Mata yang berapi-api tidak berkedip memandangi Morey. Ni Feng lagi-lagi mendatangi Morey setiap selesai berkultivasi. Namun kali ini ada yang berbeda dengan tatapannya yang meninggalkan seberkas cahaya.
"Apa yang ingin kau katakan? Duel lagi? Ayo, aku akan menemanimu".
Morey bangkit dari posisi meditasinya. Dia melakukan peregangan yang membuat suara 'kretek' dari tulang rawan di jari dan lehernya.
"Bukan itu!". Suara Ni Feng kini terdengar sedikit pelan dan tampak berbeda dari biasanya. Meski pose tegap yang ditampilkannya namun tidak dengan wajahnya yang layu.
'Ada apa lagi dengan bocah ini sekarang?' Morey merasa sesuatu yang merepotkannya akan kembali datang dari anak yang berada di depannya itu.
"Terus, apa maumu kali ini?" Morey mencoba memberikan tekanan dalam nada suaranya agar tidak ada hal yang merepotkan berani keluar dari mulut Ni Feng lagi.
"Aku- Aku telah memutuskan".
"Memutuskan? Apa maksudmu?"
"Aku ingin menjadi saudara kakak Mo, aku bisa mulai dengan menjadi pengikutmu kakak! Apapun terjadi, aku akan selalu mengikuti kakak mulai sekarang".
Kebulatan tekad Ni Feng membuat Morey tersentak mendegarnya. Dia sedikit merasakan dingin di tulang punggungnya. 'Apa maksudnya ini?'
Wajah Ni Feng kini sangat tegang. Dia terlihat seperti supporter yang menunggu hasil kemenangan tim favorit mereka di detik-detik terakhir.
Morey segera mencerna apa yang baru saja terjadi. Kerutan keningnya seperti enggan dengan permintaan Ni Feng. Matanya menyipit mencoba lebih memahami.
Lalu di balik pemahamannya, orang yang berada di depannya saat ini, sedang mengeluarkan sumpah setia kepadanya.
Morey merasakan ada sesuatu yang berbeda di dalam hatinya. Tidak pernah ada orang yang berkata seperti itu kepadanya selama hidupnya. Jadi membuatnya merasa tidak tahu harus berbuat apa.
Tapi apakah itu mungkin cuman trik lain darinya agar Morey menjadi lengah?
Morey kembali menyadarkan dirinya dari lamunan itu.
"Apa kau serius?"
"Sangat serius!"
Pertanyaan Morey langsung dijawab tanpa keraguan sedikitpun oleh Ni Feng. Sorot matanya memancarkan keseriusan. Tidak habis pikir jika dia sedang berbohong dengan ekspresi seperti itu. Pasti dia akan memiliki bakat sebagai actor ternama.
'Ah, kenapa harus kupikirkan juga. Jika itu trik, kubongkar saja nanti, jika menghambat, kutinggal saja dan penghianatan…'.
Tidak berbeda dari pikirannya, Morey langsung saja mengungkapkan isi pikirannya kepada Ni Feng.
"Baiklah. Terserah padamu saja. Tapi ingat, jika kau sampai menghalangiku, kutinggalkan. Atau bahkan menghianatiku langsung kubunuh! Paham?"
Morey memberikan persyaratan yang cukup simpel baginya. Meski sebuah syarat, tapi itu merupakan buah keterus-terangan Morey dalam menerima seseorang yang akan mengikuti ke jalan hidupnya.
"Baik! Aku akan berjanji". Ni Feng membungkukkan badannya dengan sebelah kakinya yang berlutut. Bentuk hormat dan keseriusan Ni Feng dari ucapannya diperagakan dengan tingkah seperti itu.
Semua yang di dalam ruangan itu melihat samar ke arah Ni Feng dan Morey. Mereka penasaran dengan apa lagi yang akan di lakukan oleh kedua orang itu? Meski tidak begitu jelas, perlahan mata orang-orang di ruangan telah mampu beradaptasi.
Wajah Morey menjadi merah karena perlakuan Ni Feng yang begitu serius. Memang dunia itu sangat berbeda dengan dunia lama Morey, tapi tetap saja itu memalukan baginya.
"Y-ya… Baiklah. Sekarang kau boleh bangun". Dengan berusaha menarik lengan Ni Feng agar berdiri.
Li Bai yang ikut melihat juga terkejut dengan tingkah Ni Feng. Dia hanya memikirkan apa ada yang salah dengan otak Ni Feng setelah dibuat tidak sadar beberapa kali?
Soalnya, Li Bai yang cukup dekat dengan Morey, tidak pernah memikirkan untuk menjadi bawahan Morey. Baginya, semua akan di manfaatkan agar dapat bertahan di dunia yang keras itu.
***
Keesokan harinya, pria gigi kelinci dengan lengan yang panjang sebelumnya mucul lagi. Pria itu biasa di panggil Di Laoshu, yang merupakan seorang tetua rendahan yang bertugas menyaring calon murid baru bagi Sekte Iblis Kegelapan.
