Chereads / S Y E R A / Chapter 6 - PENJELASAN

Chapter 6 - PENJELASAN

Syera sangat terkejut akan isi dari kontrak tersebut, dan mempertanyakan apa yang sebenarnya Louis rencanakan, karena kontrak yang tertulis di nomor 11 berisi.

(11. "Saya, Louis De Alizon, selama saya masih hidup, saya akan membantu Syera Levina untuk lepas dari kutukannya bagaimanapun caranya tanpa menyakiti pasangannya (jodohnya) nanti.")

Syera tak tenang memikirkan apa yang sebenarnya terjadi, ia terus memikirkan kontrak yang di buat Louis tersebut, ia tak mengerti kutukan apa yang Louis maksud, dan siapa pasangannya yang di maksud.

Pada malam itu juga Syera langsung mengirim pesan untuk meminta izin kepada pamannya karena tidak bisa ke restoran esok pagi, alasannya ia akan mengikuti sebuah wawancara kerja, Syera berbohong kepada pamannya karena ingin pergi ke klub penyihir untuk menemui Louis, ia ingin berbicara langsung dengan Louis dan bertanya tentang kontrak tersebut.

Keesokan harinya, jam 7 pagi Syera sudah keluar rumah dan berjalan kaki ke Arah klub penyihir.

Ia berjalan dengan cepat, tak lama kemudian akhirnya dia sampai di kediaman itu, dan benar saja, ketika siang hari, dari depan gerbang terlihat jelas rumah besar pada umumnya, seperti rumah mewah yang diisi oleh orang orang kaya, namun anehnya di depan gerbang tidak ada penjaga.

Syera pun langsung membunyikan bel, (tingnong!,) Tak lama kemudian gerbang itu pun terbuka dengan sendirinya.

Syera langsung memasuki halaman rumah tersebut. Lagi lagi pintu depan pun terbuka dengan sendirinya, di lantai dasar sangat sunyi dan tidak ada siapapun, begitupun saat syera menaiki lantai satu, disana juga sunyi dan tak ada siapapun. Saat syera menaiki lantai dua, pintu ruangan Louis sudah terbuka dengan sendirinya.

Syera : "Paman Louis? Paman di dalam?," Syera memasuki ruangan tersebut dan memanggil Louis, namun tak juga ada jawaban.

Syera berjalan menuju pintu di sebelah kanan dalam ruangan tersebut, karena waktu itu Louis keluar dari sana.

Pelan pelan ia mendekati pintu tersebut saat ia ingin mengetuk pintu nya, tiba tiba pintu itu terbuka, dan Louis sudah ada di balik pintu tersebut.

Syera : "Astaga paman!!! Mengagetkan saja!!,"

Louis : "Maaf Nak karena sudah mengagetkanmu, ayo kita bicara sembari duduk di kursi itu," Louis berjalan dan mengajak syera duduk bersama di ruang kerjanya.

Syera : "Paman ada yang mau saya tanyakan soal kontrak tersebut, terutama kontrak nomor 11, apa maksud semua itu paman?," Syera yang tanpa berbasa basi langsung tertuju pada pertanyaannya.

Louis : "Hahaha kamu anak yang sangat berterus terang ya, itu yang saya suka dari kamu. Nah, soal kontrak itu, coba kamu bacakan lagi kepada saya!."

Syera : "Saya, Louis De..De.. maaf saya lupa, pokoknya selanjutnya selama saya masih hidup, saya akan berusaha terus mencoba membantu Syera Levina untuk lepas dari kutukannya bagaimanapun caranya tanpa menyakiti pasangannya (jodohnya) nanti,"

Louis : "Baik Nak, kalimat saya sudah cukup jelas, soal nama, saya sangat sedih Syera tak bisa menghafal nama saya, oke kita lewat saja, jadi bagian mana yang ingin kamu tanyakan?

Syera : "Maaf paman saya akan menghafalnya nanti, dan yang ingin saya tanyakan adalah bagian kutukan serta pasangan, kutukan apa yang paman maksud? Saya memiliki kutukan? Lalu pasangan? Jodoh? Bagaimana paman tau siapa pasangan atau jodoh saya nanti?."

