Chereads / S Y E R A / Chapter 5 - KONTRAK BARU

Chapter 5 - KONTRAK BARU

Malam itu, setelah Neal berbicara dengan Syera di telepon, Syera bersantai dan makan malam terlebih dulu sembari menunggu Neal datang.

Kini jam telah menunjukkan pukul 9 malam, Syera pun langsung keluar rumah, dan benar saja saat Syera baru membuka pintu depan Syera terkejut melihat Neal sudah berada di depan pintu rumahnya.

Syera : "Astaga!!! Kamu membuatku kaget saja Neal!."

Neal : "Cepatlah! Tuan Louis sudah menunggumu," Neal tak mempedulikan kalimat Syera, dan ia langsung berbalik berjalan ke arah rumah itu.

Syera pun mengejar Neal dan kini berjalan berdampingan dengan Neal,

Syera : "Memangnya paman Louis ada perlu apa mencariku.?"

Neal yang sedang berjalan seketika terhenti, dan menengok, menatap mata syera,

Neal : "Mengapa kamu selalu memanggil tuan Louis dengan sebutan paman?," Raut wajah Neal seperti menunjukkan ekspresi yang kurang suka dengan kalimat Syera.

Syera pun ikut berhenti, dan kini mereka saling berhadapan,

Syera : "Mengapa ekspresi mu seperti itu? Apa kalimat ku ada yang salah? Kalau soal bagaimana caraku memanggil paman, ia sendiri yang memperbolehkan ku untuk memanggilnya dengan sebutan paman!." Syera pun memasang wajah sinis kepada Neal.

Tanpa menjawab kembali kalimat Syera, Neal lanjut berjalan ke arah rumah itu.

"Sayang sekali wajah tampannya, selalu di pakai untuk berekspresi dingin seperti itu, tersenyum saja belum pernah kepadaku!," Ujar Syera dalam hati, sembari berjalan mengikuti bersama Neal.

Mereka pun tiba di rumah itu. Syera bertemu kembali dengan penjaga 1 dan penjaga 2 malam lalu. Mereka membuka gerbang sembari tersenyum kepadaku dan Neal, setelah kita melangkah masuk ke dalam gerbang, mereka berdua menundukkan kepala mereka seperti memberi hormat.

Saat Syera berada di depan pintu rumah itu, tiba tiba Syera berhenti,

Syera : "Tunggu.. kenapa rumah ini ada disini lagi?! Aku berani bersumpah beberapa hari ini sudah berkali kali aku kembali kesini, namun yang ada hanyalah lahan kosong yang penuh rerumputan liar!," Syera terlihat terkejut sembari berbicara kepada Neal.

Neal : "Oh, tiga hari yang lalu tuan Louis meliburkan kami, dan memerintahkan kami untuk fokus di dunia manusia terlebih dulu, alasannya karena banyak para penyihir yang tidak memberikan waktu luangnya untuk keluarga mereka."

Syera : "Aku pikir, para penyihir itu keluarganya pun adalah penyihir...Loh berarti yang menghilangkan rumah ini adalah paman Louis??."

Neal : "Kalau seperti itu, bukankah kamu juga memiliki keluarga, lalu apakah keluarga mu juga penyihir?, Dan betul tuan Louis yang menghilangkan tempat ini."

Syera : "Loh kenapa jadi aku? Lagi pula sekarang kan aku bukanlah penyihir, Tapi ternyata paman Louis adalah penyihir yang sangat hebat ya!."

Mendengar ucapan Syera, Neal hanya menggelengkan kepalanya sembari menghela nafas, ia pun membuka pintu rumah, dan mereka berdua langsung memasuki rumah, lalu naik melalui tangga untuk menuju ruangan Louis.

Sesampainya mereka di ruangan Louis, Neal langsung mengetuk pintu ruangan itu. Pintu nya pun seketika terbuka, tanpa ada siapapun di balik pintu tersebut.

Neal : "Silahkan masuk, Tuan Louis mungkin sedang di ruangan itu," Neal mengarahkan Syera untuk masuk ke dalam, dan ibu jari nya menunjuk ke sebuah pintu yang ada di dalam ruangan itu, karena Neal mengira Louis pasti ada di dalam sana.

