Sebuah pemberitahuan!.

Morey telah menantikan untuk datangnya pemberitahuan tersebut. Tidak terasa itu sudah tiga jam semenjak dia mengalahkan hewan iblis monyet sebelumnya itu.

'Teet!'

'Selamat! Skill [Iblis Penyamar] kini telah naik menjadi skill [Iblis Ilusi Surga] tingkat E/A (0/30.000)'

'Efek : Mampu menciptakan ilusi dengan diri sendiri sebagai pusatnya yang mengelabui pandangan lawan seperti sangat nyata. '.

Sekarang sebuah skill baru muncul di layar statusnya. Dan lebih tepatnya itu adalah perubahan.

Sebelumnya Morey memiliki skill [Iblis Penyamar] yang mana kini telah berubah seutuhnya menjadi [Iblis Ilusi Surga]. Dan skill sebelumnya kini telah benar-benar menghilang dari layar statusnya.

"Wooah!!"

Morey sangat kegirangan, matanya melebar, tidak dapat berkata-kata selain rasa kagumnya yang begitu besar. Dia bahkan lebih aneh dari sebelumnya jika dilihat wajahnya saat ini.

'Skill milikku kini telah berubah. Dari namanya saja sepertinya ini sangatlah kuat. Meski aku hanya mengerti sebagian dari efeknya, tapi tatap saja ini adalah yang terbaik'.

Kekecewaan sebelumnya karena mendapat peningkatan skill [Penghisap Darah] yang tidak begitu besar, kini tergantikan oleh kebahagian yang tumpah-tumpah. Morey tidak berhenti tersenyum melihat layar statusnya.

'Surga ya? Sebelumnya aku juga memiliki skill yang berhubungan dengan neraka'. Morey sudah tidak sabar ingin mencoba skill barunya. Tanpa menunggu lama, Morey segera mengaktifkannya.

"[Iblis Ilusi Surga]".

Tidak ada apa-apa? Tidak ada yang berubah dari tubuhnya.

Namun, ada sedikit perasaan sejuk di sekujur tubuhnya. Dia juga tidak yakin, sepertinya skill barunya telah aktif tanpa ada efek apapun.

'Apa sebenarnya ini? Tidak ada perubahan?' Morey berubah bingung karena tidak ada yang terjadi selain perasaan sejuk sebelumnya. Apa skill ini rusak atau bagaimana? Atau bisa jadi efek dari skill tersebut hanya dapat dilihat oleh orang lain?

Yang jelas Morey sedikit agak kecewa karena tidak dapat melihat efek skill tersebut.

Namun wajahnya kembali cerah. 'Apa kucoba saja saat bersama Ni Feng mungkin ya? Dan mungkin dia akan dapat melihat apa yang sebenarnya terjadi'. Morey meninju pelan telapak tangannya sendiri.

Karena sudah mendapatkan ide yang patut dicoba, Morey kembali bergerak dan berlari ke arah hutan sebelumnya. Dia tidak sabar ingin mendengar reaksi dari Ni Feng, karena hal itu dapat mengubah apa keputusan yang akan dia lakukan dalam bertahan hidup du masa depan.

Dalam sekejap kini telah dapat terlihat batas hutan tersebut. Dan sepertinya Ni Feng dan yang lainnya menunggu Morey di depan perbatasan tersebut sebelum masuk hutan.

"Kakak, kau telah datang. Jadi bagaimana kita sekarang?"

Ni Feng melayangkan petanyaan yang membuat Morey harus berpikir ketika baru saja sampai. Tanpa segan-segan, Ni Feng malah terlihat bersemangat untuk bertanya.

"Bagaimana kita sekarang?".Morey mengulang kalimat sebelumnya dari Ni Feng karena pertanyaan mendadak baginya tersebut.

"Betul kak. Sekarang sudah mulai gelap, apa kita harus membuat kemah atau api unggun? Bagaimana soal makanan? Dan juga di mana sebaiknya kita beristirahat mala mini?"

"Ap-apa? Tunggu, tunggu!" Morey memberikan tanda berhenti dengan telapak tangannya. "Biarkan aku berpikir dulu. Jika ada dari kalian semua yang memiliki saran bagus, bisa kita perundingkan berasama. Itu juga jauh lebih baik!".

