Chapter 4 - Teman(?) Baru

Mata memelas sebelumnya seketika berubah menjadi mata seekor predator yang siap menerkam mangsanya. Itu adalah mata yang akan melakukan apa saja demi mencapai tujuannya.

"Jadi kami akan meninggalkan makanan kalian di sini".

"Dengan berat hati, kami akan menyerahkan pembagiannya kepada kalian. Jadi, selamat berbagi ya, semuaya".

Senior yang sekitar lima orang itu meninggalkan daging panggang itu di luar pintu ruangan tempat Morey berkumpul. Mereka melompat ke tempat yang lebih tinggi menyaksikan apa yang akan terjadi dengan pembagian makanan tersebut.

Seketika keheningan yang dibawa oleh para senior itu saat datang, berubah menjadi gemuruh setelah kepergian mereka. Suara mereka yang kelaparan terlihat seperti hewan buas.

Bahkan sebelumnya mereka hanya seperti orang yang berputus asa dan tidak memiliki keinginan apapun selain mengikuti perintah. Semenjak melihat daging itu, serta jumlahnya yang tidak sebanding, membuat mereka semua berubah menjadi sosok sejati diri mereka.

Sifat mereka, keinginan, semuanya kembali mencuat keluar.

Keserakahan ingin memiliki daging lebih banyak dan tak ingin berbagi, menyebabkan kerakusan serta keirian saat melihat yang lain telah menggenggam daging miliknya.

Demi mendapatkan itu, mereka bahkan memukul, mencakar, dan mengigit siapapun yang menghalangi mereka. Sungguh pemandangan yang baru memuakkan dilihat oleh Morey.

Meskipun begitu, dia tetap seolah telah terbiasa melihat kejadian itu. Dia hanya duduk bersandar di dinding tanah tanpa dekorasi itu melihat segerombolan orang yang saling melukai demi makanan mereka.

Dia cukup santai melihat pemandangan itu dan tidak ada rasa ternganggu sedikitpun.

"Hai saudara, apa kau tidak ikut makan? Apa kau tidak lapar?".

Sapaan dari salah seorang yang berada di kelompok itu yang sama tidak ikut makan dengan Morey.

Matanya lebar dan terlihat besar, dengan tatapan yang bersifat tajam seeperti seseorang pendukung keadilan. Dengan wajah polos dan rambut sebahunya yang terlihat seperti gadis itu, dia mulai menghampiri Morey.

"Tidak juga". Jawab Morey singkat tanpa menengok pria itu.

"Hmm., Oh iya, namaku Li Bai dari desa Shishiyangzi. Siapa namamu? Kau terlihat sedikit berbeda, dari desa mana kau berasal?". Tanya pria yang disebut Li Bai itu lagi sambil mengambil posisi di sebelah Morey.

"Ohh begitu".

Morey memandangai Li Bai dengan ekpresi sinis. Dia menaikkan salah satu alis matanya seakan heran dengan keakraban Li Bai. 'Ah, tapi sepertinya bocah ini bisa ku gunakan'.

"Morey, itu namaku. Desaku Chan Duoang, sangat jauh dari sini". Morey memaksa bibirnya melengkung membentuk senyuman sehingga menciptakan wajah yang tampak seperti para preman pemalak.

Seketika Li Bai menelan ludahnya karena merasa merinding melihat ekpresi jahat Morey. 'Ada apa dengan dia? Kenapa ekspresinya seperti tidak senang begitu?'.

Baginya, wajah Morey ketika Itu mirip tatapan iblis yang hampir berhasil menyesatkan manusia.

"Ah, haha.Be-begitu, Mo Reyin ya? Kalau begitu aku panggil saudara Mo saja". Sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal sama sekali.

"Morey! Bukan Mo Reyin! Oh ya, Li Bai bukan? Ada sesuatu yang ingin aku tanyakan padamu. Kau harus menjawab itu dengan jelas dan jujur, oke!"

Tatapan serius Morey membubat Li Bai dengan refleks menganggukkan kepalanya seketika. Degup jantungnya mulai menaikkan kecepatannya. Butir keringat yang mulai memberikan rasa gatal juga bergulir di keningnya.

Insting bertahan Li Bai yang tinggi hanya berkata sesuatu yang pendek, 'Dia berbahaya!'. Dia hanya bisa pasrah sambil mencari setiap jalan agar tetap selamat.

Dan untuk sekarang dia berpikir itu adalah mengikuti apa yang dikatakan oleh Morey. Tanpa sebuah pilihan lain yang lebih baik, Li Bai hanya bisa menerima.

Lalu tangan Morey bergerak pelan dari sisi tubuhnya ke arah Li Bai. Tanganya seperti macan yang akan menerkam mangsanya.

Li Bai hanya bisa memejamkan matanya karena situasi yang tidak memungkinkan baginya untuk berpikir.

