Syera pun mengikuti Neal, dan berjalan pelan pelan di belakang Neal.
Neal : "kenapa kau berjalan seperti itu?," Neal tiba tiba berhenti dan membalikkan badannya ke arah Syera.
Syera : "Tidak tahu, aku hanya mengikuti suasana saja hahaha."
Neal menghela nafas dan membalas ucapan Syera, sembari terus berjalan.
Neal : "Disini hanya ada kita berdua, para penyihir lain sedang bertugas."
Syera : "Bertugas? Apa rumah ini biasa kosong setiap pagi? Sampai jam berapa biasanya?,"
Neal : "Hanya sekitar lima hari ini mungkin, karena Minggu ini kita di sibukkan oleh banyak misi, padahal biasanya rumah ini selalu ramai."
Sembari mengobrol, mereka pun tiba di lantai dasar, Neal menjentikkan jarinya lalu munculah sebuah pintu di ujung dari lantai dasar,
Syera : "Oh begitu, wah kamu bahkan seperti bisa membuat ruangan rahasia, Oh iya Neal, bukankah waktu itu mereka berlibur untuk menghabiskan waktu dengan keluarganya? Kalau kau Neal, dimana keluargamu? Masih di lingkungan sini kah?,"
Neal yang tangannya ingin membuka pintu, seketika terhenti beberapa detik saat Syera memberikan pertanyaan itu, hanya sesaat, dan ia langsung membuka pintu nya tanpa menjawab Syera.
Neal : "Kita sampai, jalan nya hati hati, pelan pelan saja," mereka pun tiba di dalam ruangan tersebut, terdabat gang sempit yang berisi anak tangga, Neal menuju ke arah anak tangga itu untuk menuruninya.
Syera : "Ish ish.., aku itu tadi sedang bertanya. Tapi ruangan apa ini? Di bawah sana sepertinya sangat gelap Neal, apa gak lebih baik aku tunggu disini saja?," Sedari kecil Syera takut jika berada dalam ruangan gelap.
Neal yang sedang berjalan turun, berhenti dan menaiki tangga kembali untuk menghampiri Syera,
Neal : "(menggenggam tangan Syera)Ekhm., Ikuti aku saja, sampai di bawah tidak akan gelap. Pelan pelan saja turunnya, ayo!," Akhirnya mereka berjalan menuruni tangga dengan Neal yang nenuntun Syera.
Syera tak menjawab apapun dan langsung mengikuti langkahnya Neal, sesekali ia melirik ke tangan kanannya yang di genggam erat oleh Neal.
Mereka terus berjalan menuruni anak tangga, dan sampai di sebuah ruangan yang cukup terang di banding lorong tangga tadi.
Neal : "Sudah terang kan?," Neal menengok ke arah Syera, dan diam sejenak setelah ia berbicara. Mereka pun saling bertatap selama beberapa detik.
Akhirnya Neal tersadar setelah matanya melirik tanggannya yang sedang menggenggam tangan Syera, ia pun langsung melepaskannya.
Neal : "Ekhm., Maaf," Neal berjalan, berhenti di depan sesuatu yang sangat besar yang tertutup kain berwarna abu abu, kira kira lebar dan tinggi nya Sepintu.
Syera : "(Dengan muka yang memerah) Itu apa?," Syera merasa Malu karena ia tak melepaskan tangannya terlebih dulu.
Tanpa menjawab Syera, Neal pun melepas kain tersebut, dan kini terlihat yang berada di depan mereka adalah sebuah cermin yang sangat besar.
Neal : "Kamu, kesini dan berdirilah di depan sini," Neal memanggil Syera dan menyuruhnya berdiri di hadapan cermin tersebut.
Syera : "Disini ?," Syera telah berada tepat di depan cermin tersebut, tapi anehnya.,
"Apa ini? Kenapa pantulan diriku tidak ada? Ini bukan cermin???," Syera terkejut karena tak melihat pantulan dari dirinya pada cermin itu.
Neal : "Iya, ini bukan cermin biasa, Seharusnya kamu kesini setelah resmi bergabung, tapi tuan Louis memberitahu ku untuk memberi pengecualian terhadapmu, sebelum resmi bergabung pun, kamu boleh melihat siapa pembantu mu, atau bisa di bilang apa yang akan pantas menjadi peliharaanmu (bawahanmu) dan membantumu kelak selama menjadi seorang penyihir."