Morey mencari waktu dengan mengajak semuanya berpikir dan berdiskusi. Dia juga mendesah ketika semua orang sedang memikirkan dan tiaddk ada yang memperhatikannya.

Itu karena dia lelah membawa orang-orang yang menjadi beban baginya. Ketegasan yang pernah dia perlihatkan kepada Ni Feng kini sedikit melunak karena menghargai Ni Feng.

Namun jika terus berlanjut seperti ini, mau tidak mau dia akan mencari cara untuk memangkas kelompok tidak bergunanya.

Dan sebelum itu, dia mencoba dengan diskusi. Jika mereka memberikan ide-ide yang akan membantu, maka akan dipertahankan. Namun jika tidak, sebenarnya Morey bukanlah orang yang mementingkan orang lain selain tujuannya.

Melihat semua wajah orang-orang itu memerah karena berpikir, bahkan seperti akan berasap keluar dari kepalanya itu, Morey menjadi pesimis. 'Chkk! Sepertinya memang tidak berguna".

Tiba-tiba, dari kedelapan orang itu yang termasuk Ni Feng, salah satunya mengangkat tangan. Dia merupakan salah satu anak dengan tubuh paling berotot di antara semuanya. Dia juga merupakan orang yang dititipkan bendera kelompok oleh Ni Feng sebelumnya.

Setelah mengangkat tangannya, perlahan dia maju sedikit lebih dekat dengan Morey.

"Kakak, aku punya ide. Tapi… aku tidak tahu kalau ini akan bagus".

Meski tubuhnya tegap, tapi suaranya tidak tegap sama sekali. Dilihat dari wajahnya, malahan dia adalah orang dengan tipe yang suka bepikir. Morey juga setuju dengan itu ketika dia melihat dari bawah ke atas penampilan anak itu.

"Tidak apa-apa. Katakanlah padaku!"

"Mm, baik kak. Itu… bagaimana jika kita bagi kelompok. Kita bagi menjadi tiga kelompok dengan tiga orang di dalamnya. La-lalu, setiap kelompoknya diberi tugas masing-masing. Seperti menacari makan, tempat beristirahat, dan juga hal lain seperti senjata, atau mengintai jika ada musuh yang datang".

Semuanya mulai menengok ke atas sambil berpikir apa yang mereka dengarkan dari pria itu. Mereka terlihat cukup setuju dengan ide itu.

"Lalu, kita jadikan tempat ini sebagai pusatnya. Jika sudah menemukan sesuatu, bisa kembali ke sini. Tapi jika tidak menemukan apa-apa hingga bulan bersinar terang, maka mereka tetap akan kembali melaporkan. Dan terakhir, jika ada musuh, jangan serang. Sebisa mungkin untuk tetap bersembunyi sambil mengumpulkan informasi. Jika ketahuan, segera kembali atau buat keributan dengan pepohonan agar semua dapat mendengarnya.

Setelah melanjutkan apa yang dikatakannya sebelumnya, pria itu tersenyum. Seperti semua beban di pundaknya kini telah terangkat. Dan dibagikan kepada semua orang.

Morey hanya mengangguk-angguk kecil seraya mencubit-cubit dagunya. Dia hanya tidak masalh dengan apapun yang akan keluar.

Karena semenjak dirinya menjadi vampir, kelaparan maupun tidur, lebih dapat ditahan daripada yang lainnya. Juga, semenjak dia berlatih kultivasi, rasa lapar dan kantuk itupun semakin mengecil.

Hanya saja, dia tetap melakukan karena kebiasaan, serta hawa nafsu yang memintanya untuk itu. Bukan karena rasa lapar ataupun kantuk. Selain itu, dengan tidur, mananya juga dapat terisi meski sangat sedikit dan lama.

Sementara Morey yang tidak mempermasalahkan, ketujuh orang lainnya juga menyetujui pendapat tersebut. Entah itu karena memang mengerti, atau hanya malas memikirkan ide lainnya. Yang jelas saat ini mereka sudah mengetahui tugas di dalam kelompok itu.

Dan sekarang tinggal membagi tugas tersebut kepada kelompok yang akan dibagi.

"Baiklah. Aku akan satu kelompok dengan kakak Mo!". Ni Feng dengan lantang meneriakkan isi pikirannya yang ingin bersama Morey.

Tentu yang lain segera menolah keinginan tersebut.

"Tidak bisa begitu Ni Feng!".