'Gawaat… Apa aku akan benar-benar mati sekarang?' Pikir Li Bai yang tidak berkutik menunggu yang akan terjadi.

Pluk!!

Tangan Morey menepuk bahu Li Bai yang sedang terpejam dengan wajah yang mengkerut. Dia sedikit memiringkan kepalanya dengan tatapan heran.

"Sedang apa kau?"

"Hah? Eh? Er, tidak, tidak! Aku hanya memikirkan sesuatu. Ahaha" Jawab Li Bai yang panik serta heran dengan apa yang terjadi.

Dia sedikit malu dengan asumsi yang dia buat sebelumnya. Dia hanya panik tanpa sempat berpikir, sehingga menciptakan imajinasi bahwa Morey akan menyerangnya.

Morey juga terlihat heran melihat tingkah Li Bai yang tiba-tiba menjadi kaku setelah apa yang diperlihatkan seperti sok akrab sebelumnya. 'Ada apa dengan bocah ini? Apa kelaparan ini membuat otaknya menjadi bergeser?'

Akhirnya mereka berdua hanya tertawa satu sama lain dengan asumsi di kepala mereka masing-masing. Mereka juga menjadi terlihat akrab di satu sisi ketika itu.

Setelah keadaan menjadi normal kembali, Morey mengeluarkan gelombang pertanyaan yang membuat Li Bai kewalahan. Semua pertanyan Morey mengarah pada sistem dunia ini.

Dari penjelasan yang dapat di berikan oleh Li Bai, Morey telah mendapatkan beberapa informasi menarik. Meski itu terbatas karena kurangnya pengetahuan Li Bai.

Yang jelas, saat ini mereka berada di dalam Sekte Iblis kegelapan yang mana merupakan satu dari enam Sekte terkuat yang berlokasi di Lembah Hitam Kekacauan. Lalu, megenai kemajuan teknologi, bahkan ketika ditanya tentang itu, Li Bai hanya tampak seperti orang bodoh.

Selanjutnya mengenai kekuatan. Para kultivator memiliki tingkatan berdasarkan tingkat energi dan kekuatan bela diri mereka. Pada dasarnya, dunia saat ini merupakan dunia di mana yang terkuat yang berkuasa.

Tingkatan kekuatan itu sendiri memiliki beberapa tahap. Dan di antaranya yaitu tahap Pejuang yang merupakan tahapan pertama dan yang terendah.

Lalu di atasnya ada tahap Elit, Pejuang Elit , Master, Grandmaster, Legenda, dan tertinggi adalah Mitos.

Dan kabarnya masih ada tingakatan di atas tahap Mitos tersebut. Namun itu masih menjadi misteri di antara kultivator yang masih berjuang ke tahap Mitos.

'Jadi ada sistem rank ya?' Morey kembali memeriksa statusnya yang masih berada pada level satu.

"Kenapa kau menanyakan soal itu? Apa kau tinggal di tempat yang sangat sangat terpencil?"

Li Bai yang penasara dengan pertanyaan Morey sedikit menunjukkan bentuk kecurigaan. Pasalnya semua pengetahuan tersebut adalah pengetahuan umum bagi orang-orang yang bahkan penduduk biasa tanpa kekuatan sekalipun.

"Yah, kira-kira seperti itulah".

Morey hanya menampilkan ekspresi datar dalam jawabannya. Dia tidak ingin kenyataan tentang asalnya di ungkapkan begitu saja. Apalagi saat ini dia memang berniat tinggal di dunia baru yang menarik perhatiannya itu.

"Waah, kelihatannya mereka cukup bagus. Ekspresi mereka tidak mengecewakan".

"hahaa, perebutan makanan itu selalu menjadi tontonan yang menarik".

"Benar sekali!, ahahaha".

Para senior yang sebelumya membagikan daging terlihat menikmati melihat mereka yang bertarung layaknya hewan berebut makanan. Tawa mereka tidak ada rasa bersalah sedikitpun.

Mereka merupakan murid luar Sekte yang telah melewati pelatihan seperti apa yang sedang dialami oleh Morey dan kelompoknya. Bentuk balasan dari perlakuan senior-senior mereka sebelumnya, juga mereka lakukan hal yang sama itu kepada junior baru mereka.

Meski terlihat kejam, tapi hal tersebutlah yang selalu menghasilkan kekuatan baru bagi masa depan Sekte. Karena Sekte tidak terlalu memikirkan siapa saja yang mampu atau tidaknya bertahan hidup pada mereka yang baru.

Jika tidak kuat, mati! Jika kuat, bertahan. Sistem yang terdengar kejam itulah yang menciptakan Sekte Iblis Kegelapan mejadi salah satu Top Sekte di benua Shuqin.

"Tunggu…"

Tiba-tiba salah satu senior mengangkat tangannya ke arah empat lainnya. Wajahnnya menunjukkan seperti ada sesuatu yang janggal.