Syera : "Aku tak mengerti, mengapa hanya pantulan dari diriku yang tak terlihat, tembok di belakang kita terlihat, dan bahkan kamu terli., Aaaaaaa," seketika saja Syera berteriak dan terjatuh duduk menjauhi Neal.
Neal : "Jangan takut, ini aku Neal yang sesungguhnya, beritahu kepadaku apa yang kamu lihat di cermin."
Syera : "Kaa.,kauu terlihat sedikit berbeda??."
Neal : "Bisa tolong jelaskan bagaimana?,"
Syera : "Kau memiliki kabut hitam yang hampir menyelimuti seluruh tubuhmu, bibirmu sangat merah dan matamu biru terang sedang menatapku dengan sangat tajam."
Neal : "Iya benar, itu diriku, sejatinya seorang penyihir memiliki mata berwarna biru, ternyata kau benar benar bisa melihatnya, biasanya sebelum bertandatangan di bawah kontrak mereka takkan bisa melihat wujud penyihir asli dalam cermin ini, namun berbeda denganmu, kau langsung bisa melihat wujud ku dalam cermin ini. Yang akan kau lihat dari pantulan cermin ini bukanlah pantulan dirimu, tapi akan ada hal lain yang muncul, fokuslah untuk menatap ke dalam cermin, sampai dia muncul."
Syera pun mengangguk dan fokus di depan cermin selama beberapa menit, tetap tak ada apapun yang muncul, Neal mulai duduk dan bersender di tembok belakang Syera sembari menunggu dan penasaran apa yang akan muncul dalam cermin itu.
Tiba tiba, mata Neal terbelalak ia langsung berdiri dan pelan pelan berjalan menghampiri Syera.
Syera : "Wahhh munculllll!!! Neal ternyata benar benar ada yang muncul di hadapanku! Tapi.. apa itu?? Burung??."
Neal : "Tidak mungkin!, baru kali ini aku melihat seorang pemula memiliki peliharaan atau bawahan seperti ini, bahkan Tuan Louis bilang di antara petinggi hanya ada dua penyihir yang pernah memilikinya!!,"
Syera : "Apasih! Memang nya ada apa dengan burung di hadapanku ini? Tapi dia sangat indah bukan? Apa dia akan menjadi peliharaanku nantinya?,"
Neal : "Kau benar benar beruntung Syera, Lihat baik baik makhluk yang ada di hadapanmu saat ini, dan cobalah kau sapa dia!."
Syera : "Sapa? Hmm.. Hai?? Begini?? Tapi dia tak mungkin bisa membalas..,"
"Hai, Nona Syera, senang bisa bertemu denganmu, sudah lama aku menunggumu," Suara lelaki yang sangat lembut keluar dari mulut burung tersebut.
Syera : "Di..diaaaa bisa bicaraaa????," Syera pun terkejut dan sedikit mundur dari hadapannya.
Neal : "Tenang saja Syera, dia berada di pihakmu, bisa di bilang dia seperti bawahanmu, kan sudah ku bilang anggap dia seperti peliharaanmu! Namun aku benar benar gak nyangka yang datang sekuat ini. Kenapa kamu memilihnya Phoenix ?," Neal menatap burung Phoenix tersebut, dan burung itu hanya tersenyum.
Syera : "Phoenix? Sepertinya aku pernah mendengar nama burung itu. Jadi namamu Phoenix?," Syera mulai mendekati burung itu lagi dan kini berada di hadapannya.
Phoenix itu tiba tiba mengeluarkan cahaya, dan saat cahaya itu hilang, Phoenix itu pun menghilang, kini yang berada di hadapan mereka adalah seorang pria muda berambut hitam pekat, ia tampan dan terlihat gagah, ia keluar dari cermin tersebut dan kini tepat berada di hadapan Syera.
Mereka saling bertatapan, Pria itu seketika berlutut memberi hormat kepada Syera.
Phoenix : "Perkenalkan nona, saya Phoenix yang akan setia dan melindungi nona Syera selama saya masih hidup, saya akan berkorban dan memberikan seluruh kekuatan saya untuk membantu dan melindungan Nona Syera."
#To Be Continued~