Benar saja, setelah Syera duduk, pintu yang di tunjuk oleh Neal tadi pun terbuka, keluarlah Louis yang sedang berbicara dengan seseorang melalui Handphone nya. Namun Syera sangatlah terkejut saat ia melihat Louis, bukan karena Louis yang sedang berbicara di telepon, melainkan karena di hadapan Louis ada sebuah Buku yang sangat tebal sedang terbuka, dan melayang di udara dengan sendirinya, bahkan buku itu membalikkan lembar kertasnya sendiri.

Louis : "Hai Nak, bagaimana Kabarmu? Senang bisa melihatmu lagi," Louis akhirnya mematikan teleponnya dan berjalan ke arah Syera, "Kamu kenapa?" Louis terheran melihat Syera yang seperti terkejut melihatnya, mata Louis pun memperhatikan apa yang tertuju pada mata Syera, "Hahaha Oh buku ini?," Ujar Louis yang langsung mengambil bukunya, dan menaruhnya di meja. Ia pun duduk di hadapan Syera.

Syera : "Buku itu melayang dengan sendirinya bukan? Paman sangatlah hebat!!" Syera mulai bicara kepada Louis sembari mengacungkan kedua ibu jarinya.

Louis : "Hahahha yaampun Nak, ini sih bagi penyihir yang masih anak anak pun sangatlah mudah di lakukan" Louis menjentikkan kedua jarinya lalu seketika semua barang barang di ruangan itu melayang di udara dan bergerak kesana kemari, "Nah kalau yang ini baru anak anak tak bisa, namun mungkin kalau sudah remaja mereka bisa hahahaha," Louis dengan santai nya menjentikkan jarinya kembali dan semua barang yang Melayang tadi kembali ke posisi semula.

Syera yang melihatnya, hanya tersenyum dan memberi Louis tepuk tangan,

Syera : "(proprokprokprok), Hebat hebat!! paman Louis memang terhebat!!," Tak lupa pula syera juga mengacungkan kedua ibu jarinya lagi karena saking terkesannya kepada Louis.

Louis : "Wahahaha, anak ini memang selalu bisa membuatku senang."

Syera : "Tapi paman, apa yang mau paman bicarakan kepadaku? Neal bilang ada yang mau paman bicarakan."

Louis : "Soal kontrakmu, ada yang telah saya ubah, mungkin saja setelah saya mengubah ini kamu tak akan ragu-ragu lagi untuk bergabung bersama kami."

Syera : "Di ubah? Tapi aku gak bawa kertas itu."

Louis : "Oh, tenang saja kertas itu sudah saya hilangkan," tangan Louis pun menarik laci mejanya, dan mengeluarkan selembar kertas hitam yang bertinta putih lagi,

"Ini nak, kamu bawa pulang, dan baca saja di rumah, karena saya harus segera pergi, ada urusan penting," Louis segera berdiri dan memegang pundak Syera,

"Walau saya bilang mungkin kamu tak akan ragu ragu lagi untuk bergabung bersama kami, tapi apapun keputusanmu tetap saya hargai Nak, jadi tetap pikirkan lah baik baik," Louis pun melepaskan tangannya dari Syera,

"Kalau begitu saya keluar dulu ya, sampai berjumpa lagi Nak." Louis pun langsung menghilang dari hadapan Syera.

Selama Louis berbicara kepada Syera, Syera hanya terdiam mendengarkan semua ucapan Louis, ia pun mengambil kertas tersebut dan memegangnya.

Pintu ruangan pun terbuka, Neal sudah ada di depan pintu untuk mengantarkan Syera kembali ke rumahnya.

Neal : "Kalau sudah selesai cepat bergegas keluar! aku akan mengantarmu pulang, ini sudah larut malam."

Syera hanya mengangguk dan mengikuti Neal, saat telah berada di luar, sembari berjalan Syera mengajak Neal bicara.

Syera : "Bukankah kamu juga penyihir? Kenapa repot repot berjalan kaki? Apa kamu tak bisa mengantarku langsung sampai ke rumah tanpa harus berjalan?"

Neal : "Bukan tak bisa, hanya tak mau." Lagi lagi Neal hanya membalas singkat ucapan syera.

Syera : "Cih, memang kamu nya saja yang pelit dan malas membantuku, atau mungkin kamu memang tak sehebat penyihir lainnya." Syera membalas perkataan Neal dengan nada baranya yang seperti meremehkan Neal atau meledeknya.

Neal tiba tiba saja berhenti, Dan menatap Syera tanpa bicara sepatah kata pun.

Syera : "A..ada apa? Aku hanya bercanda kok! sungguh!," Syera yang takut karena sudah melihat beberapa kemampuan para penyihir, berpura pura bahwa ucapan nya tadi hanyalah candaan.

