Chapter 17 - Bendera Biru

"Hei Brengsek!! Apa kau tuli?" Teriak Su Tong lagi yang mulai kehabisan tenaga.

Xia Meng juga bingung dengan tingkah Li Bai yang tidak seperti biasa. Dia bahkan hendak turun tangan memberi pelajaran kepada Li Bai. Tapi tiba-tiba, sesuatu bergemuruh dari dalam gua.

Semuanya tersentak dengan bunyi itu. Lalu seseorang keluar dari sana yang mana itu adalah Zi Leng. Dia telah selesai dengan kultivasinya.

Dari pintu goa itu, Zi Leng memperhatikan semuanya. Lalu Li Bai yang sebelumnya diam mendekat ke arah Zi Leng. Seperti sebelumnya, dia dihentikan oleh Xia Meng.

"Bukankah sudah kubilang sebelumnya padamu?" Ucap Xia Meng memperingatkan.

Lalu Li Bai hanya mengangguk kecil. "Aku tahu kok. Dan juga, aku tahu Zi Leng telah selesai dengan kultivasinya dan menembus tahap elit. Oleh sebab itu, aku menantinya dan ingin menyerahkan senjata ini kembali padanya".

"Apa maksudmu?"

Kali ini Xia Meng perlahan menurunkan senjata yang sedang diarahkannya kepada Li Bai. 'Bagaimana dia bisa?' Pikir Xia Meng yang penasaran dengan Li Bai. Padahal dia berada lebih dekat dengan Zi Leng, tapi bahkan tidak merasakan sebelumnya ketika Zi Leng selesai dengan kutivasinya.

'Chkk… Apa itu karena aku terlalu fokus pada mereka ya? Ya, pasti begitu' Ucap Xia Meng di dalam benaknya.

Li Bai yang sedang berdiri di depanya menyerahkan senjata itu padanya. "Kalau begitu, kau saja yang menyerahkan kepada Zi Leng".

Xia Meng menatap Li Bai sejenak sebelum menerima senjata itu. Lalu dia berbalik dan menyerahkan senjata tersebut ke tangan Zi Leng yang berada di belakangnya.

Zi Leng hanya menyipitkan matanya dengan kening yang mengkerut.

"Ada apa ini sebenarnya?" Tanya Zi Leng yang tidak tahu apa-apa dengan situasinya.

"Bos, dapatkah kau menolongku sebentar? Aku sedikit kelelahan di sini". Teriak Su Tong yang menyela di tengah suasana tegang itu.

Zi Leng sontak melihat ke arah Su Tong yang sedang menahan tekanan dari cakar Beruang Landak Es itu. Lalu dia sedikit mengangkat bahunya dan mendesah karenanya.

"Tidak buruk juga. Aku akan mencoba kekuatan tahap elit ini sebentar". Jawabnya yang segera berlari ke arah beruang itu.

Karena beruang yang sedang berusaha menyerang Su Tong tanpa memperhatikan pertahanannya, Zi Leng dengan mudah mendapatkan celah untuk menyerang.

Incarannya saat in tepat dengan posisinya. Yang sejajar dengannya saat ini adalah rusuk beruang tersebut. Karenanya, dia mencoba menyerang bagian itu.

"Kita coba pukulan itu saja dulu". Gumam Zi Leng yang terdengar lirih sambil bersiap memukul beruang itu dengan telapak tangan kanannya. Sementara pedang itu hanya dia pegang dengan yang satunya tanpa menggunakan.

Zi Leng hanya mengetes kekuatan barunya setelah naik tahap. Oleh sebab itu, dia hanya mengandalkan pukulannya.

Tapi tepat ketika pukulan itu mengenai rusuk beruang, beruang tersebut untuk pertama kalinya meraung dengan keras karena kesakitan.

Beruang itu terdorong ke samping setelah menerima pukulan itu. Su Tong juga telah lepas dari beruang itu yang kini pandangan kebenciannya hanya tertuju pada Zi Leng.

"Ada apa? Kau kesakitan?" Ledekan Zi Leng kepada beruang itu.

Lalu seolah mengerti, beruang itu menerjang ke arah Zi Leng dengan sangat yakin. Tapi dari pada keyakinan, itu lebih tepatnya disebut dendam yang membara.

Tanpa menghiraukan Su Tong lagi, dia beruang itu hanya fokus pada Zi Leng.

Sebuah serangan berupa tamparan beruang dengan cakar besarnya dilancarkan. Namun Zi Leng dengan ramahnya menghindari serang tersebut.

Zi Leng menghindari layaknya sedang bermain dengan anak kecil. Itu kelihatan sangat mudah baginya.

