Tiga hari pun berlalu semenjak Syera bertemu dengan Neal dan Louis. Selama tiga hari itu Syera menjalani aktivitas nya sehari hari seperti biasa, dan semenjak itu pula ia belum bertemu lagi dengan Neal.
Sudah beberapa kali Syera menghampiri rumah tersebut, namun anehnya di sana hanya ada lahan kosong yang diisi oleh rerumputan liar.
Entah apa yang sebenernya terjadi, namun Syera meyakini bahwa kejadian itu adalah nyata adanya, karena surat kontrak yang ada di kamarnya waktu itu.
Syera masih gelisah, dan memikirkan apa ia akan bergabung atau tidak, namun jika ia memutuskan untuk bergabung ataupun tidak, Syera bingung bagaimana cara ia mengubungi mereka.
Hari ini adalah hari keempat, Syera mendapati shift pagi di restoran, dan ia sudah berangkat ke restoran pamannya dari jam 9 karena restoran buka jam 10.15
Sesampainya disana ia tiba pertama, karena memang kalau masuk pagi dia yang menjadi penanggung jawabnya disana, atas perintah pamannya. Ia pun menyiapkan segala keperluannya, dan merapikan restoran, belum selesai Syera merapikan semuanya, rekan kerja nya Syera pun berdatangan, mereka pun membantu Syera menyiapkan semuanya.
Saat itu Syera pergi ke belakang untuk membuang sampah yang telah rapi di kumpulkan tadi malam, Syera mengambil semuanya dan keluar lewat pintu belakang untuk membuang semua Sampah itu di belakang restoran, terdapat tempat sampah yang besar disana. Saat telah selesai membuang sampah tersebut, Syera pun kembali ke pintu belakang untuk masuk ke dalam restoran.
Saat Syera ingin membuka pintu, ia seperti melihat seseorang di ujung tembok belakang restoran.
Syera pun menengok ke arah nya, dan benar saja, saat di perjelas oleh matanya, dia adalah Neal yang sedang berdiri bersandar di tembok, Syera tak jadi masuk ke dalam restoran dan langsung menghampirinya.
Syera : "Kamu Neal kan?," Kini Syera telah berasa di hadapan Neal.
Neal : "Iya, berhubung ini hari pertengahan dari waktu perjanjian kita, aku hanya ingin bertanya, apa kamu sudah memutuskan untuk bergabung atau tidak?."
Syera : "Hmm soal itu, maaf aku masih belum memutuskan, dan sebelum itu, kenapa Louis, ah maksudku paman Louis menghilang begitu saja saat itu?."
Neal : "Baiklah, kalau bisa putuskan secepatnya. Kalau saat itu bukannya kamu yang menghilang? Tuan Louis tetap berada di rumah kami,dan kamu telah menghilang karena kamu di kirim ke rumahmu oleh tuan Louis."
Syera : "Maksud mu aku bertransportasi.?"
Neal : "Mungkin maksudmu berteleportasi, memang benar, karena itu adalah salah satu kemampuan tuan Louis yang tak terbatas."
Syera : "Wah, sejujurnya aku masih bingung dan berpikir bahwa semua kejadian itu hanyalah mimpi, tapi tak bisa di pungkiri kalau semua itu adalah nyata. Lalu apa maksudmu dengan tak terbatas?."
Neal : "Maksudku tak terbatas adalah tuan Louis dapat berteleportasi tanpa batas jarak, jadi sejauh apapun tempatnya, selagi tubuhnya sedang sehat tuan Louis akan bisa berteleportasi kemana pun atau mengirim orang lain kemanapun."
Syera : "Wah enak sekali ternyata jadi penyihir, apa kamu bisa juga seperti itu Neal?."
Neal : "Aku? Bisa namun tak sejauh jarak yang bisa di tempuh oleh tuan Louis. Tetap saja walaupun terkesan hebat, jika terlalu banyak memakai energi, itu akan berbahaya bagi tubuh kamu."
Syera : "Apa semua itu menggunakan satu mantra yang sama?."
Neal : "Sebelum kamu bertanya lebih jauh, bukankah ini waktumu untuk bekerja? Niat ku kesini hanya untuk menanyai keputusanmu. Kalau gitu aku pergi dulu. Aku akan datang di hari ke tujuh."
Syera : "Tapi aku penas..." Kalimat Syera lagi lagi terhenti karena Neal yang sudah terlanjur menghilang dari hadapannya.
Syera : "Apa para penyihir suka sekali menghilang dan memotong pembicaraan seseorang!!!!"
Syera pun kembali ke dalam restoran, dan ternyata rekannya sudah membuka restoran tersebut. Syera pun mulai sibuk bekerja di dalam restoran.
Kali ini Syera menjaga di meja pesanan lagi. Terlihat seorang pria memakai topi berjalan dengan sedikit menunduk datang ke arahnya untuk memesan.
Syera : "Silahkan Mas, mau pesan apa?."