"Benar! Benar sekali".

"Haah? Apa maksud kalian?"

Ni Feng sedikit terpicu emosi dengan penolakan itu. Namun sepertinya dia dapat menahannya.

"Mm, i-itu betul juga Ni Feng. Sebaiknya kita bagi sama rata. Maskudku, kau dan kakak Mo sama-sama yang terkuat di kelompok ini. Jadi jika kalian bersama, yang lain akan mudah dikalahkan jika sesuatu terjadi".

Pria berbadan tegap sbelumnya kembali menjelaskan dengan baik. Ni Feng segera meliriknya dengan tampang masam. Keningnya juga ikut mengkerut.

"Siapa kau sebenarnya? Aku bahkan tidak tau dengan namamu. Dan apa yang kau katakana sebelumnya, mm, bagaimana ya?". Ni Feng sedikit ragu-ragu menjawabnya.

"A-apa? Aku bahkan tidak tau anggota kelompokmu? Ah, baiklah. Namaku Mu Kang, jadi bisa memanggilku dengan begitu. Dan apa yang aku katakana sebelumnya, setiap kelompok akan dipimpin oleh kakak Mo, Ni Feng, dan kurasa diriku".

Semuanya kembali tampak berpikir, namun wajah mereka lebih puas daripada setelah mendengarkan pendapat Ni Feng sebelumnya.

"Hm, Kurasa itu bagus. Baiklah, mari kita pakai saran Mu Kang". Kata Morey yang lebih seperti hakim di persidangan itu. Semuanya menunggu persetujuan dari Morey.

Maka dengan itu, dibagilah menjadi tiga kelompok dan dipimpin oleh seperti yang telah disepakati.

Kelompok Morey mencari makanan, itu agar dia dapat mengambil darah dari mayat yang ditemuinya nanti. Lalu kelompok Ni Feng sebagai pengintai yang memeriksa keamanan sekitar. Lalu terakhir ada kelompok Mu Kang yang bertugas mencari tempat beristirahat.

Sore itu mereka dipenuhi ide-ide dan perdebatan. Namun sebaliknya, saat ini Morey jadi berusaha lebih menahan diri agar tidak membuang orang-orang yang menjadi beban baginya itu.

Setelah semua pembagian kelompok selasai, mereka segera berecana untuk bergerak. Morey dan kelompoknya akan pergi mengarah ke tempat dia bertemu Monyet Perak Ekor Ular sebelumnya.

Dia berharap akan ada hewan-hewan yang dapat memenuhi kebutuhan haus darahnya saat ini.

Dan kelompok Mu Kang akan pergi menelusuri dari daerah gurun hingga akhirnya menyisirinya ke dalam hutan. Dan sedangkan kelompok Ni Feng, mereka akan terus berpatroli sambil mencari dua tugas dari kelompok lain jika dia tidak sengaja menemukannya.

"Baiklah. Kita segera berangkat, dan kembali ke sini paling lambat sampai tengah malam, jika tidak kembali hingga saat itu, maka akan di anggap sudah tidak selamat dan segera ditinggalkan. Mengerti?". Morey memberikan pengumuman sebelum keberangkatan mereka.

Semua serentak menjawab "Dimengerti!".

"Baik, ayo pergi!"

Dalam sekejap, mereka semua pergi dengan arah yang tidak sama satupun. Mereka semua berpencar melaksanakan tugas masing-masing.

Morey kini membawa dua orang yang bahkan dia tidak menegnalinya sama sekali. Dan untuk menanyakan nama mereka, Morey juga sedikit malu dengan itu karena masih belum dapat mengingat nama mereka setelah tiga bulan lebih bersama.

Karena itu, dia hanya fokus pada arah di depannya tanpa berbicara sedikitpun. Meskipun itu akan menjadi canggung atau membosankan, itu lebih baik baginya.

Dua orang yang mengikuti Morey terlihat berbeda. Mereka terlihat sesusahan.

Mereka tampak sedang memaksakan diri mereka yang tidak diketahui tentang apa itu sebenarnya.

Dan tanpa disadari, semua itu adalah karena ulah Morey.

Ya! Morey yang terlalu fokus dengan apa yang di depannya bergereak dengan kecepatan santainya. Meski itu tidak santai sama sekali dengan dua orang dibelakang itu.