Setiap beruang itu menyerang, Zi Leng telah berada di belakangnya. Beberapa kali hal seperti itu terjadi berulang-ulang. Lalu merasa dimainkan, ketika Zi Leng akan mendarat di belakangnya, beruang itu menembakkan jarum es yang berada di punggungnya.

Panjang setiap jarumnya kira-kira sekitar 50 centimeter hingga satu meter.

Sedikit tersentak, namun Zi Leng kembali dapat mengendalikannya. Setiap tembakannya cukup kuat yang dapat melubangi tubuh seketika. Namun bagi Zi Leng, serangan tersebut dapat dilihat dengan matanya dengan mirip gerakan lambat.

Dia menghindari beberapa dan menangkis dengan pedangnya selebihnya. Dia berpikir itu mudah lagi.

Beruang itu kini berhenti membabi buta sejenak. Dia memandangi Zi Leng sebelum auman kuatnya keluar. "GROOAARR!!"

Beruang itu kembali menyerang yang bahkan lebih cepat dari sebelumnya. Dia terlihat mengeluarkan seluruh tenaganya untuk serangan ini.

Zi Leng hanya tersenyum, lalu dia kembali mendesah. "Yah, sudah tidak ada lagi yang bisa kudapatkan darimu. Sekarang waktunya mati!".

Zi Leng kini menyiapkan kuda-kudanya yang memperlihatkan bahwa serangan selanjutnya akan meggunakan pedang itu.

Dan benar saja, tepa ketika beruang itu melompat ke arahnya, Zi Leng menyerangnya satu kali dan kembali menghindar. Dia kembali berada di belakang beruang tersebut.

Tapi anehnya, beruang tersebuy sudah tampak tidak bergerak. Lalu dari dekatnya keluar asap tipis. Itu adalah pertemuan dari darah beruang yang panas dengan tumpukan salju yang dingin.

Salju di sekitarnya memerah dan sebagian mencair karena panas darah tersebut. Lalu sebagian kembali membeku karena hujan salju masih belum berhenti semenjak mereka menginjakkan kaki di daerah bersalju itu.

Tapi terlepas dari semua itu, jelas Zi Leng telah berambah kuat. Hanya satu tarikan pedang, dia mampu memotong secara bersih leher beruang itu dengan seketika.

Semua yang melihatnya di kelompok itu ternganga. Kecuali Li Bai yang hanya tersenyum dengan wajah polosnya. Sementara yang lain masih takjub melihat, Li Bai bersorak.

"Yeaay… Beruang itu telah mati. Kau memang yang terkuat Bos". Sambil memberikan jempolnya yang mengisyaratkan bahwa itu adalah hebat.

Lalu semua yang terdiam juga tersadar dengan suara Li Bai. Mereka segera bergegas mengerumuni Zi Leng.

"Wah… itu kuat sekali bos. Kau memang terbaik bos, hahaha". Puji Su Tong.

"Memang itu luar biasa bos, aku tambah kagum" Lanjut Xia Meng memnuji.

"Iya Bos.. sangat kuat".

"Betul sekali".

Mereka semua sangat antusias melihat kekuatan bos mereka semakin meningkat. Mereka seperti benar-benar mengagumi Zi Leng dengan sangat parah.

Li Bai hanya tersenyum dari kejauhan. Dia seperti orang yang sama seperti sebelumnya. Seperti orang bodoh penakut yang selalu bergantung dengan bantuan orang lain.

Lalu tersadar, Su Tong kembali mengingat perlakuan Li Bai sebelumnya. Dia melihat ke arah Li Bai dengan tatapan sinis.

"Hei kau brengsek! Kenapa tadi kau hanya diam, huh?"

"Bukannya aku juga sudah menjelaskannya. Semua itu karena aku sedikit takut, lalu aku merasa bahwa bos Zi telah menyelsaikan kultivasinya. Pertarungan tu bisa menjadi bahan percobaan baginya bukan?" Jawab Li Bai sambil memegang kepalang belakangnya dang sedikit membungkuk.

"Sudah, hentikan. Sekarang bagaimana keadaanmu? Apa kau butuh untuk beristirahat atau dapat terus melanjutkan misi kita?" Ungkap Zi Leng.

"Tenang saja bos, aku dapat melakukannya". Balas Su Tong dengan percaya diri.

Melupakan semuanya, Zi Leng dan semuanya bermaksud melewati salju itu hingga sampai ke tempat dengan lingkungan baru yang lebih baik. Karena mereka juga dapat merasakan dingin meski mencoba menahan dengan energi jiwa mereka.