Syera terkejut saat pria itu memperlihatkan muka nya, ternyata dia adalah Aska.
Aska : "Hai Ra, ternyata benar kamu ada disini, aku sengaja datang pagi untuk sarapan, dan sekaligus bertemu denganmu."
Syera : "Oh Aska, Hai, ada apa ka? Kenapa ingin bertemu denganku? Oh iya, mau pesan apa kamu?."
Aska : "Ok aku pesan dulu ya, aku Mau Caramel Latte 2 dan Sandwich Tuna nya dua juga ya, dua duanya untuk Take away Ra."
Syera : "Ok di tunggu sebentar ya Ka."
Hanya selang 5 menit pesanan Aska telah siap dan di berikan kepadanya.
Syera : "Totalnya jadi 64.000 Rupiah Ka."
Aska : "Ini Ra uangnya, dan ini.," Aska menyerahkan uang sebesar Rp.100.000, dan secarik kertas.
Syera : "Ini kembaliannya 36.000 rupiah ya, kalau ini untuk apa,?" Syera menyerahkan uang kembalian kepada Aska,dan menanyakan secarik kertas tersebut.
Aska : "Oh itu, karena masih sepi kamu bisa tolong tuliskan nomormu di kertas itu? Karena Handphone ku tertinggal di kantor, aku tak punya nomormu Ra, di grup SMA juga kamu gak ada, btw kamu tau darimana ada reuni waktu itu?."
Syera : "Iya bisa kok," Syera langsung menuliskan nomornya di kertas tersebut, "Oh, waktu itu aku di ajak Tina, tapi malah Tina nya tidak datang waktu reuni, ini Ka nomorku."
Aska : "Oh begitu, Thanks ya Ra, aku duluan ya, harus cepat kembali ke kantor lagi, oh iya kantorku di sebrang restoran Ra, jadi kapan kapan kalau lagi ada waktu main saja kesana, nanti aku ajak berkeliling kalau waktunya luang."
Syera : "Ok ka, terimakasih ya."
Aska : "Bye Ra.!"
Syera hanya tersenyum mengangguk dan melambaikan tangannya ke Aska.
Syera melanjutkan pekerjaannya di restoran, di saat jam 1 siang dia istirahat untuk makan siang, setelah itu kembali bekerja lagi sampai jam 4 sore.
Akhirnya teman teman kerja Syera yang masuk Shift kedua sudah ada beberapa yang datang. Mereka pun bersiap siap untuk bekerja, setelah mereka Rapi dan diam di tempat nya masing masing, Syera dan teman teman nya yang masuk dari pagi pun bersiap untuk pulang.
Syera pun keluar dari restoran dan menuju parkiran untuk mengendarai sepeda motornya lalu segera pulang.
Sesampainya di rumah ia langsung mandi, dan berganti baju, setelah itu ia langsung berbaring di kasurnya sembari memegang Handphone nya, ia membuka suatu aplikasi dan membaca komik disana.
Sekitar 20 menit ia asik membaca komik, tiba tiba muncul Chat yang berisi "Syera, ini aku Aska, kamu sudah pulang Ra? Kalau belum, kita bisa pulang bareng, aku baru selesai kerja, dan masih bersiap pulang di kantor," ternyata yang mengiriminya pesan adalah Aska,
Syera pun membalas pesan Aska dan mengatakan kepadanya bahwa dia sudah pulang sedaritadi.
Tak lama setelah pesan itu terkirim, Handphone Syera pun berdering, ada panggilan masuk dari nomor tak di kenal, Syera langsung mengangkatnya dan langsung berbicara,
Syera : "Halo ka? Maaf aku sudah di rumah daritadi," tanpa melihat nomornya dengan jelas, Syera langsung berpikiran bahwa itu Aska, karena nomornya memang belum dia simpan, tapi tak ada yang menjawab di telepon.
Syera : "Halo? ka?."
Neal : "Maaf, ini bukan Ka yang kamu maksud, ini aku Neal. Tuan Louis ingin bertemu denganmu malam ini."
Syera : "Eh? Neal? Maaf aku kira tadi kamu temanku, paman Louis ada perlu apa? Dan lagi, kamu tahu nomorku darimana?"
Neal : "Nomormu? Aku dapat begitu saja. Intinya nanti malam aku akan menjemputmu, tunggu aku jam 9 malam di depan rumahmu."
Syera : "Dapat begitu saja? Bagaimana bisa? Jam 9 malam? Itu terlalu malam aku mungkin sudah tid.. (Tuk)," telepon nya pun langsung di matikan oleh Neal walau Syera belum selesai bicara.
Syera : "Aaarrggghhh!!! Lagiii lagiii seperti ituuuu!!! Dasar penyihir gak tau sopan santun!!!" Syera yang sedang kesal langsung duduk di kasurnya dan membanting Handphone nya di atas kasurnya, setelah itu ia kembali berbaring dan menutup wajahnya dengan bantal.
#To Be Continued~