Louis : "Benar sekali Nak, kamu memiliki kutukan, ada dua cahaya yang berada di ragamu, manusia pada umumnya mungkin menyebutnya dengan aura, yang satu adalah cahaya putih yang sangat terang bahkan saya belum pernah menjumpai penyihir penyihir di bawah umur 500 tahun yang memiliki cahaya semacam itu, walaupun terdapat dua atau tiga orang yang memiliki cahaya sangat terang pada umur tersebut, namun cahayamu masih sangatlah terang. Lalu yang kedua adalah kegelapan, ada cahaya hitam yang menyelimuti kekuatanmu, ini yang membuatku sangat khawatir, karena sepertinya cahaya itu mulai memakan kekuatanmu, saya belum pernah melihat kegelapan yang setebal ini, yang pasti ini adalah sebuah kutukan yang membahayakan nyawamu, saya akan mencari tahu lebih lanjut nantinya jika kamu bergabung Nak, tentang kutukan apa itu sebenarnya.

Selanjutnya adalah soal pasangan, saya bisa melihat sedikit dari masa depan seseorang, salah satu contohnya, saya bisa melihat benang merah yang terikat pada manusia, tak terkecuali manusia yang menjadi seorang penyihir, maka dari itu saya tahu siapa jodohmu."

Syera : "Penjelasan paman sangatlah panjang, namun tenang saja paman, saya paham dengan semua ucapan paman, berarti kalau soal kutukan paman juga belum bisa tau kan? Tapi yang jelas ada kutukan yang berbahaya dalam diriku?, Lalu soal pasanganku, kenapa paman menuliskan pada kontrak tersebut kalau paman akan melepaskan kutukan itu tanpa menyakitinya?,"

Louis : "Iya nak, benar seperti itu tentang kutukanmu, dan tentang saya yang menulis akan mencoba..., perhatikan ya Nak saya akan mencoba menyembuhkan kamu tanpa menyakiti pasanganmu, bukan berarti saya bisa, tapi saya akan mencoba dan berusaha sebisa saya, selama saya masih hidup, itu karena kegelapan tersebut mulai melilit benang merah kalian, yang pada akhirnya nanti akan mencapai pasanganmu, dan pastinya akan membahayakan nyawanya."

Syera : "Berusaha? apakah sesulit itu untuk melepaskan kutukan tersebut?, Dan kalau saya boleh tau, siapakah pasanganku?."

Louis : "Iya Nak, sangat sulit, karena kegelapan itu sangatlah tebal, semakin tebal cahaya hitam itu, maka semakin kuat kutukan tersebut. Tapi nak, kalau untuk mengetahui siapa pasanganmu, maafkan saya yang tidak bisa memberitahu kamu dulu untuk saat ini, di waktu yang tepat akan saya beritahu, tunggu saja ya nak!, oh iya kamu jangan salah paham, saya akan membantumu jika kita sudah terikat kontrak dan kamu menjadi penyihir seperti kami. Saya jelas tidak akan membantu Manusia biasa, simpan kalimat itu baik baik ya nak," di akhir ucapannya, ia membuat Syera sedikit terkejut, Louis yang selalu terlihat hangat di hadapan syera,terlihat sangat dingin setiap kali menyebut kata manusia, ternyata sepertinya dia tidak peduli akan manusia biasa, tatapan nya sangat serius dan dingin sekali saat ia bilang tidak akan membantu syera jika syera hanyalah manusia biasa.

Syera : "Baiklah paman, saya mengerti, saya akan pikirkan kembali tentang tawaran tersebut," Syera menjadi semakin curiga kepada Louis, entah apa yang Louis pikirkan, Syera terus bertanya tanya dalam pikirannya.

Louis : "Apakah semuanya sudah jelas Nak? Apa ada lagi yang mau kamu tanyakan?."

Syera : "Iya paman, saya sudah paham semuanya, dan tidak ada lagi pertany... Eh maaf paman saya ada satu pertanyaan lagi," Syera yang tadinya ingin mengakhiri pembicaraan ya, tiba tiba terlintas satu pertanyaan dalam pikirannya.