'Dia terlalu cepat'. Kedua orang itu secara serentak memikirkan hal yang sama tentang Morey. Mereka masih belum mengatakan dan terus memakasakan diri mereka mengikuti Morey.

Kemudian sebuah jarak yang sebelumnya hanya satu langkah dengan Morey, kini semakin melebar. Mereka sudah tidak sanggup mengimbanginya.

"Ka-kakak Mo! Tunggu…"

Mereka akirnya memanggil Morey dengan keras. Nafas mereka jelas tidak teratur.

Mendengar itu Morey berhenti dengan terpaksa. Wajah masamnya menunjukkan ketidak senangan. "Kenapa kalian berhenti?"

"I-itu, kamu terlalu cepat kak. Kami tidak bisa berada dalam kecepatan yang sama secara terus-terusan".

"Apa? Hmm, baiklah. Bagaimana sekarang? Apa kalian ingin istirahat di sini? Aku juga bisa pergi sendirian jadi tidak masalah jika kalian tidak ikut".

'Dengan begitu, akun dapat dengan bebas menggunakan skill milikku' pikir Morey sambil tersenyum tipis.

Kedua orang tersebut melihat satu sama lain. Ada ekspresi keberatan di wajah mereka. Namun itu juga bukan ide yang buruk. Hanya saja, sebeumnya mereka juga telah meninggalkan Morey sendirian. Jadi perasaan tidak enak merundungi mereka.

"Tidak apa kak, kami akan ikut kok. Tapi jika bisa, bolehkah kakak sedikit mengurangi kecepatan itu?".

"Hmm, boleh saja. Tapi jika kalian masih tidak kuat, kalian boleh beristirahat dan hanya menunggu aku kembali. Aku tidak akan keberatan. Jadi tidak perlu terlalu memaksakan diri".

Kedua orang itu tiba-tiba tersentak mendengar ucapan Morey. Entah kenapa, mata mereka seperti berkaca-kaca. Ada tangisan yang sedang mereka tahan.

Morey tidak paham dengan itu. 'Apa aku mengatakan sesuatu yang salah?' pikirnya setelah melihat ekspresi kedua orang tua itu. Keningnyapun ikut mngernyit.

Tapi semua anggapan Morey tersebut adalah salah. Mereka bukan bersedih karena kata-kata Morey yang kasar atau menyakitkan. Hanya saja, saat ini mereka seperti melihat sesosok malaikat.

Mereka mengaggap Morey yang berkata begitu adalah bentuk kebaikan hati Morey yang mengkhawatirkan diri mereka. Mereka berpikir bahwa Morey merupakan sosok malaikan yang selalu menjaga mereka dan rela mengorbankan dirinya sendiri.

Mata itu adalah bentuk kekaguman mereka kepada Morey. Mereka sangat tersentuh dengan kata-kata Morey sebelumnya. Bahkan tidak ada yang mengkhawatirkan diri mreka sebelumnya.

Tapi Morey hanya meminta mereka untuk istirahat, untuk tidak memaksakan diri mereka jika lelah. Dan mau untuk pergi menjalankan tugas bersama seorang diri. Oh, begitu mulianya Morey itu.

Sedangkan Morey saat ini juga sedang senang. Dia sepertinya akan memiliki kesempatan untuk meninggalkan mereka dan pergi sendirian. Meski itu tidak selamanya, setidaknya dia dapat berburu tanpa ada yang melihat skill [Penghisap Darah] yang akan dia gunakan.

"Baiklah jika kakak Mo mengatakan begitu. Kami akan menghargai maksud dari kaka". Mereka berdua kali ini tersenyum kepada Morey dengan wajah yang memancarkan cahaya ketulusan.

'Ughh, apa ini? menjijikan'. Morey berpikir lain lagi dan tidak paham dengan apa yang dikatakan kedua orang itu. Namu dia hanya mencoba untuk tetap tenang.

"Uhm, baik, mari kita lanjutkan".

Morey kembali melanjutkan perjalanan seperti sebelumnya. Kali ini dia sedikit mengurangi kecepatannya. Meski begitu, itu tetap saja merupakan kecepatan masksimal mereka. Dan tidak lama lagi mereka akan kembali menyerah.

Dan itulah sebenarnya tujuan Morey. Dia sengaja hanya menurunkan sedikit kecepatannya. Agar dia dapat meninggalkan dua orang yang di anggap pengganggu olehnya itu.