Dia merasa ada sesuatu yang salah dengan para juniornya. Namun dia masih belum mengerti apa yang salah itu sebenanya. Hanya saja perasaannya berkata begitu.

"Ada apa?".

"Apa kau tidak ada merasa sesuatu yang aneh?"

"Aneh?"

Semua dari lima senior itu tampak kebingungan dan segera memperhatikan para juniornya dengan seksama. Kening mereka semua mengkerut memikirkan keanehan tersebut.

Lalu salah seorang membuka mulutnya. "Oh, aku tau. Bukannya jumlah mereka hanya sebelas? Seharusnya ada dua lagi bukan"

"Apa mereka sudah mati?"

"Kita lihat saja nanti, sepertinya ini akan segera berakhir".

Setelah daging-daging itu habis termakan, para senior kembali turun dan melihat dua lainnya. Dua lainnya yang dimaksud adalah Morey dan Li Bai.

Selagi yang lainnya sudah penuh luka, di dalam kegelapan itu, mereka samar melihat keberadaan Morey dan Li Bai yang tidak terluka sedikitpun.

'Mengapa mereka terlihat baik-baik saja?' Senior itu heran dengan kondisi kedua junior mereka itu. 'Apa mereka tidak lapar? Atau mereka hanya takut terluka?'.

Namun para senior tersebut hanya memandangi Morey dan Li Bai tanpa bertanya. Mereka hanya pergi memastikan dengan mata mereka saja.

"Baiklah, sekarang kalian lanjut berlatih. Dua minggu lagi kalian akan di berikan buku panduan lagi. Yang kalian pelajari sekarang di pilih secara acak, dan yang akan datang merupakan dasar dari Sekte kita. Jadi sampai hari itu, sebaiknya kalian telah mempelajari apa yang ada sekarang".

Dengan kata-kata yang terdengar seperti ancaman itu, para senior kembali meninggalan Morey dan kelompoknya.

...

Selama dua minggu itu, kejadian yang sama terus berulang. Daging dengan jumlah terbatas dibagikan dengan adanya pertarunga. Sesekali Morey dan Li Bai ikut mengambil bagiannya. Bisa dibilang Li Bai hanya menerima bantuan Morey dalam perebutan makanan itu.

Dan selama itu pula, Morey dan semuanya terus meningkatkan latihan mereka.

Namun pada saat ini Morey sedikit terhenti. Pelatihan yang sebelumnya hanya butuh satu jam untu naik tingkat, sekarang berubah menjadi lebih lama.

Dalam sehari, dia hanya mampu mengumpulkan lima belas poin dari lima ribu yang harus di kumpulkan.

Kecepatan latihan itu menjadi lebih lambat semenjak naik tingkat ke tingkat (D/C). Jadi pelatihannya juga membutuhkan waktu lebih lama bagi Morey naik ke tingkat maksimal.

Dan setelah dua minggu itu, hari yang dijanjikan oeh para senior sebelumnya akhirnya datang. Para senior itu membawa tumpukan buku bewarna merah yang juga terlihat lusuh.

Mereka kembali memanggil bergiliran menyerahkan buku usang tersebut. Buku kultivasi yang di serahkan kali ini merupakan dasar pelatihan Sekte Iblis Kegelapan dalam pelatihan energi jiwa mereka.

Dua belas orang selain Morey telah pernah mempelajari teknik kultivasi jiwa. Meski dari teknik yang berbeda, tetap saja mereka telah memiliki energi jiwa di tubuh mereka. Dan karena itu mereka boleh menerima buku skill [Iblis Penyamar] saat pertama kali.

Namun orang seperti Morey yang belum melatih teknik kultivasi jiwa, seharusnya tidak akan mampu mempraktekkan skill [Iblis Penyamar] tersebut. Karena dia akan mengkonsumsi energi jiwa dalam pengaktifannya.

Dengan bantuan sistem, semua itu menjadi mungkin bagi Morey. Serta energi jiwa yang dimaksud, sedikit sama dengan [MP] pada status Morey. Karena saat dia mengaktifkan skill [Iblis Pnyamar], itu menguras [MP] miliknya.

Tentu saja, itu di sembunyikan oleh Morey. Jika ketahuan, bagaimana mungkin orang yang tidak memiiki energi jiwa mampu menggunakan skill yang memerlukan energi jiwa. Itu pasti akan menyeret dirinya kepada hal yang merepotkan.

'Sepertinya kemampuan baru lagi. Bagus, sangat bagus'. Hati Morey dipenuhi kegembiraan yang seakan ingin melompat keluar setelah menerima buku itu. Namun dia tetap tenang berusaha menahan kegembiraannya itu.

"Sekarang, kalian akan melatih kedua buku itu. Jika kalian berhasil, kalian akan di bawa ke atas dan resmi menjadi murid Sekte Iblis Kegelapan, serta mendapatkan fasilitas yang lebih baik tentunya". Ungkap senior itu yang membangkitkan semangat setiap yang mendengarnya.