Louis : "Iya nak, tanyakan saja apapun yang kamu mau, selagi saya bisa menjawabnya akan saya jawab sejujur jujurnya."

Syera : "Sebenarnya berapa usia Neal? Kalau paman saja yang masih terlihat seperti kisaran 40 sampai 50 tahun ternyata berusia 1000 tahun, bagaimana dengan Neal? Berapa usianya?,"

Louis : "Hahaha saya pikir itu adalah pertanyaan penting, ternyata hanya pertanyaan semacam ini, maaf Nak, untuk pertanyaan itu lebih baik kamu menanyakan nya langsung kepada Neal."

Syera : "Tidak paman, aku pastinya akan merasa sangat canggung jika bertanya dengannya langsung, usianya pasti jauh sekali denganku, selama aku bertemu dengannya aku selalu memperlakukannya seperti tidak jauh dari usiaku, makanya aku jadi tidak enak setelah tahu umur paman dan berpikir Neal pun akan jauh dari usiaku saat ini."

Neal : "Neal itu orang yang sangat lurus dan apa adanya, dia tidak akan mempedulikan apa itu rasa canggung, lebih baik kamu tanyakan saja pada Neal ya. Karena kita sudah selesai, saya akan melanjutkan pekerjaan saya, sebelum saya pergi, saya akan kasih bonus ke kamu, ini Nak," Louis pun bangun dari kursinya dan memberikan kunci kepada Syera.

Syera : "Itu adalah kunci ruangan di sebrang ruangan saya, karena kamu bukan penyihir kamu tidak akan mudah memasuki pintu itu tanpa sebuah kunci bukan? masuklah ke sana, karena Neal ada disana sedaritadi, dan tanyakan sendiri apa yang ingin kamu tanyakan kepadanya tadi, tenang saja Neal tak akan marah jika kamu tiba tiba masuk, karena dia pasti tahu kunci itu dari saya. Oh iya satu lagi, tidak perlu mengetok pintu dan langsung buka saja ya, itu saranku, Saya pergi dulu nak, sampai jumpa lagi," setelah selesai berbicara, seperti biasa Louis dengan seenaknya langsung menghilang begitu saja dari hadapan Syera.

Syera memandangi kunci tersebut, ia bangun dari kursinya dan berjalan keluar ruangan untuk menuju pintu di sebrangnya.

Kini Syera telah berada di depan pintu tersebut, ia pelan pelan menggerakkan kunci untuk membuka pintu itu.

Pintunya pun terbuka, Syera tak melihat siapapun di dalam sana, namun memang ada satu pintu lagi di dalam ruangan itu, seperti ruangan Louis.

Baru saja Syera ingin menghampiri pintu itu, pintu itu sudah terbuka dengan sendirinya, dari sana keluarlah Neal, rambutnya basah seperti habis berolahraga, dia berjalan ke arah lemari ya berada disana, ia mengambil handuk kecil, dan mengalungkannya di lehernya, ia pun berbalik badan dan menghampiri Syera yang sedang terdiam.

Neal : "Kau sudah selesai bicara dengan tuna Louis?," Namun Syera masih terdiam menatap Neal, "Heii!!," Neal melambaikan tangannya di depan mata Syera.

Syera : "Eh?..Oh, iya sudah selesai kok," Syera terlihat sangat gugup di depan Neal, ia terus memikirkan kejadian semalam saat Neal seperti mendekapnya dari belakang.

Neal : "Kalau begitu, ikut aku sebentar," Neal berjalan keluar pintu dan mengarahkan Syera untuk mengikutinya.

Syera : "Hei! Mau kemana?! Jangan asal menyuruhku selalu mengikutimu seperti itu donggg! Seenaknya saja!," Syera memang paling manis saat terlihat ngambek.

Neal : "I..ikut saja sudah, nanti ku jelaskan setelah tiba disana," Wajah Neal seketika memerah, dan tingkahnya menjadi gugup. Sembari berjalan Syera pun ikut mengikutinya.

#To Be Continued~