Disebut tetua rendahan karena dia telah lama setia kepada Sekte, meski hanya berdiri dari balik bayangan dan mengurusi pekerjaan yang dapat dibilang rendah bagi tetua. Juga, meski kuat, dia masih sangat lemah jika dibandingkan dengan tetua lainnya.
Jadi, atas dasar kesetiaannya yang telah lama itu serta posisinya yang bertugas urusan bawah dan selalu berada di bawah tanah, dia akhirnya disebut sebagai tetua rendahan.
Panggilan itu hanya diberikan oleh murid-murid sekte generasi yang telah lama. Dan lama-kelamaan, panggilan tersebut perlahan mulai mekar dikalangan seluruh sekte.
"Semuanya, sekarang tenang dan dengarkan!"
Dan sekarang, semuanya menjadi diam melihat Di Laoshu itu datang. Setiap kedatangannya, selalu memancarkan aroma busuk serta aura yang menakutkan. Itu adalah aura yang telah lama berhubungan dengan kematian.
Jika ada yang menutup hidung mereka ketika Di Laoshu datang. Seketika nyawa mereka akan di cabut sebagai hadiah keberanian mereka.
"Hebat juga kalian masih lengkap semuanya. Sekarang aku akan menyampaikan sesuatu agar kalian bersiap".
Senyum di balik sepasang gigi yang menonjol keluar itu memberikan perasaan tidak enak bagi mereka yang berdiri mendengarkan.
"Setelah sebulan ke depan, kalian akan diuji dengan pertarungan bersama kelompok lainnya. Dan untuk itu, kalian bebas memakai apapun yang ada di bawah tanah ini untuk meningkatkan latihan kalian".
Sebuah kata-kata yang membuat sebagian pendengarnya menjadi bersemangat. Mengepalkan tinju mereka dengan sikap seperti telah lama mereka menunggu hari ini. Meski mereka belum lama tinggal di tempat itu, mereka sudah merasa di rumah sendiri sekarang.
Meski banyak yang merasa begitu, namun tidak semua memiliki pemikiran demikian.
"Dan semoga leher kalian cukup kuat setelah latihan ini". Lanjut Di Laoshu dengan nada rendah yang cukup dingin kedengarannya.
Meski ada yang sedang bersemangat, namun tetap saja mereka merinding merasakan tekanan dari kata-kata pria di depan mereka itu.
Morey yang mendengar pengumuman itu juga memancarkan api persaingan. Dia juga ingin melihat perbandingan kekuatan dari orang-orang yang berada di bawah tanah itu.
Karena, setelah mendapatkan beberapa kekuatan berkat sistem, dia hanya pernah bertarung dengan Ni Feng dan kawanannya. Itupun tidak terasa sulit baginya.
Selain itu, pertarungan yang disebutkan juga dapat menjadi bahan bakar yang akan mengisi poin pengalaman bagi level karakter Morey. Itulah alasan terbesar Morey dalam gairah pertarungan yang ditampilkannya itu.
Di ikuti Li Bai yang tampak cukup tertarik dengan mata lebarnya yang membentuk lingkaran, serta Ni Feng yang telah bersumpah setia kepada Morey. Mereka bertiga menjadi garda terdepan di kelompok itu yang siap bergabung dalam pertarungan.
…
Sudah dua minggu semenjak pengumuman itu berlalu. Dan seminggu sebelumnya, Morey hanya melakukan latihan fisik yang bahkan tidak menaikkan status miliknya. Oleh sebab itu dia berhenti melakukannya.
Latihan tesebut tidak menambah apa-apa pada layar status miliknya. Dia terus melihat layar miliknya setiap selesai latihan, namun sama sekali tidak berubah.
'Apa ini percuma bagiku latihan fisik yang mengandalkan bantuan sistem?'. Dan semenjak itu dia hanya mengkultivasikan skill miliknya di ruangan gelap itu.
Nama : Morey Silverstone
Gelar : Pangeran Kegelapan (?)
Level : 6 [Tahap Pejuang Tingkat Dua](1.400/6.000)
[HP : 80], [MP : 98],
[AGI: 42], [PHY. ATK : 24], [PHY. DEF : 24], [MAG. ATK : 17], [MAG. DEF : 22]
Skill : [Jantung Vampir] Tingkat A (Max),
[Penghisap Darah] Tingkat D/A (0/10.000),
[Iblis Penyamar] Tingkat D/C (2.200/5.000),
[Iblis Sembilan Neraka] Tingkat E/B] (380/8.000), ??, ??
Poin Atribut : 15
Melihat status miliknya, Morey mulai memikirkan skill yang telah lama melekat pada dirinya semenjak pertama kali datang ke dunia barunya itu. Dia bahkan belum pernah memakai skill tersebut sama sekali.
'[Jantung Vampir] Tingkat A (Max).
Efek : Mampu menampung jumlah energi apapun yang di konversikan menjadi MP. Kapasitas : 98/?'.