Di situasi lain, Morey menemukan kelompok lain yang sedang melakukan pertarungan. Di sana, kelompok tersebut sedang bertarung dengan sosok ular raksasa bewarna hitam. Dan juga, mereka bertarung di dalam kondisi hujan yang sangat lebat.

Sedangkan Morey yang melihatnya, tidak ada satu tetesun terkena hujan tersebut. Karena, semua itu adalah tempat dengan lingkungan lainnya yang sepertinya, itu adalah tempat dengan hujan lebat tanpa henti.

Dan menariknya dari itu, meski hujan lebat tanpa henti terus tercipta, tidak ada yang namanya banjir di sana.

'Apa aku harus menolong mereka ya? Tidak… mereka adalah bagian dari tim musuh. Jadi akan lebih baik jika mereka semua kalah dan saling melukai dengan ular itu'. Batin Morey mengamati.

Dengan niat menunggu kedua sisi sama-sama terluka, hal yang sedikit mengcewakan terjadi di depannya.

Tidak berselang lama, ular tersebut menumpas habis semua bagian dari kelompok tersebut. Itu benar-benar berat sebelah, tidak ada perlawanan yang berarti dari kelompok tersebut.

'Tapi tidak apa-apa. Aku akan mendapat jackpot dengan semua ini'. pikir Morey yang segera menyusul ular hitam tersebut.

Dan sepertinya, ular itu akan menelan mereka yang telah tidak bernyawa itu. 'itu tidak boleh terjadi' Pikir Morey segera melakukan serangannya. Karena dia bepikir untuk menyerap darah manusia tersebut juga akan menguntungkan baginya.

Dan karena efek dari penyerapan sebelumnya, ular tersebut tidak butuh waktu lama bagi Morey mengalahkannya. Morey bahkan sempat membanting tubuh ular tersebut dua kali dengan memegang ekornya.

Dan ketika ular tesebut tampak pusing, Morey mengakhiri dengan pukulan keras ke kepala yang langsung memecahkannya.

'Selamat! Mengalahkan hewab iblis tahap elit tingkat empat, pengalaman karakter +8000'.

'Teet!... Selamat level karakter naik ke level sepuluh'.

Lalu tanpa segan-segan, Morey segera menyerap semua darah dari mayat yang tergeletak termasuk anggota kelompok sebelumnya.

'[Penghisap Darah] +5.000'

'[Penghisap Darah] +1.000'

'[Penghisap Darah] +800'

'Nampaknya perbedaan hasil dari penyerapan darah ular itu dengan kelompok itu sangat besar. Berarti itu juga menjelaskan jarak antara kekuatan mereka bukan?.

Lalu di layar statusnya juga ada beberapa perubahan di sana.

Nama : Morey Silverstone

Gelar : Pangeran Kegelapan (?)

Level : 10 [Tahap Pejuang Tingkat lima](100/20.000)

[HP : 90], [MP : 107],

[AGI: 46], [PHY. ATK : 28], [PHY. DEF : 28], [MAG. ATK : 21], [MAG. DEF : 26]

Skill : [Jantung Vampir] Tingkat A,

[Penghisap Darah] Tingkat C/A (18.400/20.000),

[Iblis Ilusi Surgawi] Tingkat E/A (0/30.000),

[Iblis Sembilan Neraka] Tingkat E/B] (1.002/8.000), ??, ??

Poin Atribut : 12

Selain skill [Iblis Penyamar] yang kini telah berubah menjadi [Iblis Ilusi Surgawi], level Morey telah naik ke tingkat sepuluh. Tapi untuk menuju level berikutnya, membutuhkan poin pengalaman yang dua kali lebih besar dari sebelumnya.

Sebelumnya setiap naik level, poin pengalaman yang dibutuhkan akan naik sebesar seribu dari sebelumnya. Sekarang dari 9.000 naik menjadi 20.000.

'Sepertinya itu berhubungan dengan tahap pejuang tingkat lima milikku. Karena setelah ini aku akan naik ke tahap elit tingkat satu, mungkin itu membutuhkan persiapan lebih dala mencapainya'.

Apa yang dipikirkannya tidaklah salah. Morey kemudian ssegera memeriksa barang-barang bawaan dari kelompok sebelumnya. Semua hanya potongan kain lusuh yang melekat pada tubuh mereka.

Namun yang menguntungkan dari kain tersebut adalah sebuah kain bewarna biru yang terpasang ke sebuah tongkat. Ya, itu adalah bendera dari kelompok tersebut. Dengan begitu, Morey telah mendapatkan satu bendera dari empat yang untuk dikumpulkan.