Saat itu juga Neal berjalan membelakangi Syera, tangan kirinya menggenggam tangan Syera, dan menariknya sehingga punggung Syera menyentuh tubuh Neal, Syera pun sangat terkejut, dengan tangan Neal yang masih menggenggam tangan kiri Syera, Syera mencoba untuk membalikkan badannya, namun tangan kanan Neal dari belakang Syera tiba tiba menutup mata syera dan membuat Syera terlihat seperti di peluk dari belakang oleh Neal.

Mulut Neal mendekati telinga Syera dan berbisik,

Neal : "Tunggu sebentar saja!," Perintah Neal.

Jantung Syera rasanya tak karuan, suara detaknya sangatlah kencang, tubuh dan kuping Syera mulai terasa panas, sampai sampai ia pun takut Neal dapat mendengar suara detak jantungnya.

Neal : "(Ia melepaskan tangannya dari Syera) sudah, buklah matamu!," Ia pun menjauhkan tubuhnya dari Syera, Namun Syera malah memejamkan matanya,

"Aku bilang sudah!, dan bukalah matamu!."

Syera : "(Membuka mata) Huwahh!.., Lohh aku di rumah?? Ini kamurku kan?," Tubuh Syera langsung berbalik ke arah Neal dan melihatnya, "Kamu ternyata benar bisa membawaku ya!?" Setelah syera berbicara, ia pun tersenyum kepada Neal, saat ini Syera terlihat seperti takjub akan kekuatan Neal dan senyumannya terlihat sangat manis.

Neal : "Ekhm.,!" Tiba tiba Neal terlihat gugup saat melihat Syera tersenyum tadi,

"Kan sudah ku bilang tadi bukannya tak bisa, hanya tak mau saja!," Jelas Neal menegaskan.

Syera : "Hahaha iya iya, aku kan hanya iseng saja, tapi ternyata kamu malah benar benar membawaku langsung ke rumah." Syera yang tadinya terlihat ceria tiba tiba terdiam,

"Heiiiii!!! Ini kan kamarku!, kamu di kamarku loh, di kamarku!!."

Neal : "Bukankah lebih baik langsung di kamarmu?,"

Tiba tiba saja mereka terdiam dan suasana menjadi hening selama beberapa detik.

Neal : "Ekhm.. ma..maksudku supaya kau tidak perlu repot membuka gerbang, lalu pintu depan, lalu pintu kamar lalu..," kalimat Neal pun terpotong karena Syera memotong ucapan Neal.

Syera : "Sudahlahh diam kau Neal!! lebih baik kamu keluar dari sini sekarang juga! seekaaraanggg!!," Neal pun langsung menghilang setelah Syera memerintahkan-nya untuk pergi.

Syera langsung duduk di kasurnya dan kedua telapak tangannya tiba tiba menyentuh pipinya,

"Ahh panas bgtttt!!!!," Syera pun langsung membaringkan tubuhnya,

"Apa apaan coba pria itu, benar benar deh, membuatku kaget saja dengan sikapnya yang seperti tadi, dan apa? Lebih baik langsung di kamarku? Wahh dasar otaknya benar benar!!," Syera menghela nafas panjang dan menutup kedua matanya,

"Oh iya!, kontrak!", Syera langsung mengambil kertas yang di berikan Louis tadi yang sudah di lipat olehnya dan dimasukan ke dalam Saku celana nya.

Syera membuka kertas tersebut, dan Membacanya. Semua persyaratan awalnya masih di bilang cukup normal, seperti mereka yang mengikuti klub dapat mempelajari berbagai macam ilmu sihir, bahkan ada pelajaran sikap, bahkan ada semacam guru bimbingan konseling, untuk menceritakan keluh kesah mereka sebagai penyihir, dan lagi disana tertulis jika mereka mendapatkan misi, mereka tidak akan bekerja cuma cuma, karena mereka juga akan di bayar, dengan bayaran yang besar pula.

Awalnya masih terbilang wajar isi kontraknya jika untuk seorang penyihir. Namun perjanjian yang ke 11, perjanjian terakhir yang di tambahkan oleh Louis benar benar membuat Syera terkejut sampai tiba tiba terbangun dari kasurnya.

Syera : "Hahh!!? Apa ini??? Paman Louis!!, sebenarnya apa yang sedang dia rencanakan!!?."

#To Be Continued~