'Dilihat dari efeknya, itu seperti sebuah skill pasif'. Melihat itu Morey merasa beruntung memilikinya. Namun batas kapasitasnya menunjukkan sebuah tanda tanya.
Selain itu, masih banyak tanda tanya lain yang tertera pada layar status Morey. 'Mungkin ada sesuatu salah dengan sistemnya, atau karena persyaratan tertentu belum tercapai untuk membuka tanda tanya itu?'.
Morey hanya bisa menerka-nerka karena tidak ada penjelasan yang pasti di dalam benaknya. Lalu matanya beralih pada skill yang satunya.
'[Penhisap Darah] Tingkat D/A (0/10.000)
Efek : Menghisap darah dari makhluk yang telah mati akan meningkatkan status karakter selama sepuluh jam. Semakin tinggi kualitas makhluk yang dihisap, semakin banyak peningkatan status yang diterima. Dapat di tumpuk dengan darah makhluk yang berbeda.
'Ternyata skill yang satu ini sangat bagus. Ini pasti akan sangat berguna bagiku nanti'. Morey yang baru menyadari skill dimilkinya kini mencapai kesimpulan baru.
'Namun, itu berarti aku harus mencari banyak darah. Atau lebih tepatnya membunuh bukan?' Tawa kecil yang terlihat licik di wajahnya mengundang perhatian Li Bai dan Ni Feng yang seketika menjadi merinding.
Namun kata-kata membunuh tidak memberikan efek berbeda bagi Morey.
Jika itu Haris saat di dunia lama, pasti kata tersebut bertentangan dengan hatinya. Namun berbeda dengan saat ini, kata pembunuhan itu seperti mengatakan sesuatu seperti 'akan memasak' atau 'akan memotong rumput'.
Mungkin itu semua karena ada pengaruh dari dunia yang berbeda atau tubuh vampir milik Morey. Yang jelas, Morey seperti tidak begitu mempermasalahkan apa yang akan dilakukannya itu.
'Selain meningkatkan level, juga meningkatkan status, meski itu tidak permanen sih. Tapi, itu akan membuat sekali dayung banyak pulau yang ku kuasai'. Melihat kesekeliling, pandangan Morey hanya dipenuhi oleh tubuh dengan bau keringat.
Banyak yang telah melatih fisik mereka dalam mempersiapkan diri dalam pertarungan. Juga ada Ni Feng dan Li Bai yang selalu berada di sisi Morey dalam berlatih.
Berbeda dari Morey, Ni Feng dan Li Bai telah memiliki skill bela diri yang dipelajari semasa sekolah di desa mereka masing-masing. Meski telah meminta tentang buku bela diri kepada Li Bai sebelumnya, namun Li Bai akhirnya menjawab tidak memilikinya.
Disamping itu Morey telihat sedang merencanakan sesuatu dalam renungannya. 'Tapi di mana aku bisa menemukan darah dari mayat jika tetap berada di sini?' Morey tampak bingung seraya memegang keningya yang mengerut.
Sementara itu, Ni Feng yang terlihat khawatir dengan sikap Morey mulai menghampirinya. "Kakak? Apa ada sesuatu yang salah?" Tanya Ni Feng dengan penasaran.
"Hmm, aku memikirkan cara keluar dari tempat ini". Jawab Morey datar.
"Keluar?"
Tanpa memperhatikan tanya Ni Feng, Morey segera melanjutkan. "Selain dengan kabur… cara satu-satunya hanyalah dengan memenangkan pertarungan nanti bukan?"
"K-kabur!?" Ni Feng sontak megeluarkan suara yang keras karena terkejut. Tanpa mendengarkan lanjutan dari jawaban Morey juga, telinganya hanya berhenti mendengarkan setelah kata 'Kabur' itu.
Dengan sigap dan refleksnya Morey segera menutup mulut berisik Ni Feng. "Sssht… Suaramu keras sekali bodoh! Kan aku bilang itu jika tidak ada cara yang lain? Bukannya aku juga memikirkan tentang memenangkan pertarungan, huuh?".
Suara lirih dengan gigi digertakkan Morey memarahi Ni Feng. Wajah panik Morey segera melirik ke segala arah memastikan tidak ada yang melihat mereka.
"Be-betul juga. Maafkan aku kak, karena kurang mendengarkan".
"Untuk sekarang, kau fokus latihan saja. Jadilah semakin kuat agar semuanya lancer saat di pertarungan".
"Tentu kak, terima kasih atas saran kakak". Ni Feng segera kembali dan melanjutkan latihan fisiknya dengan batu-batu besar sebagai alat bantunya.
Li Bai juga berekspresi sama dengan Ni Feng sebelumnya ketika mendengarkan isi pikiran Morey, namun tanpa bersuara. 'Apa yang dimaksud mereka berdua?'.
Meski tidak terlalu dekat, namun apa yang diucapkan Morey sebelumnya cukup jelas sampai ke telinganya.
Namun wajahnya memikirkan sesuatu yang tersembunyi dengan sebelah alisnya terangkat. Li Bai seperti berpikir keras dengan misterius sambil melihat mereka dengan tatapan miring.